Lost Everything (Claire To Kyra)

Masih dengan senyum devilnya, Keenan “Jangan pernah mencoba bermain – main dengan ku!”

Setelah mengatakan hal itu, Keenan lantas melepaskan tubuh Kyra/ Claire. Ia lantas melenggang pergi dan meninggalkan Kyra/ Claire yang masih syok dan terheran dengan ucapan yang dikatakan Keenan barusan.

“Sudahlah jangan kau pikirkan ucapan Keenan! Dia memang seperti itu!” hibur Cedric lalu sambil akan menepuk bahu Kyra/ Claire namun dengan cepat Kyra/ Claire menghindar dari tangan Cedric yang sudah melayang dan hampir mendarat di bahunya. Kyra/ Claire lantas melenggang pergi tanpa mengucapkan sepatah kata apa pun pada Cedric. Sama seperti yang dilakukan Keenan pada Kyra/ Claire tadi.

Alfred hanya tersenyum mengejek ke  arah Cedric. Ia tersenyum sambil menggelengkan kepala. Ia menyesalkan sikap bodoh Cedric kerena berinisiatif untuk menghibur Kyra/ Claire dan berujung ia sendiri malah kini yang dipermalukan oleh Kyra/ Claire.

“Jika aku jadi kau, aku tak akan melakukan itu! Kyra yang sekarang bukanlah Kyra manja seperti dulu sebelum ia hilang ingatan” Alfred pun ikut menyusul pergi bersama dengan Felix.

“Kau memang teman yang tidak seirama Alfred!” sahut Cedric dan langsung ikut menyusul juga.

Kyra/ Claire merasa sangat emosi atas apa yang dilakukan oleh Keenan tadi. Rasanya ia ingin memukul kepala Keenan agar membuatnya tersadar jika Kyra yang saat ini berada di depannya sama sekali tidak ada rasa apa pun kepadanya. Tapi semua itu hanya ada di dalam khayalan Kyra, ia masih teringat dengan insiden bagaimana Keenan membunuh seseorang tepat di depan matanya. Ia juga takut jika hal itu akan terjadi pada dirinya.

Ponsel Kyra tiba – tiba bergetar dan menapilkan nama sang mommy di layar ponselnya.

“Iya mom?” tanya Kyra

“Sayang, nanti pulang sekolah jangan ada acara apa pun! Jika pun ada batalkan dulu! Kita nanti malam akan ada makan malam penting dengan sahabat daddy! Oke!” Apa yang ducapkan Allura adalah sebuah perintah mutlak untuk Queen. Jadi mau Kyra/ Claire menolak atau keberatan, tetap saja jawaban yang dikeluarkan harus iya.

“Iya mom” jawan Kyra dengan wajah malas.

“Kalau begitu mommy tak akan mengganggu mu lagi! Lanjutkan belajar mu!”

“Iya mom”

Kyra/ Claire lantas menyimpan kembali gawainya ke dalam saku dan melanjutkan jalannya menuju ke kelas.

“Hai Queen.. Kau masih marah dengan kami?” sapa Evelyn sambil merangkul lengan Kyra.

Kyra hanya menggelengkan kepala. Meskpin Kyra/ Claire menggelengkan kepalanya, tetap saja raut wajah yang di tampilkan Kyra tidak berubah. Dan itu membuat Evelyn dan Olivia sedikit sungkan dengan Kyra.

“Kau jangan berprasangka yang macam – macam! Kami ini adalah teman mu Queen..” tambah Olivia.

“Yang ku dengar juga seperti itu!” sahut Kyra dengan dingin.

Olivia lantas menarik lengan Evelyn lalu berjalan di belakang Kyra. “ Jika Kyra terus seperti ini, sumber kebahagiaan kita akan hilang Lyn!” Bisik Olivia pada Evelyn.

“Jangan bahas itu di sini!” Evelyn langsung memberikan tatapan tajam pada Olivia.

Selama ini Evelyn dan Olivia mau berteman dengan Kyra hanya untuk mereka manfaatkan. Sudah banyak benda yang mereka berdua dapatkan dari Kyra karena Kyra gadis yang bodoh dan mudah untuk di bodohi oleh mereka berdua. Tapi dengan keadaan Kyra saat ini yang hilang ingatan dan menjadi sangat dingin kepada mereka berdua menjadikan sumber keuangan mereka terhambat.

Evelyn lantas memberikan lirikan kepada Olivia. Setelah itu mereka berdua lantas meraih lengan Kyra secara bersamaan. “Pulang nanti kita jalan – jalan shopping yuk? Udah lama banget kita nggak jalan bareng lho Key!” bujuk Olivia sambil tersenyum menatap Kyra.

“Aku ada janji dengan mommy” jawab Kyra dengan senyum sedikit terpaksa menatap Olivia.

“Yaaaahhh…”

“Sudahlah.., Lagian Kyra memiliki hal penting yang harus ia lakukan! Jangan mempersulitnya!” sahut Evelyn.

‘Akting kalian sungguh bagus sekali! Jika saja aku belum mengenal kalian sebalumnya pasti saat ini aku sudah tertipu!’ ucap Kyra dalam hati.

“Bay the way, kenapa make up mu sekarang menjadi tampak pucat tidak bersinar seperti dulu Key?” Ucap Olivia begitu melihat dandanan Kyra tidak secetar seperti dulu.

“Benar sekali Keyr! Kau tampak pucat dan tidak cantik. Bagaimana jika Keenan sampai terpesona dengan wanita lain?” tambah Evelyn

“Aku tak mau seperti badut!” jawaban Kyra langsung membuat Evelyn dan Olivia terkejut. Mereka saling pandang lagi. di benak mereka berdua langsung muncul pertanyaan sama ‘Apakah Kyra ingat jika dulu yang menyuruhnya berdandan tebal adalah ide dari mereka berdua?’

“Eee… Tapi menurut ku kau lebih cantik dengan make up mu yang dulu sih Key.” Evelyn tetap melanjutkan aktingnya agar tidak membuat Kyra curiga. Disamping itu untuk membuat Kyra percaya dengan apa yang ia katakan.

“Tapi aku tak suka!” balas Kyra lagi.

“Sudahlah… Kita jangan memaksa Kyra lagi Evelyn! Kasihan Kyra masih belum bisa mengingat kenangannya dulu, kita jangan menambahi beban untuknya” Olivia ikut andil bicara dan seolah menentang apa yang Evelyn lakukan.

Mereka bertiga lantas masuk ke dalam kelas. “Key, lihat! Keenan sejak tadi menatap mu! Dia pasti sangat merindukan mu!” ucap Evelyn lagi.

Kyra benar – benar muak dengan mereka berdua. Ia lantas memikirkan cara bagaimana agar mereka berdua tidak mengganggunya lagi.

“Aku tak perduli!” Kyra berucap dengan cukup keras sehingga Keenan dan teman – temannya bisa mendengar apa yang Kyra ucapkan.

~**~

Sesuai yang sudah di janjikan oleh sang mommy, Kyra pulang sekolah tidak pergi kemana pun. Dan sesampainya di rumah, Ara sudah menunggunya dengan seorang lelaki yang berlagak seperti wanita.

“Hai nona Queen! Kita bertemu lagi!” sapanya pada Kyra dengan gaya yang gemulai.

Kyra hanya tersenyum dan menatap ke  arah sang mommy “Siapa dia mom?” tanya Kyra.

“Dia adalah Ronna sayang! Make up artis yang selalu kita panggil ke rumah setiap kali kita ada acara!” jawab Ara.

“Queen make up sendiri aja mom!” tolak Queen karena memang ia merasa tidak leluasa wajahnya di sentuh orang lain dan ini adalah yang pertama.

“No sayang! Kamu harus nurut dengan mommy!” Ara langsung menolak dengan keras. “Bawa Queen ke kamarnya! Kita bisa terlambat jika tidak segera!”

Queen benar – benar tidak bisa menolak. Bahunya langsung di raih oleh Ronna dan di bawa ke kamar Queen. Queen terkejut karena Rosa langsung tahu kamar miliknya. Dan itu artinya Ronna melakukan make up pada dirinya bukanlah yang pertama kali.

“Kau sudah pernah melakukan ini pada ku sebelumnya?” tanya Queen dengan penasaran.

“Oh Tuhan, my princess benar – benar hilang ingatan! I pikir My Princess hanya bercanda!” sahut Ronna menyayangkan hilangnya ingatan Queen. “ Benar sekali my Princess, I adalah make up artis yang selalu di gunakan oleh keluarga Miller!” tambah Ronna sambil menatap semua peralatan make upnya.

Akhirnya Queen pasrah ditangan Ronna yang bertangan lentik untuk memoles wajahnya. “Aku tak mau make up norak! Buat natural!” Ronna terkejut begitu akan mengaplikasikan primer ke wajah Queen.

“I tak salah dengar my Queen??” ucap Ronna dengan tangan melayang di depan wajah Queen.

“Apa aku terlihat sedang bercanda?” balas Queen sambil menatap jengah pada Ronna.

“Okey! Okey! Jujur, I pun lebih suka My princess bermake up natural. Karena wajah my Princess sudah perfect tidak perlu make up yang berlebih seperti dulu! Uupss!” Ronna langsung menutup mulutnya karena sudah terlalu jujur.

“It’s oke! Aku setuju dengan mu! Aku berasa seperti badut dengan make up tebal yang dulu ku gunakan!” Ronna pikir Queen akan marah seperti dulu… tapi ia justru malah sependapat dengannya.

“With pleasure, I dengan senang hati akan mengabulkan permintaan my princess!”

Hampir satu jam Ronna melakukan perombakan pada wajah Queen. “Oke! Mari kita hitung sampai hitungan ke tiga! One.., two.., three…!” Ronna lantas menyingkir dari hadapan Queen.

Queen langsung tersenyum menatap bangga pada hasil karya yang dilakukan Ronna pada wajahnya. “Ini sungguh aku?” tanya Queen.

“Sayang\, sudah bel___ Waooowww… Kau tampak benar – benar cantik sayang!” Ara yang kala itu akan memanggil Queen\, langsung terpesona dengan perubahan yang terjadi dengan putrinya. Queen benar – benar tampak berbeda.

“Bagaimana nyonya ratu?” tanya Ronna dengan kemayu

“Aku tak bisa berkata – kata Ronna! Putri ku benar – benar sangat cantik!”.. “ Ini sudah selesai?” Allura lantas teringat jika sudah waktunya untuk berangkat ke pertemuan. Sedangkan Alvin sudah di sana lebih dulu karena sebelumnya mereka memang sedang membicarakan tentang bisnis.