NovelToon NovelToon
Suami Ku Yang Relakan

Suami Ku Yang Relakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Dijodohkan Orang Tua / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: ScarletWrittes

Leon, pria yang ku cintai selama 7 tahun tega mengkhianati Yola demi sekertaris bernama Erlin, Yola merasa terpukul melihat tingkah laku suamiku, aku merasa betapa jahatnya suamiku padaku, sampai akhirnya ku memilih untuk mengiklaskan pernikahan kita, tetapi suamiku tidak ingin berpisah bagaimana pilihanku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ScarletWrittes, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

Sampai di sekolah.

“Kamu kenapa sih diem aja dari tadi? Kamu masih mikirin perkataan ibu-ibu yang barusan?”

“Enggak kok. Aku cuma lagi males ngomong aja, emangnya kenapa?”

“Kok tiba-tiba bisa malas ngomong? Emangnya kenapa? Kalau bukan gara-gara ibu tadi, pasti kamu nggak males ngomong. Udah deh, kamu ngaku aja sama aku. Aku tuh udah tahu kalau sifat kamu lagi diam atau marah tuh pasti kayak gini.”

“Enggak kok. Ya udah, aku kelas duluan ya. Sampai ketemu di kelas, bye-bye.”

Yoto hanya tersenyum sambil menggeleng kepala melihat tingkah wanitanya tersebut. Walaupun Yola gampang menutupi suatu masalah, Yoto selalu tahu apa yang ditutupi oleh dirinya.

---

Lorong kelas

“Yola, gua minta tugas lu dong.”

“Tugas apa ya?”

“Tugas Bahasa Inggris kemarin. Kamu pintar Bahasa Inggris, bolehlah bagi-bagi. Pelit banget sih, masa gue minta tugas Bahasa Inggris lu aja nggak boleh? Lagian pasti lu nyontek sama Yoto. Nggak mungkin lah lu sepintar itu, lagian gue juga tahu kali kalau otak lu pas-pasan.”

Yoto yang mendengar itu merasa marah dan langsung menggebrak pintu sambil menatap ke arah yang mengganggu wanitanya.

“Lu mau ngapain ganggu cewek gua? Jangan suka ganggu cewek gua, ya. Gua nggak suka lo sama cewek gua!”

“Loh, kenapa sih marah-marah aja, ganteng? Lagian kan niat aku baik, cuma minta tugas doang ke cewek ini. Emang salah? Lagian cewek ini tuh kayak parasit, tau nggak sih? Ngikutin kamu terus. Kamu nggak merasa deh kayak parasit apa?”

Yola yang mendengar itu tidak merasa sakit hati sama sekali. Memang dirinya merasa seperti parasit bila di sebelah Yoto, namun pandangan Yoto selalu membuat Yola menjadi tegar dan kuat.

“Menurut lu dia seperti parasit, tapi menurut gua, lu lebih parasit! Jangan lagi lu deketin Yola. Gua nggak suka kalau ada orang yang deketin Yola. Yola hanya boleh gue deketin, orang lain nggak boleh, kecuali ada kerja kelompok!”

Semua yang mendengar itu merasa tidak suka kepada Yoto. Walau bagaimanapun, Yoto pria populer di sekolah. Tetapi bukan berarti dirinya paling ganteng di sekolah, karena masih banyak yang lebih ganteng. Namun, tujuan Yoto hanya mau melindungi wanitanya, yaitu Yola.

Terdengar bunyi speaker sekolah bahwa nama Yoto dipanggil ke ruangan kepala sekolah. Yoto yang mendengar itu langsung menggerutu dan kesal sambil pergi ke arah ruangan kepala sekolah.

Wanita yang barusan mencoba membully Yola terdiam di pojokan, tidak bisa berkata apa-apa karena dirinya sudah kalah telak dibuat oleh Yoto.

---

Sesampai di ruang kepala sekolah

“Ada apa, Pa, panggil aku?”

“Ini tiket pesawat kamu. Hari ini kamu langsung pergi ke Malaysia untuk sekolah dan lanjut studi sampai kamu lulus kuliah di sana.”

“Maksud Papa apaan sih? Kenapa tiba-tiba suruh aku kuliah di sana? Aku tuh belum selesai sekolah, Pa. Nanti sekolah aku di sini gimana?”

“Tenang aja. Sekolah kamu di sini sudah Papa atur, jadi kamu di sananya tinggal melanjutkan saja. Kamu nggak usah takut kalau kamu bakal nggak naik kelas tahun ini, karena Papa sudah memperhitungkan segalanya. Kamu hanya perlu terbang dan belajar dengan benar.”

Yoto sangat kesal mendengar perkataan papanya, tetapi dia tetap mencoba membuat kegaduhan agar papanya tidak memaksanya lagi untuk pergi ke luar negeri untuk sekolah.

“Kenapa sih Papa harus selalu maksa aku untuk pergi sekolah ke luar negeri, padahal aku nggak pernah minta dan aku juga nggak mau, Pa?”

“Emangnya sejak kapan tujuan kamu dibutuhkan dalam keluarga ini? Kamu itu nggak bisa apa-apa, yang merusak dari hidup kamu ya saya. Emang kamu ada berkontribusi apa dalam hidup saya? Kamu itu saya yang hidupin, bukan kamu yang menghidupkan saya. Mengerti kamu?”

“Aku bukan robot, Pa, yang bisa Papa suruh-suruh. Aku juga punya kehidupan sendiri. Aku juga punya orang yang aku sayang, aku juga mau bersama orang yang kusayang, walaupun Papa nggak pernah merasakan kasih sayang dari Mama.”

Plak!

Tamparan yang melayang ke arah wajah Yoto sudah membuat papanya kesal kepada dirinya sendiri, sampai akhirnya papanya tidak merasa menyesal ketika menampar Yoto.

“Itu adalah hukuman yang pas buat kamu karena kamu sudah berbuat kurang ajar. Harusnya kamu hanya menjadi anak baik dan nurut saja kepada Papa. Nggak perlu yang namanya harus membentak atau melawan Papa seperti sekarang, karena kamu nggak ada kontribusi apapun dalam hidup. Apa kamu mengerti?”

“Terus kalau saya nggak ada kontribusi, saya bukan manusia gitu? Dan saya tidak punya hati? Maksud Papa apaan? Saya udah bilang ke Papa kalau saya memiliki orang yang saya cintai, dan Papa nggak bisa semena-mena dalam hidup saya.”

“Boleh kamu mencintai seseorang. Tapi kalau kamu mau lihat seseorang yang kamu cinta itu lebih menderita lagi daripada sekarang, Papa nggak akan segan-segan untuk mencelakakan orang yang kamu sayangkan itu kalau kamu tetap membantah Papa seperti sekarang.”

Yoto yang mendengar itu merasa kesal dan amarahnya semakin memuncak, sampai-sampai dirinya mencoba untuk memukul papanya.

“Apa kamu berani pukul Papa? Ya udah, pukul aja kalau itu bisa membuat kamu bahagia! Lagian kenapa harus setengah-setengah? Kalau emang kamu udah berani dan mencoba untuk berdebat dengan Papa demi wanita yang nggak berguna dan nggak ada harganya itu, Yot, Papa kasih tahu kamu ya. Di luar sana banyak wanita yang mencintai kamu, banyak wanita yang berkualitas. Kenapa harus wanita seperti itu, yang tidak ada harga dirinya? Dia itu seperti parasit di dalam hidup kamu, cuma bisa numpang sama popularitas kamu. Kamu tuh nggak sadar ya kalau kamu itu lagi dimanfaatkan sama dia?”

“Dimanfaatkan atau tidaknya, aku tidak apa-apa, Pa, selama itu dia. Karena aku terlalu mencintai dia sampai-sampai aku tidak mencintai diri aku sendiri. Kalau Papa merasa mencintai seseorang itu adalah parasit, tapi bagiku nggak. Karena bagi aku, mencintai seseorang itu adalah bentuk anugerah yang terindah dalam hidup aku, Pa.”

“Semua juga akan indah, tapi kalau sudah pada waktunya akan berakhir menjadi tidak indah. Maka dari itu, kamu jangan terlalu banyak berpikir hal-hal yang indah. Hidup itu bukan dongeng. Paham kamu?”

Yoto ingin membalas perkataan papanya kembali, tapi karena sudah terlalu marah, akhirnya Yoto mengurungkan niat tersebut.

“Pokoknya aku nggak mau ke luar negeri, Pa. Aku mau ke luar negeri kalau sekolah aku udah selesai. Aku nggak apa-apa soal itu, tapi kalau untuk sekarang aku nggak mau.”

“Karena wanita itu lagi, kan? Aku udah bilang kalau kamu sekali lagi ngelawan Papa, aku akan mencelakakan wanita itu kalau kamu mau.”

“Kenapa harus wanita yang kucintai sih, Pa? Kenapa nggak dengan cara lain? Emangnya Papa nggak capek ya udah menyiksa aku seharian? Nggak apa-apa udah mukul aku, apa masih kurang, Pa? Aku tuh harus gimana lagi di mata Papa biar Papa puas dengan segala sesuatu itu?”

“Kalau kamu berhasil di luar negeri, di Malaysia, Papa nggak akan menuntut kamu lagi untuk menjadi robot Papa. Tapi kalau kamu masih menjadi seperti sekarang, jangan pernah harap kamu bisa lepas dari Papa. Mengerti kamu, Yoto?”

Yoto mencoba mendengarkan papanya, dan akhirnya papanya menyewa dua bodyguard untuk membawa Yoto ke Malaysia.

“Pa, dengerin aku dulu! Papa tuh jangan main semena-mena gitu dong. Aku kan juga butuh speak up tentang hidup aku. Kenapa Papa selalu aja mengambil andil hidup aku, seolah-olah aku tuh robot Papa!”

“Kan Papa udah bilang kalau kamu itu memang robot Papa. Anak atau robot itu sama. Jadi lebih baik kamu tetap menjadi robot yang baik dan tidak melawan. Itu udah bagus. Bawa dia pergi dan jaga dia dengan baik. Lihat dia sampai dia terbang ke Malaysia, dan jangan beri dia uang sepeserpun agar dia tidak balik lagi ke sini. Mengerti kalian?”

Akhirnya kedua bodyguard itu membawa Yoto pergi dari ruangan kepala sekolah. Tetapi semua orang hanya diam di kelas masing-masing.

Kepergian Yoto sangat hening, dan tidak ada yang bisa berbuat apa-apa. Namun, Yola sangat khawatir kepada Yoto.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!