NovelToon NovelToon
Istri Kecil Pak Dokter

Istri Kecil Pak Dokter

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Beda Usia / Dijodohkan Orang Tua / Dokter / Pernikahan rahasia
Popularitas:95.3k
Nilai: 5
Nama Author: Safira

Jodoh itu unik.

Yang selalu diimpikan, tak berujung pernikahan. Yang awalnya tak pernah dipikirkan, justru bersanding di pelaminan.

Lintang Jelita Sutedjo dan Alan Prawira menikah atas dasar perjodohan kedua orang tuanya. Selisih usia 10 tahun tak menghalangi niat dua keluarga untuk menyatukan anak-anak mereka.

Lintang berasal dari keluarga ningrat yang kaya dan terpandang. Sedangkan Alan berprofesi sebagai dokter spesialis anak, berasal dari keluarga biasa bukan ningrat atau konglomerat.

Pernikahan mereka dilakukan sekitar empat bulan sebelum Lintang lulus SMA. Pernikahan itu dilakukan secara tertutup dan hanya keluarga yang tau.

Alan adalah cinta pertama Lintang secara diam-diam. Namun tidak dengan Alan yang mencintai wanita lain.

"Kak Alan, mohon bimbing aku."

"Aku bukan kakakmu, apalagi guru bimbelmu yang harus membimbingmu!" ketus Alan.

"Kak Alan, aku cinta kakak."

"Cintaku bukan kamu!"

"Siapa ??"

Mampukah Lintang membuat Alan mencintainya? Simak kisahnya.💋

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13 - Wisuda

Dua minggu berlalu, Jakarta.

Lintang telah selesai melaksanakan ujian sekolah. Alan menepati janjinya datang ke Jogja untuk menjemput Lintang.

Acara perpisahan antara Lintang dengan keluarganya sempat diwarnai banyak pelukan dan tangisan. Terutama Lintang ketika harus berpisah dengan kedua orang tuanya.

Mami Sinta dan Lintang banyak mengeluarkan air mata. Tentu saja karena keduanya adalah ibu dan anak yang punya kedekatan hubungan begitu erat. Bik Kokom pun ikut dib0yong ke Jakarta.

Acara wisuda Alan pun tiba. Mama Dian dan Lintang ikut menemani Alan dalam acara tersebut.

Dalam balutan kebaya warna dusty pink dengan bawahan yakni kamen bordir warna senada yang berbahan katun premium full strait di mana benang cendana atau emas yang menjadi aksennya, membuat Lintang tampil cantik nan elegan di acara wisuda Alan.

Lintang selalu setia di sisi Alan selama acara berlangsung. Alan lulus dengan nilai yang begitu memuaskan. Lintang ikut terharu dan bangga atas segala hal baik yang telah diraih suaminya tersebut.

Mereka bertiga tak lupa mengabadikan kenangan dengan jepretan gambar dari juru potret yang biasa tersedia di acara wisuda.

Tak berselang lama, Alan dihampiri beberapa temannya lalu mereka saling mengobrol sembari berucap selamat dalam kondisi berdiri di halaman kampus yang cukup padat penghuninya saat ini.

"Mama mau ke toilet dulu ya. Udah gak tahan mau pi_pis," pamit Mama Dian pada Lintang.

"Mau Lintang temani, Ma?"

"Gak perlu. Kamu temani saja Alan. Mama segera balik lagi ke sini kalau sudah selesai,"

"Apa mama enggak tersesat kalau tidak ditemani?"

Lintang memberikan perhatian tulus pada ibu mertuanya itu. Terselip sebuah kekhawatiran yang terpancar dalam raut wajah Lintang. Mama Dian pun tersenyum penuh haru melihat perhatian kecil dari sang menantu kecilnya itu untuknya.

"Gak perlu, Sayang. Mama udah beberapa kali ke sini. Jadi mama udah paham kok letak-letaknya,"

"Baiklah kalau begitu. Hati-hati, Ma."

"Ya," sahut Mama Dian sebelum pergi meninggalkan Lintang dan Alan berdua di halaman kampus.

Lintang dengan setia berdiri di belakang Alan yang sedang asyik mengobrol dengan teman-temannya.

"Siapa itu, Lan?" tanya salah satu teman Alan berjenis kela_min laki-laki yang sedang berbincang bersama. Teman tersebut bertanya sembari melirik ke arah Lintang yang dia maksud.

"Oh, di_a a_dik sepupuku." Jawab Alan sedikit terbata-bata.

Deg...

Raut wajah serta tubuh Lintang memberikan reaksi terkejut karena mendengar jawaban Alan atas pertanyaan dari rekannya tersebut.

"Cantik dan imut ya adik sepupumu," goda salah satu rekan Alan yang lain seraya menatap penuh minat ke arah Lintang.

Lintang hanya mampu tersenyum tipis membalas tatapan dari teman sang suami. Walaupun dalam hatinya ada selaksa kecewa yang mendadak singgah karena Alan tak mengakui dirinya sebagai istri di depan teman-teman kuliahnya.

Akan tetapi, Lintang memilih berdiam, tidak membuka mulutnya sama sekali untuk membantah ucapan Alan pada teman-temannya. Lintang teringat pesan dari ibunya.

"Adek harus bisa menahan diri dari segala ujian yang datang menerpa baik kecil maupun besar. Menjaga marwah suami di hadapan orang lain. Bicara baik-baik berdua dengan Kak Alan jika ada yang mengganjal di hati adek dan dicari solusi bersama," tutur Mami Sinta.

"Doi udah punya pacar belum, Lan?"

"Kenapa?" balas Alan dengan nada suara mendadak datar dan terselip rasa tak suka mendengar pertanyaan dari rekannya itu. Cemburu tak kasat mata.

"Kalau adikmu masih single, ya mau aku ajak double an gitu Lan. Hehe..."

"Memangnya mau main badminton!" seru Alan semakin tak suka mendengarnya.

"Couple an, Lan. Pacaran lalu menikah gitu, Lan. Makanya aku tanya dulu ke kamu sekaligus minta izin dan restu kalau bisa dirapel biar langsung cepat jadi," kelakar rekan Alan yang tiba-tiba membuat panas hati seorang pria yang tak lain dan tak bukan adalah suami dari Lintang.

"Adik sepupuku gak boleh pacaran apalagi sama bujang lapuk dan playboy-playboy macam kalian!" tolak Alan.

"Yah, gagal maning deh inyong punya gebetan."

"Apesmu!" sungut Alan.

"Haha..." ujar teman-teman lainnya yang seketika tertawa terbahak-bahak melihat kelucuan yang terjadi.

☘️☘️

"Maaf," ucap Alan ketika mereka sudah berdua saja. Rekan-rekan Alan telah pergi.

Sejujurnya Alan merasa tak enak hati pada Lintang atas ucapannya beberapa menit yang lalu pada rekan-rekannya. Terutama perihal status hubungan mereka berdua.

Dikarenakan Alan dan Lintang melakukan pernikahan rahasia, jadi tak ada yang tau selain keluarga inti kedua belah pihak.

"Maaf untuk apa?" tanya Lintang.

"Ya, untuk tadi." Jawab Alan sedikit menggantung. "Tentang hubungan kita berdua yang sebenarnya," imbuhnya.

Lintang pun menganggukkan kepalanya. Tanda bahwa dia mengerti maksud Alan.

"Tak apa. Adek paham kok," ucap Lintang seraya tersenyum pada Alan. Berusaha menutupi titik-titik kecewa di hatinya.

Detik selanjutnya, Lintang teringat kesepakatan rahasia antara dirinya dengan Alan sewaktu mereka berdua kencan perdana di cafe.

"Kalau nanti kita sudah menikah, jangan sampai teman-temanku tau status kita berdua sebagai suami-istri. Baik teman di kampus maupun tempat kerja," pinta Alan kala itu.

"Kenapa, Kak?"

"Aku punya kontrak perjanjian dinas kerja dengan rumah sakit kalau tidak akan menikah dalam waktu satu tahun setelah lulus wisuda. Jika melanggar, maka kena penalti atau denda."

"Apa dendanya sangat banyak, Kak?"

"Iya, seharga satu rumah di Jakarta." Sel0roh Alan asal ceplos.

Lintang yang polos dan sudah terlanjur bucin sekali pada Alan, mengiyakan tanpa syarat apapun. Ia sepenuhnya percaya pada omongan Alan ketika di cafe.

Padahal faktanya jauh berbeda. Rumah sakit tempat Alan bekerja tidak memberikan syarat seperti itu.

Alan sengaja berbohong pada Lintang karena sejujurnya ia masih belum siap jika orang lain mengetahui pernikahannya dengan gadis bau kencur yang usianya beda jauh dengannya.

Apalagi ia tak melihat kelebihan apapun yang dimiliki Lintang. Kekurangan Lintang jelas banyak sekali yang terlihat di mata Alan.

Selain itu, karena di hati Alan masih mencintai sosok lain yang sudah menjadi milik pria lain. Masih berharap wanita itu menjadi pendampingnya. Walaupun janda sekalipun, ia siap menerimanya dengan tangan terbuka.

"Kamu pasti tau kalau kita menikah secara rahasia dan tertutup dari siapapun kecuali keluarga," ucap Alan seraya berusaha mengingatkan Lintang tentang kesepakatan mereka sebelum menikah.

"Iya, adek tau." Jawab Lintang singkat dan tumben tidak cerewet seperti biasanya.

Namun, justru hal ini semakin membuat hati Alan merasa bersalah pada istri kecilnya itu. Alan mende_sahkan nafasnya terdengar berat.

"Mama ke mana?" tanya Alan berusaha mengalihkan suasana agar tidak terus kaku dengan Lintang perkara status pernikahan yang disembunyikan.

"Ke toilet,"

"Oh, begitu."

Tiba-tiba terdengar suara seseorang memanggil Alan. Suara tersebut tak jauh dari belakang tubuh Lintang. Suara seorang wanita.

"Alan!" serunya.

Suara wanita itu terasa familiar di telinga Lintang. Seketika ia membalikkan tubuhnya guna melihat siapa yang memanggil suaminya. Didera penasaran.

Deg...

Bersambung...

🍁🍁🍁

*Oh...oh...siapa dia ??

Ada di next chapter ya.💋💋

1
kiya
ya sudahlah klo bgtu kelakuan mu lin, terserahmu lah, terima aja nanti klo si alan sesuka hati memperlakukanmu
As Lamiah
emang outour solehot ku ini pinter banget mengulk hati para reders yg baca kisah di setiap karunya mu tour yg selalu nagih nunggu up mu tour
As Lamiah
yaaaa gitudeh kalo bucin akut mah gak bisa marah beneran yg ada takut kehilangan 🤭
FP
terbaik
Eni Istiarsi
namanya juga bocik 😄
kaylla salsabella
alan ada di kamar mandi lin🤭
Teh Euis Tea
hadeuhhh dasar bocil bknnya bikin si alan yg merasa bersalah, makin menjadi tyh si slan di hawatirin makin merasa di atas awan, besok2 pasti di ulang lg
gemes sm si lintang jdnya
Nurminah
kita yg emosi yg buat cerita bikin pelakunya klepek ama spagetti
Nurminah
hadeh
dyah EkaPratiwi
lintang ngambeknya kurang lama
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
ish Lintang ngapain sih nangis nangis...biarin aja siAlan pergi
Nena Anwar
ya nggak lah Lintang SiAlan mana berani marah sama Gendhis, mau bilang nggak suka ponselnya dipegang aja dia takut dengan alasan Gendhis lagi hamil muda masa iya tibang bilang aku gk suka ponselku dipegang kamu Gendhis trus Gendhis keguguran gitu karena kepikiran SiAlan ngomong begitu
Tuti Tyastuti
nah jawab lan
Zuhril Witanto
enggak
Zuhril Witanto
mau ngajak makan malam
Zuhril Witanto
bagus lah gak di kasih
Zuhril Witanto
bagus
Zuhril Witanto
kok Alan jadi pengganti galih
Sri I
keren pokoknya
cecla9
syukurin loe Alam gaib
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!