Menikah dengan pria yang dicintai merupakan impian setiap wanita. Begitu pun dengan ku,bisa menikahi pria yang tak hanya kucinta,tetapi juga rupawan dan tentu baik hatinya menjadi kebahagiaan tersendiri bagi ku. Ditambah mertua dan ipar dan keluarga suami begitu menyayangi ku.Tapi kebahagiaan itu tak bertahan lama. Hal itu berawal di saat aku memutuskan untuk mengadopsi seorang bayi yang gak sengaja aku temukan di pabrik tempat aku bekerja. Suami,mertua,ipar dan semua keluarga nya menentang,yang katanya asal usul bayi itu tidak jelas.
"Kamu itu gimana sih,kok bisa-bisanya adopsi bayi itu tanpa persetujuan kami ? Gimana kalau bayi itu hasil dari hubungan gelap ? Asal usul nya gak jelas,bisa saja kan bayi itu hasil hubungan gelap,karena tak diinginkan makanya dibuang ,lah kamu malah pungut tuh bayi haram !" Ujar ibu mertuaku dengan kesal.
Sebagian cerita ini aku ambil dari kisah nyata dari beberapa narasumber di sekitar ku juga sebagian ada kisah ku juga.Jangan lupa like dan komen ya !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qsk sri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Setelah kepulangan para kader posyandu,Arvan menunjuk-nunjuk ingin pergi. Awalnya aku tidak mengerti apa yang diinginkan bocah ini,tapi ternyata setelah dengan sabar aku mengerti juga. Rupanya anak lucu ini kepingin jajan,dia melihat anak-anak ipar ku yang habis jajan membawa beberapa jajanan di tangan mereka.
"Ya sudah,kita pergi jajan ya " Ucap ku segera membawa nya ke warung yang tak jauh dari rumah.
"Jangan dibiasain jajan terus,nanti tau rasa kalau anak nya jadi doyan jajan. Kasihan Danu kerja cari uang tapi uang nya habis buat jajan terus si stunting" Ya Allah...ipar ku ini benar-benar keterlaluan.
"Makasih perhatian nya mbak,tapi maaf uang yang aku pakai buat menghidupi Arvan adalah uang ku,aku gak pernah pakai uang dari Mas Danu sepersen pun untuk Arvan. Dan lagi mbak bisa gak sih bicara tuh yang baik-baik,kasihan Arvan masih kecil dia gak tahu apa-apa,kalau mbak benci sama aku benci saja aku,jangan Arvan dibawa-bawa " Ucap ku tegas
"Loh ,kok sewot sih. Aku kan cuman ngomong apa adanya. Lagian kamu punya uang darimana kalau gak Danu yang ngasih. Kamu kan pengangguran sekarang ,yang sibuknya ngurusin anak pungut ,sampai suami gak keurus "
"Mbak jangan keterlaluan ya,...!" Desis ku
"Keterlaluan apa nya ? Kamu yang keterlaluan Mila ! Udah bener kamu tuh kerja,malah berhenti gara-gara tuh anak sialan ! Udah dilarang jangan ambil tuh anak malah tetep saja. Kamu itu durhaka ! Durhaka sama mertua juga suami. Kamu kan tahu kita tidak mengijinkan kamu adopsi dia,tapi tetep saja" Ucap ibu mertua sambil menunjuk pada ku
"Maaf Bu,mbak. Aku permisi"Hatiku begitu sakit mendengar ucapan mereka,hingga aku memilih untuk pergi saja daripada meladeni mereka.
"Gak sopan banget sih, orang gua lagi ngomong malah pergi ! Gak tahu diri banget!" Umpat ibi mertua yang masih bisa aku dengar.
"Astaghfirullah...." Lirih ku
"Ma...ma...uh..." Arvan menunjuk dengan antusias ke arah warung yang sudah keliatan bangunan nya.
"Iya ...iya sayang ,sabar " Ucap ku tertawa kecil melihat antusias nya.
Sesampainya di warung aku membiarkannya mencari apa yang diinginkan nya. Namun rupanya Arvan hanya membawa satu susu kotak ukuran kecil.
"Cuman ini ?" Tanya ku yang dijawab anggukan oleh Arvan.
"Ya udah ,sebentar ya mama bayar dulu" Aku pun segera membayarnya,akan tetapi saat tangan aku terulur, bi Wati-pemilik warung hendak menerima uang nya Arvan tiba-tiba menarik lengan ku,hingga bi Wati menarik kembali tangannya karena aku tak jadi memberikan uang itu.
"Kenapa sayang ?" Tanya ku
"Uh..." Arvan meminta uang di tangan ku. Rupanya bocah itu ingin dia sendiri yang memberikan uang nya.
"Masya Allah...pintar sekali anak ganteng" Puji bi Wati
"Makasih ,ya Arvan " Ucap bi Wati lagi
"Sama-sama " ucap ku mewakili Arvan
Saat aku hendak berbalik, tiba-tiba mataku melirik ke arah susu kotak yang berderet di etalase. Aku berpikir untuk membeli nya lagi beberapa untuk stok Arvan nanti. Meski di rumah ada susu formula tetapi sesekali aku pun memberikan susu kotak.
Setelah itu,aku pun pulang dengan membawa satu kresek penuh susu kotak. Sesampainya di rumah aku langsung mendapatkan tatapan sinis dari ibu mertua dan kedua ipar ku. Anak-anak mbak Tami dan mbak Wiwi nampak berlarian menghampiri ku.
"Aku mau ...aku mau....aku mau...!" Anak-anak itu menarik-narik kantung kresek yang ku bawa. Namun yang bikin aku kesal baik ibu mertua atau ipar-ipar hanya diam memperhatikan tanpa ingin menegur anak-anak nya.
"Astaghfirullah....." Meski geram nyatanya anak-anak itu tidak salah ,mungkin yang salah karena didikan orang tuanya yang kurang ,jadi nya anak-anak itu selalu melakukan apapun seenak nya.
"Iya,...iya sebentar ya...ini satu-satu " Akhirnya aku pun membagikan susu kotak pada anak-anak itu.
Setelah itu, anak-anak itu pun kembali berlarian ke arah ibu-ibu mereka.
"Kalau saja gak ada kita,mana mungkin dibagi" Cibir mbak Tami ketika aku sudah melangkah.
Aku menghela nafas dan kembali melanjutkan langkah. Setelah aku berada di dalam rumah aku melihat Mas Danu sudah rapih,mana wangi banget . Mau kemana lagi dia ? Pikir ku
"Kamu dari mana ? Aku cariin" Tanya Mas Danu
"Ini,abis nganter Arvan jajan " Jawab ku sambil menunjukan belanjaan ku.
"Kamu jangan manjain terus lah, kebiasaan nanti. Dikit-dikit minta jajan "Ucap Mas Danu
"Iya,mas. Gak tiap hari juga. Ini makanya aku beli beberapa biar gak minta jajan lagi " Ucap ku
"Hmm...ya udah lah,terserah kamu saja. Oh iya,aku mau keluar ya. Dan mungkin aku pulang agak telat " ucap Mas Danu
"Mau kemana ?" Tanya ku
"Biasa, anak-anak tadi nelpon ngajak nobar. Kalau gitu aku berangkat sekarang"
Aku hanya menatap tajam kepergian Mas Danu. Aku yakin dia bukan ingin bertemu teman-teman nya ,tapi untuk menemui kekasihnya. Aku meremas kedua tangan ku,menahan rasa sakit di hati. Namun lagi-lagi celotehan Arvan membuat bibir ini terangkat, hati ku yang panas seketika menghangat.
"Terima kasih sudah hadir untuk mama,nak " Aku mencium kening Arvan
Arvan membalasnya dengan mencium pipi ku. Melihat bibirnya yang manyun membuat ku semakin gemas saja. Ya Allah...aku benar-benar merasa bersyukur atas hadir nya Arvan di hidup ku.
Keesokan harinya,aku sudah siap hendak pergi ke rumah ibu. Berada di rumah terus rasanya gak betah. Semalam Mas Arvan pulang lewat tengah malam,dan pagi-pagi sekali sudah berangkat kerja. Saat aku tengah memanaskan mesin motor,bapak mertua menghampiri.
"Mil,bapak pinjam motor sebentar ya. Mau pergi mancing sama teman bapak " Ucap nya
Aku terdiam sesaat,apa katanya tadi ? Sebentar buat pergi mancing. Gak salah ? mancing gak sebentar loh,bisa menghabiskan waktu berjam-jam . Lagian bapak mertua ku ini gak lihat apa,aku udah rapih begini,tempat duduk Arvan juga udah siap di depan.
"Maaf pak,tapi aku juga mau pake. Atau gini saja, aku anterin bapak ke tempat pemancingan ya" Ucap ku
"Kamu kok pelit banget sih,pinjam sebentar juga masa gak boleh "
Aku terkesiap mendengar ucapan bapak mertua seperti itu. "Astaghfirullah pak, bukan gak boleh,aku cuman nawari bapak buat anter bapak "Ucap ku
"Halah ,alasan. Bilang saja gak boleh jangan banyak alasan lah " Bapak mertua langsung pergi ke dalam rumah nya.
"Ya Allah....salah lagi " Lirih ku menghela nafas
Bersambung...