NovelToon NovelToon
Kebangkitan Dewa Pedang Abadi

Kebangkitan Dewa Pedang Abadi

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Kelahiran kembali menjadi kuat / Romantis / Epik Petualangan / Reinkarnasi / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Nugraha

Cerita ini adalah kelanjutan dari Reinkarnasi Dewa Pedang Abadi.

Perjalanan seorang dewa pedang untuk mengembalikan kekuatannya yang telah mengguncang dua benua.

Di tengah upaya itu, Cang Yan juga memikul satu tujuan besar: menghentikan era kekacauan yang telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu, sebuah era gelap yang pada awalnya diciptakan oleh perang besar yang menghancurkan keseimbangan dunia. Demi menebus kesalahan masa lalu dan mengubah nasib umat manusia, ia kembali melangkah ke medan takdir.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nugraha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1 : Pedang Huang Ming Jian

Di tempat yang jauh, berdiri sebuah bangunan megah dengan perlindungan yang tak tertembus. Di dalamnya tersimpan sebuah token giok yang dijaga rapat dalam tempat kaca yang berkilauan.

Token giok itu tampak redup selama berabad-abad, tanpa memancarkan aura atau energi apa pun, seolah-olah didalam token giok itu sudah tidak ada lagi kehidupan. Namun, hari ini tiba tiba keheningan itu pecah.

Token giok tersebut memancarkan cahaya keemasan yang luar biasa, mengirimkan gelombang energi yang membumbung tinggi ke langit. Cahaya itu begitu kuat menerangi seluruh penjuru tempat itu. Aura yang terpancar membuat langit seolah terbelah, menarik perhatian semua orang di sekitarnya.

"Apa yang terjadi?" seru salah seorang tetua yang berada di sana, suaranya penuh keheranan dan kewaspadaan. Tanpa membuang waktu, ia berlari menuju sumber energi keemasan itu. Saat tiba di lokasi, para kultivator telah berkumpul, semuanya terdiam dalam keterkejutan.

Di antara mereka, seorang pria paruh baya dengan aura yang memancarkan kewibawaan melangkah maju. Dialah Ketua Sekte Dewa Abadi, Lei Shang.

Alisnya berkerut dalam-dalam saat ia mengamati energi yang terpancar dari tempat kaca itu. Dengan langkah yang tegas ia membuka pintu menuju ruangan tempat token giok disimpan. Para tetua lainnya mengikutinya dengan rasa ingin tahu dan penasaran.

Di dalam ruangan itu mereka melihat token giok yang telah padam selama hampir enam ratus tahun, kini bersinar kembali dengan terang, dan memancarkan energi yang menggetarkan jiwa siapa pun yang merasakannya. Lei Shang memandangi token giok itu dengan mata melebar, jiwanya benar benar terguncang dengan hebat. Ia tidak percaya pada apa yang dilihatnya.

"Ini adalah token giok jiwa milik Cang Yan," gumamnya pelan, bahkan nyaris tak terdengar. Namun, dalam suaranya terdapat getaran yang mengungkapkan betapa besar keterkejutannya. Tubuhnya sedikit bergetar, dia mengepalkan tangannya dengan erat dan memancarkan kemarahan yang luar biasa.

"Cepat cari tau darimana tempat kebangkitannya berasal."

Sementara itu, tidak jauh dari Sekte Dewa Abadi, di sebuah gua terpencil yang tersembunyi di pegunungan dalam wilayah sekte, seorang pria tua sedang bermeditasi dengan tenang. Tiba tiba ia mendadak membuka matanya perlahan. Mata itu bersinar seperti bintang yang menembus kegelapan gua. Ia langsung tersenyum tipis, dan senyuman itu penuh dengan misteri dan kehangatan.

"Aura ini, berasal dari Token Giok miliknya." katanya dengan nada pelan namun penuh emosi. "Kau akhirnya kembali Yan’er."

Pria itu bangkit perlahan, tubuhnya seketika memancarkan kekuatan yang luar biasa. Tatapannya mengarah ke kejauhan ke arah sumber energi yang baru saja meledak. Seolah-olah ia telah menunggu momen ini selama ratusan tahun, bahkan hatinya dipenuhi harapan dan kerinduan.

Sementara di dalam dimensi simbol kuno, Cang Yan dan naga emas tengah berbincang-bincang. Dalam percakapan itu, Cang Yan mulai menyadari sesuatu, energi spiritual di area dimensi terasa sangat lemah, bahkan hampir tidak ada sama sekali.

"Tempat apa ini Huang Long?" tanya Cang Yan dengan alis berkerut.

"Maaf Tuan, aku lupa memberitahumu," jawab naga emas dengan nada hormat. "Ini adalah ruang dimensi, sebuah alam kecil yang diciptakan seseorang."

"Ruang dimensi? Pantas saja energi spiritualnya begitu lemah. Apakah anak ini yang menciptakan tempat ini?" tanya Cang Yan lagi, nada suaranya terdengar penasaran.

"Bukan Tuan, Ruang ini diciptakan oleh leluhur sekte tempat anak ini belajar kultivasi."

"Leluhur sekte..." gumam Cang Yan pelan. Tiba-tiba dalam ingatannya melintas potongan-potongan kenangan yang muncul di pikirannya.

Ia melihat kilasan memori milik Li Wei. Dalam memori itu sosok seorang lelaki tua muncul, leluhur sekte bernama Jiu Shen orang yang telah menciptakan dimensi ini.

"Sepertinya leluhur sekte ini adalah ahli dalam teknik jiwa," ujar Cang Yan dengan mata menyipit, mencoba mencerna informasi dari ingatan Li Wei.

"Aku melihat dari ingatan anak ini bahwa dimensi ini diciptakan menggunakan aura jiwa yang sangat tinggi."

Cang Yan mengalihkan pandangannya ke dalam jiwanya sendiri. Di sana, ia melihat sesuatu yang membuatnya tercengang, sebuah pusaran kecil yang berputar dengan lembut. Pusaran itu memancarkan cahaya yang misterius namun memikat.

"Pusaran ini, Ini adalah Pusaran Esensi Jiwa Langit!" seru Cang Yan dengan mata berbinar penuh kegembiraan.

"Tidak kusangka, dalam kehidupan ini aku dapat melihat esensi yang telah kuimpikan seumur hidupku. Sebuah esensi yang luar biasa sulit untuk dipahami."

Huang Long, yang berada di sampingnya hanya tersenyum tipis.

"Apa anak ini telah menguasai esensi jiwa inji?" tanya Cang Yan, matanya menatap naga emas dengan antusias.

"Benar Tuan, Anak ini sangat jenius. Bahkan di usianya yang masih muda, ia telah berhasil memahami salah satu esensi yang paling sulit, dan itu adalah Esensi Jiwa."

Mendengar penjelasan itu, Cang Yan tersenyum puas. Ia tidak hanya terkesan dengan kemampuan Li Wei, tetapi juga menyadari potensi besar yang ada di dalam diri anak ini.

Setelah merenung sejenak, Cang Yan melihat ke arah cincin penyimpanannya. Dengan indra spiritualnya ia melihat bahwa di dalam cincin ini terdapat sebuah pedang putih.

Ia mengulurkan tangannya dan mengeluarkan pedang tersebut. Saat pedang itu berada di genggamannya, Cang Yan menatapnya dengan penuh perhatian.

"Pedang yang cukup bagus," gumamnya sambil memeriksa bilahnya. Tak lama kemudian potongan ingatan Li Wei muncul di benaknya. Pedang ini menurut ingatan itu bernama Pedang Angin Surgawi. Cang Yan mengalihkan pandangannya ke arah Huang Long yang berada di depannya.

"Huang Long, mulai sekarang kau tidak perlu tinggal di dalam jiwaku lagi," kata Cang Yan sambil mengangkat pedang di tangannya.

"Aku akan memberimu tempat baru. Jadilah roh pedang ini untuk sementara, hingga kita menemukan pedang Jinlong Dao."

Naga emas itu melirik pedang putih di tangan Cang Yan, matanya bersinar dengan rasa hormat. Ia kemudian mengangguk dengan setuju. Tanpa membuang waktu Cang Yan membentuk segel tangan dan pedang di tangannya mulai bersinar terang.

Huang Long kemudian berubah menjadi energi emas yang memancar dengan megah, sebelum menyatu dengan pedang tersebut.

Dalam sekejap, pedang putih itu berubah warnanya yang semula putih kini berganti menjadi emas yang menyilaukan, memancarkan aura agung dan berwibawa. Cang Yan menatap pedang itu dengan penuh kekaguman sebelum menyarungkannya di punggungnya.

"Pedang ini, yang sebelumnya bernama Pedang Angin Surgawi, akan kuberi nama baru," kata Cang Yan dengan suara mantap.

"Pedang Huang Ming Jian, Pedang Cahaya Emas."

Di dalam pedang tersebut, jiwa naga emas berbicara dengan suara yang penuh penghormatan. "Nama yang bagus Tuan," katanya.

Naga emas, sebagai roh pedang memiliki kemampuan luar biasa. Ia tidak hanya bisa berbicara dengan Cang Yan kapan saja, tetapi juga mampu mengendalikan pedang itu tanpa perlu campur tangan langsung dari tuannya.

Inilah alasan mengapa Cang Yan tidak menyimpan pedang itu di dalam cincin penyimpanannya. Dengan begitu, Huang Long bisa bergerak bebas, bahkan keluar dari pedang kapan saja jika diperlukan.

Dengan menghirup udara perlahan, dia bergumam kepada huang long. "Huang Long, saatnya kita berpetualang dan meneruskan perjuangan kita sebelumnya."

Pedang Huang Ming Jian yang bersinar emas bergetar pelan di punggungnya, seolah merespons dengan semangat yang sama. Suara naga emas terdengar di benaknya dengan tenang namun penuh wibawa.

"Aku siap Tuan."

1
Nanik S
bukankah Li Wei ada ditempat yang sama... kenapa tak ada yuh menyadari
Celestial Quill: harus di baca dulu bagian terakhir dari reinkarnasi dewa pedang abadi🤭
total 1 replies
Nanik S
Li Wei ternyata banyak gadis yang menunggu... gawat
Nanik S
lanjutkan Tor dan makin bagus
Nanik S
Lanjutkan
Nanik S
Shiiiip
Nanik S
Dominan Pedang
Nanik S
Laaaanhut
Nanik S
Teman makan teman
Nanik S
Good Joob
Nanik S
Beri saja Teknik dari langit
Nanik S
Siapa suruh mau membantu
Nanik S
Shiiiip
Nanik S
Cuuuuuus
Nanik S
Teruskan Tor
Nanik S
Mcnya kenapa begitu saja mau
Nanik S
Lanjutkan Tor
Nanik S
Ceritanya menarik sekali
Nanik S
Lanjut terus
Nanik S
Ceritanya Bagus Tor
Green Boy
Seru
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!