NovelToon NovelToon
MENGUNGKAP SEJARAH PETENG

MENGUNGKAP SEJARAH PETENG

Status: tamat
Genre:Spiritual / Duniahiburan / Reinkarnasi / Matabatin / Sistem / Tamat
Popularitas:746
Nilai: 5
Nama Author: Artisapic

Dengan sisa-sisa tenaganya, akhirnya Anggapala berhasil membuat tempat untuk berteduh. Ia menyekah keringatnya dengan sebuah kain lusuh. Dalam kondisi seperti itu, terdengar dari samping suara langkah beberapa orang yang mendekatinya.
Mereka akhirnya hidup bersama dengan tujuan membangun sebuah tatanan kehidupan yang pada akhirnya banyak orang-orang yang hidup di daerah itu. Hingga dalam beberapa bulan saja, daerah itu menjadi tempat persinggahan para pedagang yang hendak ke arah Barat.
Pada akhirnya daerah itu sekarang menjadi sebuah daerah yang mempunyai banyak unsur seni dan budaya, bahkan daerah Cikeusik atau Gegesik mendapat julukan Kampung Seni.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Artisapic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB XIII KACA BENGGALA

    Pertumbuhan perekonomian pedukuhan Cikeusik begitu pesat , dari semua pembenahan dan pengendalian dari berbagai aspek. Semua tidak lepas dari kerja keras dan kekompakan para warga yang tidak pernah luput dari pengakuan sebagai makhluk yang ber Tuhan.

" Bagaimana hasil panen musim ini , apakah mengalami peningkatan?" tanya Ki Sura kepada Wirya.

" Bagus Ki, semua yang menjadi kegagalan tahun kemarin sudah bisa diatasi semua ", jawab Wirya.

     Sedang terjadi perbincangan di antara mereka, tiba-tiba terdengar suara orang mendekat " Ki Sura....Ki....Ki Sura.....banyak orang di rumah Soma Ki ", kata orang itu.

" Rasanya ada sesuatu di sana Ki," lanjutnya.

     " Wirya ....ayo kita ke sana , melihat apa yang terjadi ," ajak Ki Sura kepada Wirya.

      Mereka keluar dari bangsal pedukuhan menuju ke rumah Soma. Dengan langkah sedikit lebih cepat , mereka akhirnya sampai juga di tikungan jalan. Tampak di depan sana terlihat rumah Soma banyak orang berkerumun. Dengan diiring berjalan masuk menuju rumah Soma , Ki Sura merasa kaget , ternyata di dalam rumah itu terjadi sebuah keanehan. Soma yang berperangai alim , dan banyak diam , saat itu seperti orang kerasukan , berbicara tak karuan. Banyak di antara yang hadir merasa kasihan juga melihat Soma yang meronta-ronta untuk lepas.

     Sementara itu Bulhun berjalan tergopoh-gopoh sambil membawa sesuatu yang terbungkus kain putih. Bungkusan itu berbentuk lonjong , dan dengan sigapnya Bulhun meletakkannya di atas tumpukan bantal. Dibukalah bungkusan itu , tampak sebuah cermin dengan bingkai yang kusam menandakan benda itu sudah lama , dan di tengahnya tampak cermin yang begitu bersih , berbau penuh aroma cendana membuat suasana di dalam rumah itu wangi . Namun aroma cendana membuat sebagian bulu kuduk warga berdiri.

    Setelah dibuka lalu cermin itu dihadapkan ke arah Soma , tampak di bayangan cermin bukanlah Soma , melainkan sosok hitam dengan rambut urakan , dan matanya lebar merah membara , dengan wajah yang dipenuhi jambang , kumis lebat juga pipinya banyak sayatan bekas luka. Menyeramkan ! Begitu kata banyak orang.

*Ki Sura dan Bulhun saling pandang. " Rupanya dia yang masuk ke dalam jasad Soma ," kata Bulhun.*

" Iya.....rupanya masih belum kapok juga ," sambung Ki Sura.

" Bisa jadi ada yang membuka tali rantainya ," lanjut Bulhun.

" Pandanala,....kesinilah , kamu tentu bisa mencari posisi orang yang ada di dalam jasad Soma ," kata Ki Sura.

*Pandanala segera menghadap dan melihat sosok di dalam cermin itu. Dalam hatinya berkata , ternyata itu orangnya. Ingatannya kembali ke beberapa tahun silam , saat itu dirinya bersama Ki Bugulun mendatangi alas Kodra , dan saat itu pula , dirinya bersama Ki Bugulun diganggu oleh suara menyeramkan dan setelah dicari ternyata sosok jin jahat yang bersembunyi di dalam pohon asem. Sosok itu disebut oleh Ki Bugulun sebagai Blegedeg ireng. Sebagai seorang ksatria yang tak gentar terhadap jenis makhluk apapun , Pandanala dan Ki Bugulun membasmi segala gangguan yang dibuat olehnya. Kala itu perkelahian dengan Blegedeg ireng tak terelakan lagi. Pada saat diri Pandanala sedang menghindari pukulan dari Blegedeg ireng , di saat itulah Ki Bugulun berhasil membelenggu makhluk itu hingga ditambatkan di dalam pohon Bidara. Entah siapa yang membuka belenggu itu.*

Setelah mempersiapkan diri dan mengajak beberapa santri yang sudah mumpuni , Pandanala segera berangkat menuju alas Kodra. Sementara Bulhun berusaha membebaskan pengaruh blegedeg ireng sambil membaca aji mantra.

*Perjalanan menuju alas kodra tidaklah lama , beberapa saat kemudian , Pandanala bersama para santri juga beberapa orang sakti , tampak ada Wirya , Bowo juga Dula. Mereka berkumpul di sisi barat alas kodra. Selanjutnya Pandanala membuka bungkusan yang isinya sebuah belenggu terbuat dari besi baja. Dengan persiapan yang matang , Pandanala mengambil sebuah batu dari dalam sakunya. Ia melemparkan batu itu , dan keluarlah kepulan asap dengan aroma bunga cempaka.*

*Tanpa menunggu lama , dari balik pohon asem keluarlah sosok blegedeg ireng. Mereka yang baru melihat sosok itu terperanjat. Sungguh menyeramkan. Sedangkan Pandanala menyuruh santrinya untuk membentangkan belenggu. Mereka sudah siap untuk melemparkan belenggu itu , tiba-tiba teriakan , " tunggu......".*

Semua menoleh ke arah suara itu. Tampak berdiri sosok orang tua dengan caping di kepala dan berbaju hitam , wajahnya tampak kaku dengan sorot mata yang ganas.

*" Apa yang kau lakukan kepada piaraanku , biadab kalian !" bentak orang bercaping.*

*" Kami akan membelenggunya , supaya tidak mengganggu manusia,' jawab Pandanala.*

*" Kurang ajar ,.....dasar manusia tak tahu diri , beraninya sama anak kecil ", sahut orang itu.*

*Pandanala dan orang-orang di situ saling pandang. " anak kecil ?" pikirnya*

*" Hmmmmm.....anak kecil rupanya , pantas saja tidak kenal aturan ," jawab Pandanala.*

*" Sudah...jangan banyak bicara , bubar semua ", kata orang bercaping sambil mengusir mereka.*

*" Tidak......kami tidak akan pergi sebelum membelenggu dia lagi ," jawab Pandanala.*

*" Rupanya kau dan si tua Bugulun yang membelenggu dia , pantas saja, dasar kurang ajar kau ", bentak orang itu sambil melayangkan pukulan ke arah Pandanala.*

Dengan sigap Pandanala menghindar dari pukulan itu. Ia kembali berdiri tegak. Sambil menunggu serangan orang itu , Pandanala membuka jurus untuk melumpuhkan musuhnya. Tampak tangan Pandanala terlihat hitam menandakan ada kekuatan bathin yang siap dilepaskan. Benar saja , beberapa saat kemudian , orang itu melesat ke atas sambil mengayunkan tangannya yang mengelurkan hembusan angin yang kuat. Para santri dibuat banyak yang terjungkal dengan dada terasa sesak. Sementara Pandanala menendang orang itu sambil melepas pukulan. Terdengar desiran suara angin saat tangan itu diayunkan , dan tampak sinar sinar mengarah pada orang itu.

*Kemudian terdengar suara " brak...brak....duuuuum ". Orang itu mampu menghindar dan pohon di belakangnya roboh akibat pukulan Pandanala. Lalu jurus kedua pun dilancarkan. Tampak sinar kuning lepas dari ayunan tangan Pandanala , dan suara dentuman menggema di area itu. " Dum dum dum." Orang itu melihat bekas dentuman tadi , tubuhnya oleng ke samping , dan pakaiannya banyak yang sobek.*

*" Dari mana kau dapatkan pukulan itu bocah ?" tanya orang itu.*

*" Tidak usah tanya ki sanak , rasakan ini ," jawab Pandanala sambil melepaskan pukulan jurus ketiga nya.*

*Sinar merah menyalah mengarah ke tubuh orang itu dan " dugh...dugh...dugh " , terdengar suara mengenai tubuh , di depan sana tampak tubuh orang itu roboh dengan posisi telungkup. Pandanala menarik nafas lega , lalu ia melangkah menuju tubuh yang telungkup tadi. Tubuh itu diam tak bergeming , dari sisi lain tampak para santri dan juga yang lain mendekati tubuh itu.*

*Pandanala memandang sekeliling , lalu menyuruh para santri untuk membungkus tubuh orang bercaping. " Bungkus dia , dan letakkan di pohon itu ," perintahnya.*

*Belum sempat mereka membungkus tubuh tadi , tiba-tiba keluar asap begitu pekat. Entah dari mana asap itu. Beberapa saat kemudian , tubuh tadi menghilang bersama hilangnya asap. Semua tertegun dan saling pandang. Pandanala dan yang hadir di situ akhirnya meninggalkan tempat itu sambil membawa berita kemenangan.*

*Di rumah Soma , semua yang hadir merasa lega , Soma sudah siuman dan banyak warga yang bersorak-sorai atas keberhasilan Pandanala dan kawan-kawan. Pandanala kini mendapat julukan Ksatria Manggala*.

1
ArtisaPic
Sebagai generasi muda perlu untuk mengenal sejarah, baik sejarah lokal maupun sejarah negara atau benua atau sejarah alam semesta. Dengan sejarah kita akan mengenal diri kita dengan norma-norma yang ada, tidak gegabah dan tidak rakus akan dunia. Hanya kedunguan yang menjadikan diri kita sebagai budaknya. Manusia bukan BUDAK DUNIA.
Jihan Hwang
salam kenal thor... yuk saling dukung
ArtisaPic
Gegesik kota asyik , Desa wisata , Gudangnya seni dan budaya.
Q.Sambling Gegesiklor
Cirebon
Jawa Barat
Kaylin
Bikin baper, deh!
ArtisaPic
ok , makasih , semoga sukses sll
Aiko
Hebat!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!