NovelToon NovelToon
Land Of Eldoria

Land Of Eldoria

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Akademi Sihir / Perperangan / Fantasi Wanita
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: AzaleaHazel

Eldoria, yang berarti negeri kuno yang penuh berkah. Negeri yang dulunya selalu di sinari cahaya matahari, kini berubah menjadi negeri yang suram.



Ratusan tahun telah berlalu sejak peperangan besar yang menghancurkan hampir seluruh negeri Eldoria, membuat rakyat harus hidup menderita di bawah kemiskinan dan kesengsaraan selama puluhan tahun sampai mereka bisa membangun kembali Negeri Eldoria. Meskipun begitu bayang-bayang peperangan masih melekat pada seluruh rakyat Eldoria.



Suatu hari, dimana matahari bersinar kembali walau hanya untuk beberapa saat, turunlah sebuah ramalan yang membuat rakyat Eldoria kembali memiliki sebuah harapan.




"Akan terlahir 7 orang dengan kekuatan dahsyat yang dapat mengalahkan kegelapan yang baisa di sebut Devil, di antara 7 orang itu salah satu dari mereka adalah pemilik elemen es yang konon katanya ada beberapa orang istimewa yang bisa menguasai hampir semua elemen dari klan Es"


Siapakah ketujuh orang yang akan menyelamatkan negeri Eldoria?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AzaleaHazel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13

Beberapa hari berikutnya Liz kembali datang ke hutan yang sudah dia jadikan tempat latihannya beberapa waktu terakhir ini. Tapi kali ini gadis kecil itu tidak latihan dengan sabitnya, Liz duduk di bawah pohon dengan Eve yang ada di pangkuannya, sebelumnya Eve sudah menysuaikan besar tubuhnya agar bisa duduk di pangkuan Liz. Mereka melakukan itu bukan semata-mata untuk bersantai dan hal semacam itu, perhatian Liz dan juga Eve tertuju pada sebuah kitab.

"Apa lagi yang kau tunggu, cepat buka." Perintah Eve, dia mulai kesal karena sejak tadi mereka hanya memperhatikan kitab yang ada di tangan Liz, tapi anak itu belum juga membukanya.

"Ah ya, baiklah." Balas Liz sedikit tergagap.

Saat Liz membukanya, perlahan cahaya biru keunguan besinar dan perlahan memudar bersamaan dengan terbukanya kitab itu. Mata Liz berbinar melihat lembaran demi lembaran yang berisikan banyak tulisan, sedangkan Eve merasa jengah karena melihat isi kitab itu, padahal di dalamnya juga ada banyak gambar. Mungkin karena Liz suka membaca dan suka belajar membuatnya sangat bersemangat setelah membuka kitab itu.

"Sepertinya kitab ini cukup lengkap. Bagaimana kalau kita mencari informasi tentang Rudeon? Bukankah kitab ini datang bersamanya, pasti ada informasi tentang Rudeon di dalam kitab ini." Maksud Eve kemungkinan ada informasi tentang Rudeon di kitab milik Liz karena dulu kedua benda itu datang bersamaan.

Lagipula mereka masih belum mengetahui informasi apapun tentang Rudeon, senjata macam apa Rudeon itu? Atau kekuatan apa yang di milikinya, mereka masih belum mengetahuinya.

"Ya, mungkin saja kau benar, ayo kita coba cari." Balas Liz, dia mulai memeriksa lembar demi lembar halaman dari kitab itu untuk mencari informasi yang berhubungan dengan Rudeon. Cukup lama dia mencari, sampai akhirnya matanya membulat sempurna setelah membuka satu halaman bersama gambar Rudeon yang terlihat sama persis ada di dalam lembaran itu.

"Woah, ini benar-benar ada, Eve. Bahkan gambar Rudeon sangat jelas di sini." Ucap Liz antusias, dia menunjuk gambar Rudeon yang ada di lembaran itu agar Eve melihatnya.

"Benarkah? Ayo segera kita periksa." Balas Eve, mereka berdua akhirnya kembali fokus untuk memeriksanya.

Sang malaikat malam, Rudeon. Siapapun yang terbunuh oleh Rudeon, maka pemiliknya dapat menjadikannya Undead miliknya dengan cara menyerap bayangannya, karena itu tidak peduli tubuh orang yang terbunuh oleh Rudeon hancur atau terpotong-potong, pemilik sabit itu masih tetap bisa menyerap bayangannya dan bisa menjadikannya bawahannya.

Tanpa sadar Liz menelan ludahnya, matanya bergerak pelan melirik Rudeon, ternyata senjata miliknya cukup berbahaya. Bukankah itu gawat? Secara tidak langsung dia bisa memanipulasi mayat karena dirinya adalah pemilik dari Rudeon, ya walaupun tidak benar-benar mayat karena hanya bayangannya saja yang bisa di serap, tapi tetap saja kan? Ah sudahlah, kepala Liz rasanya sangat pusing memikirkan hal yang belum pasti, lebih baik dia meneruskan membacanya agar tidak menyimpulkan hal-hal yang belum pasti.

"Penyerapan bayangan bisa di batalkan jika pemilik Rudeon tidak menginginkannya." Liz kembali membaca lanjutannya, akhirnya dia bisa bernafas lega, berarti dia bisa menentukan mau menyerap bayangan atau tidak.

"Maksudnya itu semua tergantung keputusanmu." Ucap Eve menyimpulkan, membuat Liz mengangguk setuju.

"Lihat di sini juga tertulis, semua kekuatan yang di miliki mahkluk hidup yang terbunuh oleh Rudeon tidak akan hilang walaupun sudah menjadi undead. Hmm, itu berarti kau bisa menggunakan kekuatan undead itu untuk membantumu, lebih tepatnya kau bisa memanfaatkan kekuatan mereka." Eve berkakata lagi seraya menunjuk kalimat yang dia baca dengan sayapnya, lalu menyimpulkan apa yang ada di pikirannya.

"Ya, kurasa juga seperti itu, mungkin? Tapi rasanya agak menakutkan karena aku bisa memanfaatkan mayat." Balas Liz tidak yakin, dia tampak ragu untuk melakukan hal seperti itu.

"Itu tidak benar-benar bisa di sebut mayat, karena mereka sudah menjadi bayangan. Lagipula kau tidak akan membunuh jika itu bukan mahkluk jahat, jadi tidak usah merasa bersalah seperti itu." Ujar Eve panjang lebar, memang benar apa yang dia katakan. Mereka tidak akan sembarangan memakai kekuatan jika tidak ada yang memulainya lebih dulu, karena itu menurutnya kekhawatiran Liz tidak di perlukan.

"Tentu saja, memangnya kau anggap aku ini orang yang seperti apa?!" Balas Liz dengan pipi menggembung, dia pura-pura kesal dengan apa yang di katakan oleh Eve.

"Baiklah baiklah, bagaimana kalau kita periksa halaman yang lain? Kitab ini cukup tebal, mungkin ada banyak informasi di sini." Eve mengalihkan pembicaraan, lalu kembali menunjuk kitab yang ada di tangan Liz dengan sayapnya.

Liz mengangguk setuju. "Mari kita lihat, mungkin kau benar, Eve. Di sini ada berbagai nama tanaman lengkap dengan manfaat dan lebih lagi ada gambarnya, lalu ada banyak sekali mantra, tapi apa maksudnya ini?" Ucapnya setelah membuka lembar demi lembar halaman, ternyata ini sangat bermanfaat dan menarik, sepertinya semua yang mereka cari pasti ada di kitab ini.

"Oh, sepertinya itu cara untuk membuat kertas jimat, seperti kertas yang di isi dengan mantra sihir. Di sini juga ada penjelasannya, kau bebas memilih mantra mana yang akan di gunakan." Eve menunjuk suatu halaman yang cukup menarik, lalu perlahan menjelaskan pada Liz tentang kertas jimat yang mungkin akan berguna untuk gadis kecil itu nantinya.

"Tapi bagaimana cara pakainya?" Liz bertanya dengan kerutan di dahinya, dia belum pernah melihat orang yang menggunakan hal semacam itu sebelumnya karena itu dia tidak mengerti.

"Jika kau ingin menggunakannya kau bisa langsung lemparkan saja jimat itu, mungkin bisa meledak atau sebagainya, itu tergantung mantra apa yang kau tuliskan di kertas itu." Balas Eve kembali menjelaskan dengan hati-hati.

"Begitu? Baiklah aku mengerti. Tapi di sini juga tertulis jika ingin membuat kertas jimat yang bagus harus menggunakan material berkualitas seperti yang ada di kitab ini." Liz menunjuk bagian yang menunjukkan bahan-bahan untuk membuat kertas jimat.

Memang benar ada beberapa bahan yang bisa digunakan untuk membuat kertas, tapi berkat kitab miliknya, Liz bisa tau material mana yang lebih baik kualitasnya.

"Mungkin lebih efektif, itu lebih baik karena kau bisa langsung menumbangkan musuh hanya dengan sebuah kertas." Yang Eve maksud adalah efek kertas jimat itu, mungkin kekuatannya akan lebih besar jika kertasnya di buat dari matrial yang tertulis di kitab itu.

"Tapi bagaimana cara membuat kertasnya?" Tanya Liz bingung, masalahnya tidak mungkin dia akan membuatnya di rumah karena takut akan di marahi Acrus dan di anggap sedang bermain-main.

"Apa kau lupa jika mempunyai Paman Gil-mu? Tinggal cari materialnya saja dan mintalah padanya untuk membuatkan kertas itu." Balas Eve dengan nada malas.

Mata Liz berbinar setelah mendengar ucapan Eve. "Oh, bagaimana aku bisa melupakan hal itu. Baiklah, terimakasih Eve, kau memang yang terbaik!" Ucapnya yang langsung memeluk Eve yang masih berada di pangkuannya.

"Tapi semua matrial yang di butuhkan ada di kitab ini, bagaimana kita bisa menunjukkannya pada Paman Gil? Ayah bilang kitab dan sabit milikku harus di rahasiakan dari siapapun." Liz berkata dengan lesu, sekarang bagaimana caranya dia bisa meminta Gilbert membuatkan kertas untuknya.

"Hmm, bagaimana kalau kau menyalinnya ke buku biasa?" Eve mencoba memberi saran.

"Tapi bagaimana caranya?" Tanya Liz bingung.

"Di dunia ini masih banyak hal yang belum kau ketahui Liz, termasuk berbagai jenis sihir. Ada yang namanya sihir penyalin yang hanya bisa di gunakan untuk menyalin tulisan, tapi hal ini pengecualian untukmu." Menurut Eve pengetahuan Liz memang belum banyak, apalagi karena anak itu tinggal di kota kecil yang terpencil di hutan, wajar saja jika masih banyak yang belum Liz ketahui.

"Apa maksudmu sihir penyalin? Dan apa hubungannya denganku?" Liz kembali bertanya, wajahnya semakin terlihat bingung dan tidak mengerti.

"Dengarkan aku, biasanya sihir penyalin hanya di gunakan oleh orang-orang yang bekerja di perpustakaan atau pencipta buku, tapi kau memiliki kemampuan yang mirip seperti itu, bahkan kekuatanmu lebih mengerikan karena bisa meniru semua kekuatan yang kau lihat." Jelas Eve, dia tampak ragu dengan apa yang dia katakan di akhir ucapannya.

Setelah mendengar kata-kata Eve, wajah Liz terlihat aneh. Terlihat murung ada ada kesedihan di sana, entah apa yang tersirat dalam pikirannya tiba-tiba membuatnya seperti itu.

"Hey, Eve.... Apa kau tau kenapa Tuhan memberiku begitu banyak anugerah? Tidak, bukannya aku tidak bersyukur, hanya saja aku takut suatu saat nanti aku harus membalas kebaikan Tuhan atas semua yang di berikan padaku, karena itu aku penasaran balasan apa yang akan Tuhan ambil dariku nantinya." Liz berucap dengan pandangan yang mengarah ke langit biru di atas sana seolah menerawang apa yang akan terjadi di masa depan.

"Aku juga tidak tau, bahkan ibu- Ah maksudku orang yang memiliki kekuatan untuk melihat masa depan pun belum tentu bisa memastikan takdir akan seperti apa atau apa yang akan di ambil dari kita." Balas Eve, menurutnya takdir memang tidak bisa di tebak, meskipun kita sudah memilih jalan mana yang akan di tuju, tapi terkadang semuanya tidak berjalan sesuai rencana.

"Sudahlah, daripada memikirkan hal yang membuatmu murung lebih baik kita segera menyalin tulisan di kitab ini lalu kita bisa pergi ke toko Gilbert setelah selesai latihan." Sambung Eve, dia berusaha mengalihkan pembicaraan agar kesedihan Liz menghilang.

"Kau benar, aku juga sudah merindukan bagaimana rasanya roti yang ada di depan toko Paman Gil." Untungnya Liz bisa sangat mudah mengalihkan perhatiannya, entah itu benar atau hanya menutupinya saja agar tidak membuat sekitarnya merasa khawatir.

"Baiklah, cepat latihan dan kita bisa segera pergi ke sana." Suara Eve terdengar seperti memerintah, tapi Liz tetap mengangguk dan segera bangkit dari duduknya untuk memulai latihannya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!