Ada yang kayak mereka nggak sih? Jodoh lewat chat? Ya ampyuun CHAT?? Iya ho'oh! Mereka nggak pernah ketemu, cuma bertukar kabar melalui pesan ketikan, nggak ada pidio kol (video call). Cuma deretan huruf tapi membuat hidup mereka semprawut!
Giliran ketemu secara nggak sengaja di dunia nyata, mereka malah kayak musuh bebuyutan! Pas kembali ke aplikasi, weeeh sayang sayangan lagi.
Di sini yang koplak siapa sebenarnya? Lintang nya? Bang Baga? atau.... Yang nulis cerita??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Syok
Zyan609 : Sayang, tahu nggak aku ada di mana? Di rest area jembatan gantung Rajawali. Di sini adem banget, yank. Pemandangannya juga indah banget. Kapan-kapan aku bakal ajak kamu ke sini buat lihat keindahan pemandangan di sini. Mau ya? Bareng kamu pasti keindahan di sini jadi berlipat-lipat jadinya. Maaf ya, yank.. Aku tadi di jalan, jadi nggak bisa bales chat mu. Miss you sayang ku.
Lintang menutup mulutnya nggak percaya. Dia sampai membaca dua tiga kali pesan yang muncul di ponselnya. Zyan609.. Itu Baga? Astagaaaaaaaaaaaa!
"Aduuuh pusing ai, mendadak ai sesak napas! Ai butuh udara..." Lintang mengipas ngipas telapak tangannya ke arah wajah. Seperti sedang kepanasan.
"Kenapa kamu? Dulunya hidup di air ya, makanya ada di darat bentaran kok jadi klagepan gitu." ejek Baga.
"DIAM!! DIAM DI SITU, JANGAN KEMANAPUN, JANGAN IKUTIN AI.. AI PUSING LIAT YOU!!" Lintang memutar balik tubuhnya, tujuannya satu. Pergi dari hadapan Baga secepatnya.
"Astaga! Astaga... Demi apapun, dari jutaan lelaki di seluruh Indonesia, kenapa harus dia yang jadi pacar online ai?? Ya Tuhaaaan ku Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, apa ini kurma karena ai udah terlalu benci sama mahkluk ciptaan Mu yang nggak banget itu??" segala kurma dibawa-bawa.
Ngocehnya sambil jalan menuju mobil. Dia nggak mau menatap ke arah ponselnya meskipun dari tadi udah bergetar, berbunyi, seperti minta dibelai manja.
Sedangkan masih di tempat yang sama, di rest area jembatan gantung Rajawali, Baga menatap kepergian Lintang tanpa berniat mencegah gadis itu pergi. Berurusan dengan Lintang hanya akan membuat kepalanya nyut-nyutan. Bukan ide yang bagus mengajak gadis kemoceng itu kembali bergabung dengan tim nya. Mungkin Baga akan dimarahi bapak Abhi, tapi kemarahan bapaknya terdengar lebih manusiawi daripada harus setiap hari bertemu dengan gadis mejikuhibiniu itu.
Sampai di rumah dengan keadaan murka luar biasa, Lintang melewati begitu saja para pelayan dan pekerja yang menunduk atau menyapanya. Mood nya buruk! Dia marah tapi entah mau dilampiaskan pada siapa.
"Mamiiiiiiiiiiii, bapak ai di mana mamiiii?!!" Teriakan Lintang berhasil membelah ketenangan di rumah.
"Astaghfirullah hal adzim.." Emak Tisya yang lagi make up, seketika terkejut mendengar anak Tarzan nya pulang sambil teriak-teriak. Alhasil, lipstik merah ceri itu bukan hanya mewarnai bibir emak Tisya, tapi juga pipi dan giginya.
"Hiiiiiih, anak itu!! Apa nggak bisa sehari aja nggak bikin jantungan?! Untung jantung ibun nya ini tempelan langsung dari sononya, coba kalo ditempelin pakai solasi, udah copot dari dia masih orok kali!" Emak Tisya mengelap bekas coretan lipstik salah tempat di pipinya.
"Mamiii--"
"Nggak usah teriak-teriak kayak Tarzan kesurupan ya kamu, Ntang! Apa sih siang-siang gini udah bikin geger rumah? Kamu nyari bapakmu jam segini di rumah, ibarat nyari label halal di botol minuman keras, nggak mungkin ada!" naaah, emak Tisya udah keluar dari kamarnya. Dia berjalan sambil membawa tisu di gosok-gosokin ke pipi. Hanya pipi yang digosok kayak gitu karena mungkin dia nggak tau kalau giginya juga ternoda oleh lipstik yang salah jalan.
Lintang duduk di sofa, melemparkan tasnya begitu saja. Mukanya memancarkan kekesalan tingkat tinggi, emaknya bisa merasakan aura 'nguntal wong' dari jarak dia duduk sekarang.
"Ada apa? Tarik napas dulu pelan-pelan, lalu cerita sama ibun, kamu kenapa nyari bapakmu sampai segitunya." meski tampak sangar, emak Tisya tetap lah emak yang pengasih lagi penyayang.
"Tarik napas? Tarik nyawa orang juga ai bisa lakukan sekarang, mamiii! Ai kesel, ai marah, ai pete!" Lintang memikul sofa dengan tinjunya. Kalau ini film kartun, maka dari hidung, telinga dan ubun-ubun Lintang pasti udah keluar asapnya.
"Bete, Ntang bete! Pete itu anak tirinya jengkol. Nggak usah kamu seret-seret makhluk lain yang nggak bersalah ke dalam masalah mu." tegas emak Tisya membetulkan kosakata Lintang yang makin semprawut.
Lintang mendengus. Dia menatap ke arah lain, butuh waktu beberapa menit untuk dia memenangkan diri. Dan emak Tisya membiarkan putrinya mengolah emosi sendiri. Sambil menunggu anaknya mau berbagi cerita, emak Tisya mau touch up sekali lagi. Kali ini harus lebih berhati-hati karena di sampingnya ada Grandongwati yang lagi 'petean', katanya.
"Ini nggak mungkin kan, mami?? Ai pasti hanya berhalusisapi, kan? Ai pacaran sama dia selama tiga ratus enam puluh empat hari dan hari ke tiga ratus enam puluh lima hari nya, ai baru tau kenyataan kalau, kalau yang pacaran sama ai itu... Oh my my.. No!! Ai semampai nggak bisa berkata-kata. Ai mau banting ponsel ini aja!!" yang dipegang hp emaknya.
"Heeeeeh!! Taruh nggak itu hape, taroooh!! Marah ya marah tapi jangan edan juga! Itu hape ibun tau! Sembarang mau main banting!" emak Tisya langsung mengamankan ponselnya dalam dekapan. Takut banget dia kalau ponsel yang dia timang seperti anak sendiri itu berubah jadi barang pecah belah akibat kejoliman putrinya.
"Kamu ngomongnya makin nggak banget deh, Ntang. Timbang sibuk mau gabung di kantor hukum, mending kamu les bahasa Indonesia aja deh. Kayaknya itu lebih bermanfaat bagi pendengaran manusia lain di sekitar mu." karena emak Tisya menyadari jika typo anaknya udah meraja lele. Halusinasi kok jadi halusisapi...
Terlihat Lintang belum mau bicara, emak Tisya pun berinisiatif untuk menghubungi pawang anaknya. Siapa? Ya suaminya lah, siapa lagi?!
Tampak emak Tisya bermain dengan ponselnya yang dilakukan adalah mengirim pesan kepada suaminya, setelah pesan terkirim, beliau kembali merapikan dandanan yang tertunda beberapa dekade lamanya.
Lintang merasakan ada getaran di dalam tasnya disertai bunyi yang sangat familiar. Biasanya jika mendengar bunyi nada tersebut dari ponselnya, dia akan langsung gercep ngambil ponsel, cengengesan menunjukkan deretan gigi setelahnya. Tapi kali ini enggak! Dia diam, bahkan melengos seolah setan budeg lagi menguasai dirinya.
Dia seperti itu karena nada tersebut merupakan notifikasi dari aplikasi pesan chat yang selama ini membersamainya. Lintang paham banget siapa yang memberondong dirinya dengan pesan tak berjeda seperti itu, ya si Zyan609 itu lah! Aaah.. Mungkin lebih tepat kalau manggilnya Baga aja ya sekarang, kan Lintang udah tau identitas pacar online nya.
"Hape mu tuh bunyi terus. Nggak ada niat buat ngebanting tuh hape, hah?" tantang emak Tisya sudah selesai dengan make up nya.
"Mamiiiiiii, jangan bikin ai tambah erosi miiiiii, ai lagi nggak mood buat beranda!"
"Terseraaaaaaah..!" Emak Tisya terdengar nggak ada prihatinnya sama sekali dengan suasana hati anak tunggalnya.
"Mami, ai mau pindah ke luar negeri aja, boleh?" tanya Lintang mau nangis.
"Luar negeri? Ke mana? Kamboja? Jangan. Di sana ginjal di jual murah. China? Mau kamu dikuliti hidup-hidup, dijadiin patung, ditaruh di museum? Di mana, coba sebutin negara mana yang mau kamu tinggali?"
Emang paling bener cerita apa-apa itu sama bapaknya, emak Tisya nggak membantu menenangkan hati Lintang yang lagi galau, gundah, gulana seperti sekarang ini.
"Mami. Coba mami bercermin, gigi mami lagi ngode minta di mani pedi tuh. Ai kasih saran, jangan pakai warna merah mi, nggak terlihat aesthetic sama sekali. Nggak cocok buat gigi mami." Lintang membuat emaknya seketika mengambil cermin ajaibnya dan berkaca sambil mringis menunjukkan deretan gigi ternoda gincu abang.
"Kamu lihat ini dari tadi? Kok kamu nggak bilang sih, Ntang?!" pekik emak Tisya sambil gosokin gigi bagian depan dengan tisu. Udah kayak gosok lampu ajaib yang ditinggali jin aja!
"Mami nggak tanya." jawab Lintang cepat.
"Wooow sableng!" kesal emak Tisya ditengah-tengah acara membersihkan gincu di bibirnya.
aku malah mikirnya dia kasih Paramex tadi🤦🏻♀️ taunya feminax😐
bisa kali Tang ungkap akun² anonim disini yg kurang kerjaan mampir² di trending org 😌