NovelToon NovelToon
NIGHT LIGHT

NIGHT LIGHT

Status: sedang berlangsung
Genre:Trauma masa lalu / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Nikah Kontrak / Reinkarnasi
Popularitas:512
Nilai: 5
Nama Author: Chichi

Ketika Pagi datang, Lucian Beasley akan pergi. Tetapi Malam hari, adalah miliknya. Lucian akan memelukmu karena Andralia Raelys miliknya. Akan tetapi hari itu, muncul dinding besar menjadi pembatas di antara mereka. Lucian sadar, tapi Dia tidak ingin Andralia melupakannya. Namun, takdir membencinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chichi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 12: Kematian Alvart

Sesuatu yang keras, namun hangat, dan sangat nyaman saat dipeluk, Andralia perlahan membuka matanya karena kenyamanan itu.

Kedua matanya yang sepat, terbuka lebar dengan cepat.

"HUAAAH!"

BRUAK!

BRUK!!!

Andralia berteriak. Menendang Lucian yang lengannya dia peluk. Tendangan itu sungguh keras. Sampai membuat badan Lucian benar-benar jatuh, dan karena tendangan itu, bibir bawah Lucian menghantam pinggiran meja dengan keras.

"Yang Mulia!? Anda kenapa?!" Lucian langsung bangun dari jatuhnya. Dan melihat Andralia duduk di tempat tidurnya.

Kening Andralia berkerut. Sebenarnya, dalam hati dia malu karena dia yang memeluk lengan Lucian saat tidur.

Andralia melihat bibir bawah Lucian yang berdarah. Itu membuatnya cukup terkejut dan merasa bersalah. "Tidak ada! Aku mau ke kamar mandi!" Tegas Andralia turun dari ranjangnya dan berjalan cepat ke kamar mandi.

Lucian mengaruk tengkuknya, lalu menyentuh bibirnya yang sakit. Dan ternyata, bibirnya berdarah. "Astaga...." lirih Lucian mengusap darahnya dan melihat kelopak mawar yang berserakan di kakinya.

Para pelayan datang, mengetuk pintu kamar mereka. Lucian masih telanjang dada dan hanya menggunakan celana tidurnya. Membukakan pintu untuk pelayan yang akan membersihkan kamar mereka.

Silvia dan para pelayan pribadi Andralia membekap mulut mereka saat melihat bibir Lucian yang berdarah dan bahu kanannya yang merah.

"Ekhemm" Silvia berdehem lalu membungkuk dan masuk ke dalam kamar itu.

Silvia bersama tiga pelayan lainnya melihat kelopak mawar itu yang berserakan di lantai. Mereka tertegun ditempat, kemudian wajah mereka memerah dan buru-buru membersihkan kamar itu.

Lucian yang melihat tingkah mereka sebenarnya sedikit heran. "Apa yang kalian pikirkan?" Tanya Lucian pada Silvia.

Silvia menunduk, berusaha menyembunyikan senyum yang hampir meledak. "Maaf, Luc... maksud saya-Tuan Lucian terlihat... segar pagi ini."

Lucian merasa asing dengan sebutan itu yang diberikan oleh Pelayan yang sudah dia anggap seperti kakaknya sendiri. "Tunggu! Kenapa kau memanggilku Tuan? Aku merasa terlihat tua!" Lucian buru-buru mendekati Silvia dan menganggu pekerjaan Silvian.

Mereka semua menahan tawa dan mengabaikan Lucian yang bertingkah kekanak-kanakan hanya karena panggilan itu.

Saat Andralia keluar dari kamar mandi, semuanya menjadi diam. Termasuk Lucian yang sebelumnya berisik.

"Apa yang kalian obrolkan? Kenapa terlihat seru?" Tanya Andralia.

Dua pelayan lainnya segera mengeringkan rambut Andralia.

"Ekhem, tidak ada. Karena pelayan sudah datang, aku akan pergi dulu" Lucian mengubah suaranya dengan cepat. Dan dia mengambil kemejanya sebelum keluar dari kamar itu.

Andralia melihat ke arah pelayan lainnya karena tidak mendapatkan jawaban yang dia inginkan dari Lucian.

"Tuan Lucian, keberatan saat kami memanggilnya dengan sebutan Tuan, Lady" jawab Silvia.

Setelah Andralia mendengarnya, dia mengabaikannya.

"Benar Lady, sebelumnya ada yang ingin Baginda Alvart sampaikan. Beliau menitipkan pesan kepada saya" ucap Silvia tiba-tiba.

"Ayah? Pesan apa?" Tanya Andralia menatap Lucian dari bayangan cermin di depannya.

Silvia mendekatkan bibirnya ke arah telinga Andralia, "Siang ini, akan ada kereta kuda yang akan mengantarkan Anda dan Tuan Lucian ke pulau sebrang untuk bulan madu. Selama sebulan" bisik Silvia.

Andralia merasa seakan dunianya pecah saat mendengarkan pesan itu.

"Sialan. Haruskah, aku terjun ke laut saja?" Andralia hanya bisa tersenyum kaku setelah mendengar pesan itu.

...♧♧♧...

"Ahahaha.... Saya rasa, ini ide yang buruk" ucap Lucian saat mendengar langsung ucapan Alvart tentang bulan madu itu.

"Ini terlalu cepat, Baginda. Bukannya-"

"Ayah." Sela Alvart.

"Uh maaf. Saya rasa ini terlalu cepat Ayah. Lagi pula, Yang Mulia Andr-"

"Istrimu" Alvart terus-terusan mengoreksi ucapan Lucian.

"Hahaha... Saya mohon Ayah. Istri saya pasti akan menolak kalau secepat ini...." Lucian hampir menangis karena koreksian itu. Bahkan tangannya terus bergerak, berusaha menjelaskan kondisinya.

"Andralia tidak akan menolak ucapanku. Dia masih gadis, jangan membuatku khawatir karena Suaminya yang sebelumnya juga menunda hal ini" jelas Alvart.

"Tapi Bagin-" Lucian dipelototi oleh Alvart. "Ay...yah! Kondisi saya berbeda, biarkan kami saling beradaptasi. Jika tidak, dia akan semakin benci dengan saya" jelas gelagapan Lucian.

Alvart menoleh ke arah Kyle untuk membantunya berbicara. Dan Lucian sudah menunjukkan senyuman kakunya, dia tau akan mendengarkan ceramah panjang Ayah angkatnya.

"Baik! Baik! Saya menyerah. Saya akan berangkat kalau Yang Mul- Istri saya menyetujuinya!" Tegas Lucian dengan cepat. Dia tidak mau mendengarkan suara cerewet Ayahnya.

Dan saat Andralia datang, Lucian sudah berpindah di sofa tempat dia biasanya istirahat di kamar Alvart.

"Apa maksud Ayah tiba-tiba memutuskan kami untuk di pulau sebrang selama sebulan? Ayah mengusirku dengan alasan bulan madu?" Mulut Andralia sungguh ringan saat dia sedang marah kepada Ayahnya.

"Ayah tidak mengusir kalian. Anggap saja ini hadiah dari Ayah, Ayah hanya bisa memberikan liburan di pulau itu. Bukankah, kamu sering meminta Ayah untuk liburan di sana?" Tanya Alvart.

Andralia mendengus. "Tapi, itu dengan Ayah. Lagi pula itu hanya angan-angan saat kecil. Dan sekarang berbeda. Aku lebih suka di sekitar Ayah untuk sekarang. Sampai Ayah sembuh. Lalu, ayo ke sana berempat. Aku, Ayah, Lucian, dan Ayah mertua" pinta Andralia menunjukkan senyum lebarnya sambil mengenggam tangan Ayahnya yang kurus.

Senyuman kecil terlihat jelas di wajah Alvart. Sayangnya, itu adalah senyuman terakhir Alvart. Alvart menghembuskan napas terakhirnya siang itu, saat mereka semua akan makan siang bersama.

"HUAAAAAA"

Tangisan Andralia menggema di seluruh kamar Alvart, menembus dada siapa pun yang mendengar.

"Ayaaaahhhh!!!! Syuuut!" Andralia pingsan karena luka batinnya terlalu dalam dan Lucian menahan tubuh Andralia yang pingsan di sebelahnya.

Wajah Andralia sungguh merah, basah karena air mata dan keringat. Lucian tidak tega melihat semua itu. Dia mengendong Andralia dan membaringkannya di tempat yang lebih nyaman. Napas Andralia beberapa kali terlihat sesegukan saat pingsan. Lucian mengusap kening Andralia perlahan. "Maafkan aku,..." Lucian mengusap air mata Andralia.

Andralia termenung sepanjang pemakaman Alvart. Dia hanya menatap peti yang dimasukkan dalam liang. Dia tidak memperdulikan dimana kepalanya bersadar. Berulang kali dia pingsan di bahu Lucian. Lucian hanya bisa memeluknya pelan, mengusap kepala Andralia dengan lembut.

Di dalam hati Lucian, dia bersumpah atas namanya sendiri, dia berjanji untuk tak pernah membuat Andralia menangis lagi.

"Huu...huuu... Ayaaah..." Andralia mengigau dalam pingsannya.

Saat Andralia sudah sadar, dia kini sudah berada di tempat istirahat, masih di pemakaman Raja, tidur dengan bantalan paha Lucian.

"Anda sudah sadar? Mau saya ambilkan minum?" Tanya Lucian melihat ke wajah Andralia.

Bibir Andralia berdenyut. Dia memalingkan wajahnya ke arah perut Lucian. Dia memeluk pinggang Lucian dengan erat. Kembali menangis untuk kesekian kalinya.

"Kenapa aku harus mengalami semua ini? Kenapa takdir memberiku cobaan bertubi-tubi seperti ini, Lucian???... Aku harus bagaimana? Aku harus bagaimana tanpa Ayahku????" Tanya Andralia.

Lucian tidak bisa menjawabnya. Dia mengusap kepala Andralia dengan lembut dan hati-hati.

Andralia kembali menangis semakin keras di sana. Dia sudah lelah dengan banyak perpisahan yang dia alami akhir-akhir ini.

1
gwramm
ini sihh ceritanya menarik bet aslii🤭💯🔥semmangatt kakk author😾✨
ChiArt_27: terima kasih kak❤️‍🔥
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!