NovelToon NovelToon
Lala Putri Yang Terlupakan

Lala Putri Yang Terlupakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Isshabell

Lanjutan dari novel yang berjudul Cinta yang terluka.


"Om, om baik, aku ceneng deh kalo baleng cama om," ucap Lala gadis kecil yang imut,manis dan cerdas itu.



"Iya, om juga seneng kalo bisa ketemu sama Lala tiap hari," kata Antonio yang sudah balik dari Australia sejak tiga tahun yang lalu sejak perceraian dirinya dengan Laras yang membuat dia sangat shock dan patah semangat untuk melanjutkan hidupnya.


"Om baik, kata mama ...papa nya aku itu pelgi jauh.....cekali tapi campai cekalang papa gak datang-datang aku Lindu cama papa...," ucap Lala yang lucu dan cadel itu.


Entah mengapa Antonio selalu merasakan kehangatan dan kebahagiaan saat dia bersama Lala.


Antonio tidak mengerti dengan perasaannya sendiri yang selalu ingin bertemu dengan Lala si bocah perempuan kecil yang selalu membuat hatinya bahagia.


Siapakah Lala.....yuk baca di sini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isshabell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 13

"Laras kamu ke kantor ya sekarang," perintah pak Bara pada Laras melalui sambungan telepon kantornya.

"Baik pak," jawab Laras yang kemudian meletakkan kembali gagang telepon itu ke tempatnya semula.

Lalu Laras beranjak dari tempat duduknya dan melangkah masuk ke ruangan pak Bara.

Laras mengetuk pintu ruangan pak Bara dan dari dalam ruangannya, pak bara memerintahkan Laras untuk masuk.

Kemudian Laras pun masuk ke dalam kantor itu dan di sana terlihat Amel yang sedang duduk di kursi di depan pak Bara sambil fokus melihat ke handphonenya.

Laras terus melangkah ke meja kerja pak Bara.

"Iya pak, ada apa bapak memanggil saya?" tanya Laras sopan pada pak Bara.

Pak Bara mengangguk-anggukkan kepalanya pada Laras lalu dia berkata," begini Laras untuk proyek hotel kita yang sedang berlangsung ini, rencananya saya akan memberikan kekuasaan pada putri saya untuk mengatur jalannya hotel nantinya kalau sudah selesai dan saya menugaskan kamu untuk membantu Amel dalam mengurus hotel itu nantinya."

"Baik pak," Laras menganggukkan kepalanya.

"Ini Amel anak saya yang akan mengurus hotel itu nanti," pak Bara menunjuk ke arah Amel yang masih sibuk mengutak-atik handphonenya.

"Bu Amel kenalkan saya Laras," Laras mengulurkan tangannya pada Amel.

Amel menoleh pada Laras dan seketika dia menghentikan tangannya yang sibuk dengan handphonenya itu.

"Oh iya, aku Amel, selamat bergabung dengan aku nanti ya kak Laras," Amel tersenyum riang menatap Laras yang berdiri di hadapannya itu.

"Iya Bu Amel," Laras membalas senyum Amel dengan bersahabat.

"Kak Laras ... jangan panggil aku Bu ya, kesannya tua banget," Amel menipiskan kedua bibirnya menatap Laras.

"Terus saya harus panggil apa Bu?" tanya Laras pada Amel.

"Panggil aja aku Amel dan satu lagi gak usah bilang saya ke aku kesannya terlalu resmi banget, kak Laras sebut saja aku kalau bicara sama aku ya," Amel mengulas senyumnya lagi pada Laras.

Laras tersenyum melihat Amel, Amel gadis muda yang periang dan dia juga calon CEO hotel nantinya.

"Kalau begitu aku mau ngobrol-ngobrol dulu deh Pi sama kak Laras supaya kita bisa lebih enjoy dalam bekerja nanti, bukan begitu kak?" dengan senyum riangnya Amel berkata pada Laras.

"Boleh," Laras tersenyum ramah pada Amel sambil menganggukkan kepalanya pelan.

"Yuk kak," Amel bangkit dari tempat duduknya dan mengajak Laras pergi dari ruangan papinya.

"Pi, aku ajak kak Laras makan siang dulu ya," Amel berkata sambil berjalan bersama Laras meninggalkan ruang kantor pak Bara.

Pak Bara menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Amel yang masih seperti anak kecil itu padahal usianya sudah menginjak dua puluh lima tahun dan pak Bara menginginkan Amel untuk segera menikah.

Laras dan Amel sudah tiba di depan mobil putih milik Amel yang di parkir di depan gedung kantor itu.

"Ayok kak masuk," ajak Amel pada Laras.

"Iya," jawab Laras yang kemudian masuk ke dalam mobil itu sementara Amel juga menyusul masuk ke dalam mobil dan duduk di belakang kemudi dan tak lama kemudian Amel pun menjalankan mobilnya melaju di jalanan yang penuh lalu lalang kendaraan bermotor itu.

"Oh iya kak, kak Laras udah lama jadi sekertaris nya papi?" tanya Amel pada Laras sambil menyetir mobilnya.

"Iya, sudah ada tiga tahunan aku kerja jadi sekertaris pak Bara," ucap Laras sambil menoleh pada Amel.

"Wah...lama juga ya kak pasti kakak sudah hapal dengan sifat papi yang kadang-kadang maunya sendiri itu," Amel mengerucutkan bibirnya.

Laras tersenyum melihat wajah Amel yang terkesan kesal saat menceritakan tentang pak Bara papinya itu.

"Enggak kok, pak Bara itu orangnya baik dia juga sangat perhatian sama semua karyawannya," Laras tersenyum pada Amel.

"Tapi sama anak sendiri papi egois banget, papi terus saja berusaha menjodoh-jodohkan aku dengan anak-anak temannya, padahal kan aku udah punya pacar," Amel kembali mengerutkan bibirnya sambil pandangannya tetap tertuju pada jalan yang mereka lalui.

"Mungkin pak Bara inginkan yang terbaik buat kamu," Laras mencoba meredam kekesalan Amel pada papinya itu.

"Papi gak tau sih kalau aku sangat mencintai kak Anton setengah mati, papi aja yang gak suka sama kak Anton padahal kak Anton itu orangnya baik banget dan cinta banget sama aku," raut wajah Amel terlihat sangat senang sekali saat menceritakan tentang pacarnya yang bernama Anton.

Laras menoleh perlahan pada Amel yang masih fokus menyetir, " kak Anton?" gumam Laras dalam hatinya sedikit terkejut saat Laras mengucapkan nama Anton tadi.

"Yuk kak kita sudah sampai di cafenya," Amel menghentikan mobilnya tepat di depan cafe.

Lalu mereka berdua pun turun dari mobil dan berjalan memasuki cafe itu.

"Duduk di sini saja kak," Amel menunjuk pada sebuah meja yang masih kosong.

Kemudian mereka berdua pun duduk di kursi cafe itu dan Amel mulai membuka buku menu yang sudah tersedia dia atas meja tempat mereka duduk saat ini.

"Kak Laras mau pesan apa?" tanya Amel pada Laras yang duduk di hadapannya itu.

"Terserah kamu saja Amel," Laras tersenyum pada Amel sambil menggeser tasnya yang ada di atas meja itu.

"Gak boleh gitu dong, aku kan gak tahu kesukaan kakak apa," Amel menatap Laras sambil memiringkan kepalanya sedikit.

"Ya udah aku pesen nasi goreng sama minumnya jus alpukat," ucap Laras pada pelayan cafe yang sedang berdiri di dekat meja mereka untuk mencatat menu yang mereka pesan.

"Oke, aku pesen bakmi goreng terus minumnya jeruk hangat ya," ucap Amel pada pelayan cafe itu.

Pelayan cafe itupun pergi setelah selesai mencatat semua menu makanan dan minuman yang di pesan Laras dan Amel tadi.

Tiba-tiba terdengar suara handphone Amel berdering tanda panggilan masuk "sebentar ya kak, aku angkat telepon dulu dari kak Anton," ucap Amel pada Laras.

Laras menganggukkan kepalanya sambil mengulas senyum tipisnya pada Amel.

"Ya kak Anton, aku sedang ada di cafe Bernady ini, kakak mau kesini juga, ya udah aku tunggu ya jangan lama-lama loh," Amel kemudian mengakhiri pembicaraannya dengan pacarnya itu.

Antonio segera meluncur ke cafe Bernady tempat Amel dan Laras sedang makan siang di sana.

Tak berapa lama kemudian Antonio sudah sampai di cafe Bernady lalu dia pun turun dari mobilnya dan berjalan masuk ke dalam cafe tersebut.

Antonio berjalan menuju ke meja tempat di mana Amel dan Laras makan.

"Kak Anton, yuk duduk sini. Oh ya kenalkan ini kak Laras sekertaris papi yang nantinya akan membantu aku dalam mengurus hotel yang masih proses pembangunan itu," Amel memperkenalkan Laras pada Antonio.

1
Lady Ve
Semangat ya kawan💕.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!