Racun mematikan yang dipersiapkan oleh keluarga Lancaster. Wanita yang akan menjadi "Ratu Boneka" kerajaan Windland selanjutnya. Anak haram keluarga Lancaster yang disembunyikan.
The Poison of Winter.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lylindaceae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12 Theatre Show (2)
"Hiks.. Hiks.."
Winter menahan air mata yang mengembang di pelupuk matanya. Namun seolah tidak mau bekerja sama, kumpulan air itu mulai mengaliri kedua pipinya.
Winter bergegas mencari sapu tangan di tas kecil yang dibawanya. Nahas, dia tidak menemukan sapu tangan, tapi dia justru mendapati kotak kecil berisi artefak yang pernah dibelinya.
Winter tertegun sesaat. Dia bahkan tidak sadar selalu membawa artefak ini. Tapi akhirnya dia senang karena bisa menyerahkan artefak ini kepada pria di sebelahnya. Senyum kecil muncul di wajahnya yang tengah menangis.
Tiba-tiba sebuah sapu tangan putih dengan ornamen biru yang terukir di pinggiran sapu tangan mengalihkan pandangannya.
"Silakan gunakan ini, Nona Sia."
Suara rendah ditengah kegelapan berbisik ke arah Winter. Winter menunduk malu dan menerima sapu tangan yang diberikan oleh Kayleigh.
"..Maaf, saya sama sekali tidak tau kalau ceritanya akan sesedih ini.. Saya akan mengembalikannya jika kita bertemu lagi."
Seraya menahan diri, Winter mencoba berterima kasih kepada Kayleigh.
“Anda boleh mengembalikannya kapan saja. Silakan gunakan dengan nyaman.”
Tawa kecil terdengar ketika Winter menghapus air mata di pipinya.
“.. Ya, terima kasih, Lord Kayleigh.”
Awalnya Winter merasa tegang saat bertemu Kayleigh, dia takut identitasnya sebagai putri keluarga Lancaster akan terbongkar. Mereka bertemu di ruangan khusus bangsawan tinggi, dengan kekuatan keluarga Sigrid dia pasti bisa akan langsung tau mengenai identitasnya. Tapi syukurlah Kayleigh sama sekali tidak curiga padanya.
Di satu sisi, Winter sangat berterima kasih karena Kayleigh memperlakukannya dengan sopan. Dia menyediakan makanan ringan dan minuman yang membuatnya nyaman saat menonton pertunjukan. Tidak lupa, sapu tangan yang dia pinjamkan membantunya mengatasi air mata yang tidak diketahuinya akan terus mengalir.
...***...
Beberapa waktu kemudian, ketika pencahayaan kembali terang dan para aktor berkumpul di tengah. Sorak sorai menggema di seluruh aula teater.
Winter tersenyum dengan lebar seraya bertepuk tangan hingga tangannya memerah.
Dia bisa merasakan matanya yang sepertinya membengkak, namun dia sangat terkesan dengan penampilan pertunjukan teater pertamanya.
"Apakah menonton teater sangat menyenangkan?" Kayleigh tersenyum ramah ke arah Winter.
"Ya! Saya sangat menikmatinya! Saya tidak pernah menyangka para aktor dapat menyampaikan karakter mereka dengan baik. Bahkan saya merasa mereka tidak berakting tapi mereka adalah karakter itu sendiri. Saya harap saya dapat kembali lagi ke sini suatu hari nanti!"
Ketika Kayleigh memalingkan wajahnya dan menahan tawa, Winter mengerucutkan kedua mulutnya.
"Lord, saya tau Anda menertawakan saya sepanjang pertunjukan! Anda seharusnya dapat fokus pada pertunjukan yang sangat menyayat hati ini.”
"Ah.. Maafkan saya, Nona! Sejujurnya saya sering melihat drama seperti ini sebelumnya-”
“-Dan saya tidak menertawakan anda dengan maksud tidak baik. Hanya saja sangat menyenangkan melihat berbagai ekspresi yang Anda tunjukkan. Bahkan saat Anda menangis ketika adegan sedih muncul, Anda terlihat sangat bersyukur. Itu sebabnya saya tertawa, saya turut bahagia atas Anda."
Winter tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya saat mendengar alasan Kayleigh yang terlihat dibuat-buat.
"Oh iya Lord Kayleigh, ada yang ingin saya berikan kepada Anda.”
Winter mengeluarkan kotak kecil dalam dompetnya dan menyerahkan kotak itu kepada Kayleigh. Kayleigh lalu membuka kotak itu dan terkejut saat melihat isi di dalamnya.
“Sebenarnya sejak awal saya sudah berniat akan memberikan ini, tapi saya belum sempat memberikannya kepada Anda," lanjut Winter.
"Sebuah artefak? Nona Sia, saya tidak bisa menerima ini!"
Kayleigh berusaha mengembalikan kotak itu kepada pemiliknya, namun Winter menggelengkan kepala dan tidak menerimanya kembali.
"Ini barang yang terlalu berharga untuk balas budi, Nona. Tolong ambil kembali," desak Kayleigh.
Artefak adalah barang langka yang sangat mahal. Winter menyadari mengapa Kayleigh tidak menerimanya. Tapi bagi Winter, kebaikan yang ditunjukkan oleh Kayleigh tidaklah sebanding bahkan dengan harga sebuah artefak.
"Jika Lord Kayleigh tidak membantu saya, saya akan kehilangan seluruh emas yang saya bawa. Bahkan bisa saja nyawa saya turut terancam."
"Tapi..."
"Tolong terima ketulusan saya, Lord Kayleigh."
Saat Kayleigh terlihat ragu, Winter segera menekan kedua tangan Kayleigh yang masih memegang artefak. Kayleigh terdiam saat kedua tangan Winter menyentuhnya dan mengangguk pelan.
"Terima kasih, Nona Sia. Kalau begitu, bolehkan saya mengajak Nona makan malam? Saya masih merasa tidak enak karena menerima barang semahal ini."
"Ah, itu.."
Winter berpikir dengan keras. Jika ayahnya tau dia makan malam dengan seorang pria, ayahnya tidak akan tinggal diam.
Saat ini dia beruntung karena bertemu dengan Kayleigh tanpa sepengetahuan pengawal Lancaster. Dia tidak bisa membayangkan kemarahan ayahnya jika tau Winter bertemu seorang pria sebelum debutan di mulai.
"Maaf, saya harus menolak kebaikan Anda karena keluarga saya sudah menunggu di rumah."
Semburat kekecewaan terlihat di wajah tampan Kayleigh, namun dia segera memperbaikinya dan tersenyum kembali.
"Kalau begitu.. Apakah boleh kita berbicara secara informal?"
Di tengah kehidupan bangsawan yang penuh dengan etika, berbicara informal sepihak hanya ditunjukkan oleh kedudukan bangsawan yang lebih tinggi terhadap bangsawan atau rakyat dibawahnya.
Tapi, saling berbicara secara informal tanpa memandang status menunjukkan kedekatan yang lebih mendalam antar bangsawan. Pembicaraan semacam ini digunakan untuk menunjukkan hubungan teman dekat atau sepasang kekasih.
Sejujurnya dia sangat berterima kasih jika Kayleigh dapat menganggapnya sebagai teman. Karena Kayleigh yang telah menolongnya merupakan teman pertama Winter.
“Bukankah belum tentu kita bertemu lagi, Lord?”
“Apakah begitu? Tapi saya yakin akan bertemu kembali dengan Nona Sia.”
Winter tertawa kecil melihat kepercayaan diri Kayleigh.
“Kalau begitu, kita bisa berbicara secara informal di pertemuan kita selanjutnya.”
"Baiklah, saya menantikan pertemuan kita selanjutnya, Nona. Tolong panggil saya Kay saat kita bertemu kembali.”
Kayleigh mengambil tangan Winter perlahan. Dia lalu mencium tangan bersarung tangan putih itu dengan lembut.
"...Baiklah, Lord Kayleigh," jawab Winter terlambat.
...^^^-BERSAMBUNG-^^^...
Good luck Lily!