Kesalahan fatal yang Zea lakukan untuk kabur dari bodyguard telah merubah seluruh hidup nya , karena ingin bersembunyi membuat Zea tanpa sadar masuk kedalam kamar seorang Mafia yang tengah mabuk .
Malam itu telah merubah segalanya hingga Zea harus menikah dengan Axel karena meraka telah melewatkan satu malam bersama .
" Mau kemana Girls?" pertanyaan Axel menatap noda diatas ranjang dengan tatapan sayu.
" Mau pulang " tangis Zea duduk memeluk lututnya, menangis sejadi-jadinya.
Axel menatap ke arah pintu yang terdengar ramai sekali orang diluar bahkan sudah terdengar baku hantam yang tak terelakkan.
yuk baca🔥
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13
" Kalau tuan emang nggak mau cerita yaudah , lagian aku ," Zea akan berdiri namun Axel memegang tangan nya .
" Aku tidak pernah bercerita pada siapapun tentang masalah ku " pernyataan Axel .
" Ya makanya cerita " kata Zea yang siap mendengarkan cerita Axel .
" Kamu menyuruh aku bercerita untuk mengorek informasi?" pertanyaan Axel malah mencurigai Zea .
" Ohhhh, tuhan " Zea bernafas lelah yang membuat Axel mengulum senyum, sekarang dia yakin kalau Zea hanya ingin mendengar cerita tidak ada niatan lain .
" Zea sejak kecil aku ," Axel menceritakan masa kecilnya yang hidup bahagia dalam keluarga yang sangat menyayangi nya sampai akhir semuanya berubah berantakan ketika Axel memilih jalan hidup nya sendiri .
" Astaga ada ya orang kayak tuan, dimana-mana orang itu dari tersesat menemukan jalan lurus tapi tuan benar-benar miris dari jalan yang lurus malah menyesatkan diri sendiri" kata Zea malah menghakimi Axel .
Sekarang Zea mengerti kenapa kedua orang tua Axel marah sampai tidak menyapa nya lagi, bagaimana bisa anak yang sudah dipersiapkan untuk memimpin perusahaan keluarga dan punya masa depan cerah malah banting setir jadi seorang kriminal.
" Zea kau sama saja dengan keluarga ku, tidak pernah bisa mengerti dengan keinginan aku " kesal Axel karena lagi-lagi Zea bereaksi sama seperti orang-orang disekitar nya.
" Ya masalah apa lagi yang kau inginkan Tuan Axel, apa dengan semua yang diberikan keluarga mu belum cukup hingga membuatmu memilih menjadi mafia " kata Zea juga tidak habis pikir .
" Zea aku seorang laki-laki sejati dan ingin berdiri diatas kakiku sendiri bukan mengharapkan warisan sehingga harus tunduk pada keluarga " prinsip Axel .
" Itu prinsip yang bagus , cuma nggak jadi seorang mafia juga " kata Zea memuji Axel diawal dan ucapan nya menyakitkan juga diakhir.
" Ya bagaimana lagi aku menemukan diriku yang sesungguhnya di dalam dunia mafia , aku sangat menjiwai nya Zea namun tidak seorang pun dari keluarga ku yang mendukung nya " kata Axel .
" Keluarga mana yang akan mendukung pewaris tahta nya menjadi seorang kriminal " pernyataan Zea .
" Sudah aku katakan kalau aku hanya membunuh musuhku dan ada perbedaan jauh antara menghukum orang yang bersalah dengan membunuh orang-orang tidak berdosa " kata Axel yang paham juga semua itu secara keseluruhan.
" Baiklah jika memang begitu , sekarang katakan padaku apa yang tuan rasakan setelah menuruti semua keinginan dalam diri tuan itu ?" pertanyaan Zea .
" Aku puas dan bahagia karena bisa memenuhi ambisiku " pernyataan Axel .
" Tapi tuan harus membayar mahal untuk itu dengan kerusakan hubungan tuan dengan kedua orang tua " ucap Zea .
" Tidak ada yang rusak Zea aku masih menyayangi mereka sama seperti dulu tidak ada yang berubah " kata Axel .
" Aku tau mungkin sifat pembangkang dan keras kepalaku telah membuat kedua orang tua ku kecewa namun aku yakin suatu saat ketika emosi mereka meredup maka mereka akan memaafkan ku " ucap Axel .
" Huhhhh" Zea menarik nafas berat .
" Kenapa Zea apa ada yang ingin kamu katakan ?" pertanyaan Axel menatap Zea yang bernafas berat .
" Tidak ada , percuma menasehati orang keras kepala bahkan orang tua tuan saja sudah menyerah apalagi aku yang bukan siapa-siapa" kata Zea segera berdiri dan masuk kedalam kamar mandi .
" Zea benar-benar wanita aneh, dia yang meminta aku bercerita tapi dia juga yang emosi sendiri sampai mengatakan aku keras kepala " ucap Axel mengambil bantal sofa dan berbaring.
Axel membuka laci disamping sofa untuk mengambil rokoknya namun tidak menemukan apa-apa disana .
" Siapa yang berani membuang nya " geram Axel yang punya stok banyak namun tidak sebatang pun tertinggal.
" Siapa yang membuang rokok ku ?" pertanyaan Axel dengan tegas begitu keluar kamar bertanya pada beberapa pelayan .
" kami tidak membuang nya tuan " pengakuan mereka dengan takut .
" Bukannya kalian yang selalu membersihkan kamar jika tidak kalian lalu ,,,, Zea " suara kecil Axel diakhir kalimat nya begitu teringat .
Axel kembali menutup pintu dan menguncinya karena sudah malam juga .
" Zea kamu yang membuang rokok ku ?" tanya Axel karena rasanya tidak ada yang akan berani melakukan itu kecuali Zea .
" Hehhh, menuduh ya apa tuan punya bukti " kata Zea yang baru keluar kamar mandi melap tangannya dengan tisu .
" Apa aku harus melihat cctv itu "tunjuk Axel yang yakin sekali kalau Zea yang membuang nya .
" Wahhhh, tuan kau memang benar-benar kurang ngajar ya " emosi Zea yang sungguh tidak tau kalau ada cctv dalam kamar Axel .
Mana sering keluar kamar mandi cuma pakai handuk saja !!!.
Zea mengambil vas kaca lalu melempar cctv itu agar rusak , sungguh tidak tau dan bagaimana bisa Axel memasang cctv di dalam kamar .
" Zea " teriak Axel langsung memeluk Zea dan melindungi nya dari pecahan beling dari vas yang Zea lempar ke dinding .
" Kamu ini benar-benar tidak bisa berpikir ya , kalau semua pecahan beling itu melukai kamu bagaimana" marah Axel yang meringis karena tangan dan lehernya terkena pecahan beling akibat melindungi Zea .
" Tuan yang tidak berpikir , bisa-bisanya memasang cctv dalam kamar " kata Zea juga tidak kalah emosi karena tindakan tidak benar yang Axel lakukan.
" Ya apa salahnya ?" kata Axel mengulum senyum paham kenapa Zea marah .
" Kau masih bertanya kenapa , kadang jika kau tidak ada aku keluar kamar mandi hanya menggunakan handuk" teriak Zea meronta-ronta.
" Aku , aku , tidak tau " kata Axel .
" Kau benar-benar ya " emosi Zea yang tidak tahan akhirnya menjambak rambut Axel .
"Zea , astaga" Axel benar-benar kewalahan menghindari pukulan Zea yang tengah marah sampai sudah menghindar dan menjauh hingga karena terus berjalan mundur kaki Axel menabrak ujung ranjang dan dia jatuh telentang diatas ranjang .
" Katakan apa kau pernah melihat cctv?" kata Zea yang sudah duduk diatas perut Axel .
" Tidak, aku belum melihat nya " pengakuan Axel dengan jujur .
" Mengapa bisa memasang cctv dalam kamar ?" kata Zea berhenti memukul.
" Tuan benar-benar kriminal kelas kakap " kata Zea setelah tersadar segera turun dari Atas tubuh Axel .
" Zea cctv itu memang sudah ada juga sebelum kamu disini dan , aku, aku lupa mematikan nya " kata Axel menggaruk kepalanya yang tidak gatal .
" Ya pertanyaan nya kenapa ada cctv di kamar tuan , apa tuan ingin menonton setiap adegan saat tidur bersama wanita-wanita yang menemani tuan " kata Zea dengan emosi mengambil vas keramik dan melempar sekali lagi cctv itu hingga rusak .
Axel langsung panas dingin jika teringat adegan yang dia lihat direkaman cctv saat dia bercinta dengan Zea.
" Zea seorang mafia itu hidup nya selalu dalam bahaya makanya disetiap ruangan ku ada cctv agar nanti mudah menemukan bukti jika ada yang mencoba melakukan kejahatan padaku " ucap Axel mengatakan alasan sebenarnya.
" Yaudah sekarang hapus video nya " kata Zea yang jujur saja pernah melepas baju diranjang karena berpikir Axel nggak ada .
"Mmmm" Axel nampak berpikir beberapa saat .
" Hapus tuan, hapuslah jangan sampai ditonton " mohon Zea