NovelToon NovelToon
Sistem Mafia: Misi Menjadi Orang Baik

Sistem Mafia: Misi Menjadi Orang Baik

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Sistem
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: dina Auliya

Bima Satriya mati konyol, tapi terbangun di tubuh Dante Romano, bos mafia paling kejam di Sisilia. Saat semua orang menunggu perintah pembantaian darinya, sebuah suara asing bergema:
“Misi pertamamu: Jadilah orang baik, atau mati selamanya.”
Bisakah jiwa polos Bima mengubah dunia penuh darah menjadi jalan penebusan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dina Auliya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bayangan dari Amerika

Malam di Palermo tidak pernah benar-benar sunyi. Lampu-lampu kota memantul di permukaan laut, suara musik dari bar-bar di tepi jalan berpadu dengan deru mobil sport yang melintas. Namun di vila Romano, malam itu justru terasa terlalu tenang—terlalu berbahaya.

Bima (dalam tubuh Dante Romano) berdiri di balkon kamarnya, menatap ke kejauhan. Pikirannya masih terbayang peristiwa semalam: Fabio yang ternyata dipaksa mengkhianati keluarga karena anaknya ditawan. Untung ia memilih menyelamatkan, bukan membunuh.

Kalau aku tetap jadi Dante asli, Fabio pasti sudah mati ditembak di gudang itu. Tapi aku… aku memilih cara berbeda. Mungkin ini benar-benar jalanku: mengubah mafia dari dalam.

Namun Bima tahu satu hal: keputusannya membuat Romano berbeda dari mafia lain. Dan itu berarti ia telah membuka pintu masalah yang lebih besar.

---

> [Notifikasi Sistem]

[Poin Kebaikan Saat Ini: 1450]

[Skill Aktif: Mata Kebenaran Lv.1]

[Misi Baru: Jaga Stabilitas Romano dari Ancaman Eksternal.]

[Batas Waktu: Tidak Dibatasi]

Bima menghela napas panjang. “Ancaman eksternal? Jangan bilang bukan cuma Barzini yang jadi masalah sekarang…”

---

Keesokan paginya, ruang rapat keluarga Romano kembali ramai. Para capo hadir dengan wajah serius. Marco duduk di sisi kanan Bima, sementara Giovanni bersandar dengan tongkat tuanya, mata penuh selidik. Fabio hadir pula, kini duduk lebih dekat ke sang Don sebagai tanda kesetiaan barunya.

Marco membuka percakapan. “Boss, ada kabar dari pelabuhan. Dua kapal asing bersandar tanpa izin. Bendera mereka dari Amerika.”

Giovanni menambahkan, “Aku curiga itu bukan kapal dagang biasa. Laporan anak buah bilang ada beberapa orang kulit putih turun, berpakaian rapi, seperti pebisnis. Tapi cara mereka bergerak… seperti orang bersenjata.”

Bima menyipitkan mata. “Amerika… keluarga siapa?”

Giovanni menarik napas. “Kemungkinan besar keluarga Genovese atau Lucchese. Mereka lama punya hubungan dengan mafia Sisilia. Tapi anehnya, kali ini mereka datang tanpa pemberitahuan.”

Ruangan hening. Semua orang tahu: jika mafia Amerika turun langsung ke Sisilia, itu artinya ada urusan besar.

---

Siang itu, Bima menerima undangan. Sepucuk surat tanpa nama, hanya stempel bergambar singa bersayap.

> “Don Dante Romano, kami mendengar kabar perubahan besar dalam keluargamu. Kami ingin melihat dengan mata kepala sendiri. Temui kami di Hotel Excelsior, Palermo, malam ini. — Keluarga Genovese.”

Bima menepuk meja. “Ternyata benar. Mereka datang.”

Marco khawatir. “Boss, ini bisa jadi jebakan. Amerika tidak pernah main-main.”

Namun Giovanni menggeleng. “Tidak bisa dihindari. Jika Boss menolak, mereka akan menganggap Romano lemah. Lebih baik datang… tapi dengan kepala dingin.”

Bima tersenyum kecil. “Kalau begitu, kita buat mereka terkejut.”

---

Malamnya, Bima datang ke Hotel Excelsior. Ia mengenakan jas hitam rapi, dasi merah anggur, dan mantel panjang. Marco serta Giovanni mendampinginya.

Di ruang VIP hotel, tiga pria Amerika sudah menunggu.

Yang pertama, bertubuh tinggi besar dengan rahang persegi—diperkenalkan sebagai Anthony Genovese, wakil keluarga Genovese.

Yang kedua, pria gemuk dengan cincin emas di semua jari—Salvatore Lucchese.

Dan yang terakhir, seorang pria muda berwajah tenang namun penuh perhitungan—Michael Russo, utusan baru yang katanya sangat dekat dengan mafia Wall Street.

Anthony berdiri menyambut. “Don Romano… akhirnya kita bertemu. Kami dengar kabar aneh dari Sisilia. Romano berubah. Tidak lagi brutal. Tidak lagi menakutkan. Benarkah?”

Bima menatapnya dengan tenang. “Aku tidak berubah. Aku hanya… memilih cara berbeda untuk memimpin. Kekerasan masih ada di tanganku. Tapi aku lebih suka jika tidak perlu menggunakannya.”

Salvatore tertawa keras. “Ha! Jadi benar kabar itu. Dante Romano berubah jadi pastor! Kau pikir dunia mafia bisa jalan tanpa darah?”

Michael Russo yang sejak tadi diam, tiba-tiba angkat bicara. Suaranya pelan tapi menusuk. “Tapi apa yang dilakukan Don Romano menarik. Dunia sedang berubah. Polisi, pemerintah, bahkan media internasional semakin menekan mafia. Jika Romano benar bisa bertahan dengan cara berbeda… mungkin kita semua harus belajar darinya.”

Ruangan jadi tegang. Anthony menatap Michael tajam. “Jangan bilang kau kagum padanya.”

Michael hanya tersenyum samar. “Aku kagum pada hasil. Jika ia benar bisa buktikan Romano kuat tanpa perang, itu akan mengubah aturan permainan.”

Bima sadar: orang ini bukan sekadar pengamat. Michael Russo berbahaya—ia bisa jadi sekutu, atau musuh paling licik.

---

Pertemuan itu berakhir tanpa keputusan jelas, tapi satu hal pasti: mafia Amerika kini menaruh mata pada keluarga Romano.

Dalam perjalanan pulang, Marco mendengus kesal. “Boss, mereka tidak akan diam. Aku bisa lihat dari tatapan Anthony, dia ingin kita jatuh. Dan Lucchese… dia bahkan tidak menyembunyikan ejekannya.”

Giovanni mengelus janggutnya. “Tapi jangan lupakan Russo. Pemuda itu… berbeda. Dia seperti ular yang menunggu waktu.”

Bima hanya menatap langit malam. Sistem benar… ancaman eksternal sudah datang.

---

Beberapa hari kemudian, masalah baru muncul. Salah satu kasino Romano terbakar. Api melalap seluruh bangunan, untung tidak ada korban jiwa.

Laporan datang cepat: penyelidikan anak buah menemukan tanda-tanda bahan peledak. Bukan kebakaran biasa.

Di ruang rapat, para capo gaduh.

“Ini pasti Barzini lagi!”

“Tidak, Barzini tidak punya akses ke bahan peledak jenis itu!”

“Kalau bukan Barzini, berarti orang Amerika!”

Bima mengangkat tangan, membuat ruangan hening. “Tenang. Kita tidak bisa menuduh tanpa bukti. Aku akan cari tahu sendiri.”

---

Malam itu, Bima turun ke lokasi bekas kasino. Puing-puing masih hangus berasap. Dengan Mata Kebenaran yang baru ia miliki, ia menanyai beberapa saksi.

Seorang penjaga mengaku melihat pria asing berjas gelap di sekitar kasino sebelum ledakan. Saat Bima mengaktifkan skill-nya, ia melihat kilatan merah samar di mata penjaga—tanda kebohongan.

“Tadi kau bilang melihat pria asing, tapi itu bohong. Apa sebenarnya yang kau lihat?” Bima menekan.

Penjaga pucat, lalu berlutut. “Maaf, Boss! Aku takut! Sebenarnya… aku lihat Fabio di sekitar kasino sebelum meledak. Tapi aku tidak percaya dia pelakunya. Dia seperti sedang mencari sesuatu.”

Bima menghela napas. Fabio lagi? Kenapa selalu namanya yang muncul?

---

Keesokan harinya, Bima memanggil Fabio.

“Fabio, katakan yang sebenarnya. Kau ada di kasino malam itu?”

Fabio menunduk, lalu mengangguk. “Ya, Boss. Aku ke sana karena dapat surat ancaman. Katanya kalau aku tidak datang, anakku akan diambil lagi. Tapi saat sampai di sana, sudah terlambat. Ledakan terjadi.”

Bima mengaktifkan Mata Kebenaran. Aura biru terang memancar di sekitar Fabio—tanda kejujuran.

“Baiklah. Kau jujur. Tapi ini berarti ada yang menjebakmu. Dan itu artinya… orang Amerika sudah mulai main kotor.”

---

> [Notifikasi Sistem]

[Misi Sampingan: Temukan dalang di balik ledakan kasino.]

[Hadiah: 400 Poin Kebaikan + Upgrade Skill ‘Mata Kebenaran’ ke Lv.2.]

Bima menggeram pelan. “Kalau mereka pikir bisa menekan Romano dengan bom, mereka salah besar. Kali ini… aku akan tunjukkan pada Amerika bahwa kita bukan boneka.”

---

Namun di tempat lain, di sebuah villa mewah di tepi pantai Palermo, Anthony Genovese dan Salvatore Lucchese sedang bersulang.

“Kasino Romano hancur. Itu langkah pertama. Perlahan-lahan, Romano akan goyah,” ujar Anthony dengan puas.

Salvatore tertawa. “Dan Dante akan kembali jadi buas. Orang sepertinya tak mungkin jadi baik.”

Michael Russo yang duduk di kursi belakang hanya tersenyum tipis sambil menatap gelas anggur. Dalam hati, ia berkata: Atau mungkin… justru itu kekuatannya. Mari kita lihat, Don Romano… apakah kau benar-benar berbeda dari yang lain.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!