Dalam perjalanan pulang dari kantor Sheryl tiba-tiba bertemu dengan cinta monyetnya waktu SMA yang pernah membuatnya patah hati, tapi ternyata dia sudah punya anak. Akankah cinta itu tumbuh lagi setelah 10 tahun berlalu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon housewife, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Honeymoon
CKLEK, suara pintu kamar mandi terbuka. Bimo pura-pura mengecek ponsel untuk menghilangkan kegugupan. Lusi keluar masih dengan bathrobe nya. Lalu dia jalan menuju kopernya mencari baju tidur yang lain. Bimo melirik Lusi dan heran melihat Lusi membuka kopernya dan sibuk mencari-cari sesuatu. Lalu Bimo bertanya padanya.
"Kamu lagi cari apa?" tanya Bimo.
"Cari baju tidur." jawab Lusi.
"Lho bukannya tadi ada dua? yang warna marun kayak gini. Kan piyamanya couple an, bukannya kamu tadi udah bawa?" tanya Bimo.
"I...iya tapi...aku pakai itu..." Lusi tak menyelesaikan kalimatnya dan terus mencari baju lain untuk dipakai.
Bimo beranjak ke arah tempat tidur, dia merebahkan dirinya dan menggeliat sambil menguap.
"Hoaahm...ugh lumayan ya hari ini cape juga padahal cuma foto-foto,ngobrol-ngobrol. Lho kamu kenapa diam di situ?" tanya Bimo heran melihat Lusi yang berlutut dekat kopernya seolah tidak menemukan yang ia cari.
"Bim kamu bawa baju lain nggak? Aku pinjam yaa." tanya Lusi.
"Aku cuma ada satu untuk besok, memang baju yang tadi kenapa?" tanya Bimo.
"Mm...itu aku ngga mau ah malu." jawab Lusi.
"Malu kenapa? itu kan cuma piyama." Kata Bimo polos.
'Aduuh Bimo nggak ngerti itu bukan piyama tapi lingerie.' batin Lusi.
"Iya tapi itu, e...kekecilan hehee iya kekecilan." jawab Lusi mengarang.
"Aku cuma bawa satu, kalau kamu pakai, besok aku pakai apa?" tanya Bimo.
'Iya juga ya, besok dia pulangnya pakai apa? Haa kenapa Bimo bawa bajunya dikit amat sih.' batin Lusi.
Akhirnya Lusi pasrah, dia pun duduk di tepi ranjang dengan gelisah. Bimo pun mendekatinya.
"Sudahlah Lus kekecilan dikit nggak apa-apa, kan cuma buat malam ini saja. Sini bathrobenya biar aku yang gantung, masa kamu mau tidur pakai handuk?" ucap Bimo.
"Ngga usah biarin aja, disini agak dingin hehee ya dingin." kata Lusi beralasan.
'Sepertinya Lusi menyembunyikan sesuatu deh. Apa dia takut aku melakukan sesuatu ke dia? Atau jangan-jangan baju yang dia pakai itu baju seksi makanya dia malu? Hm.. sepertinya sih iya.' batin Bimo
"Lusi..., kamu nggak usah khawatir aku nggak akan melakukan apapun ke kamu sampai kamu siap. Aku juga tahu kamu pasti capek." ucap Bimo menenangkan Lusi sambil mengusap-usap kepala Lusi.
"Makasih ya Bim kamu baik banget mau ngerti aku." ucap Lusi tertunduk malu.
"Ehem, dari pada kamu gelisah kayak barusan, mending kita buka-buka kado aja yuk, banyak juga lho yang ngasih kita kado." ucap Bimo mencairkan suasana.
"Iya mau." ucap Lusi senang.
Mereka pun mulai meng unboxing beberapa kado dari para kerabat dan teman-teman mereka. Namun ada salah satu amplop besar yang tercampur diantara kado-kado tersebut. Dengan hati-hati mereka membukanya khawatir kalau isinya uang. Ternyata amplop tersebut bukan uang melainkan voucher tiket bulan madu ke pulau Jeju, Korea selatan. Mereka terkejut saat membacanya, dan bersorak senang. Pak Darmawan yang memberikan hadiah kejutan untuk mereka agar mereka bisa menikmati waktu berdua.
***
Keesokan harinya mereka pulang ke jakarta untuk mempersiapkan keberangkatan mereka ke Jeju. Mereka akan berangkat hari itu juga jam delapan malam untuk transit dulu di Singapura sekitar jam sebelas malam waktu setempat. Sedangkan penerbangan ke Jeju akan diberangkatkan sekitar satu jam kemudian.
Setelah enam jam perjalanan tibalah mereka di bandara internasional Jeju. Dari bandara mereka harus menempuh perjalanan lagi menggunakan taxi menuju salah satu pantai yang ada di Jeju.. Sesampainya di sana mereka membooking penginapan di salah satu hotel yang ada di sana. Karena waktu belum terlalu siang mereka memutuskan untuk berjalan-jalan di pantai, menikmati pemandangan dari atas bukit dan tidak lupa berfoto-foto. Terkadang mereka minta tolong pada sesama turis untuk difotokan. Kebetulan sekali sekarang sedang musim gugur di sana, udaranya sedikit hangat jadi tidak memerlukan jaket yang terlalu tebal. Bimo juga menyewa sebuah mobil supaya mereka bisa puas berkeliling. Tak ketinggalan mereka juga mencicipi kuliner yang ada di sana.
Mereka menghabiskan waktu berkeliling-keliling hingga tak terasa hari sudah petang, saat yang mereka nantikan untuk melihat matahari terbenam sambil menikmati camilan dan minuman yang baru saja mereka beli di minimarket. Mereka duduk di tepian karang menyaksikan terbenamnya matahari sambil merekamnya dalam sebuah video dan berfoto berdua. Suasana tersebut semakin membangun kedekatan mereka berdua.
Hari mulai gelap mereka kembali ke hotel untuk beristirahat setelah lelah seharian berkeliling. Sesampainya di kamar hotel tiba-tiba Lusi memegangi dahinya.
"Kamu kenapa Lus?" tanya Bimo.
"Ngga apa-apa cuma agak pusing aja." jawab Lusi
"Mungkin kamu kecapean, sini buka jaket kamu. Sekarang kamu mandi habis itu kita sholat bareng terus istirahat , aku mau pesan makan malam dulu, oke?" ucap Bimo.
Lusi pun menurut dan langsung pergi ke kamar mandi membersihkan diri dan berwudhu. Sementara itu Bimo memesan makan malam melalui layanan hotel. Tak lama kemudian Lusi keluar dari kamar mandi.
"Aku sudah selesai, sana gantian kamu yang mandi." kata Lusi sambil mengambil pakaian dan perlengkapan sholat dari dalam kopernya.
Bimo pun segera mandi dan berwudhu, setelah itu mereka sholat berjamaah. Setelah selesai sholat terdengar seorang room service waiters mengetuk pintu mengantarkan makanan. Mereka pun menerima pesanan makan malam lalu menikmatinya di meja makan bersamaan dengan minuman yang mereka beli tadi di minimarket. Minuman tersebut masih tersisa dua kaleng lagi yang Lusi simpan di tasnya.Dan lagi-lagi Lusi memegangi dahinya.
"Kamu masih pusing?"Tanya Bimo.
"Iya nih. Malah sekarang muka kamu berbayang."
'Aneh, aku sekarang juga ikutan pusing.' kata Bimo sambil mengerjapkan matanya dan malah menenggak habis minumannya.
'Kenapa bisa pusing begini ya?' batin Bimo.
Lalu pandangan Bimo juga jadi berbayang, dia mencoba bangun dari tempat duduknya namun jadi limbung. Lusi tiba-tiba merasa panas, dia mengibaskan tangannya lalu tiba-tiba melepas sweater yang tadi ia kenakan sehabis mandi tadi karena merasa tubuhnya panas. Sekarang hanya tersisa satu lapis tank top yang melekat di tubuhnya. Bimo yang melihat hal itu malah tertawa.
"Hahaha... Lusi...Lusi, kok kamu buka baju di depan aku? bukannya kamu malu hahaha..." ucap Bimo sambil berdiri dengan limbung.
"Aduh Bimo kamu jangan ketawain aku dong, kepala aku pusing, badan aku rasanya panas nih." jawab Lusi yang pikirannya mulai melayang.
"Yaudah sini aku gendong kamu ke tempat tidur ya." ucap Bimo sambil mencoba mengangkat Lusi.
"Emang kamu kuat? Aku berat loh haha.." ucap Lusi yang mulai kacau bicaranya.
Bimo pun mengangkat tubuh Lusi kemudian berjalan menuju ranjang dengan sempoyongan, akhirnya mereka berdua jatuh bertindihan. Tubuh Bimo berada di atas Lusi, wajah mereka bertemu dan saling berdekatan. Lusi yang melihat wajah Bimo dari dekat tiba-tiba menariknya dan mencium bibir Bimo. Bimo pun terlena dan ikut membalasnya. Bibir mereka pun saling berpagutan. Seketika Bimo merasakan panas di tubuhnya. Dia mulai melepas t-shirt nya dan Lusi yang sudah mulai semakin panas melepaskan semua pakaiannya hingga tersisa hanya underwear nya saja dan langsung menindih tubuh Bimo dan memagut bibir Bimo lagi. Lama-lama mereka saling terlena antara sadar dan tidak sadar. Dan apa yang sewajarnya terjadi pada pasangan pengantin baru, terjadilah.
Pagi hari saat Bimo membuka mata, dia kaget karena mereka berdua tidur berselimut tanpa sehelai benang pun. Sesaat kemudian Lusi juga terbangun dan mendapati Bimo yang tidak berpakaian, sedang duduk di sebelahnya. Kemudian Lusi melihat ke dirinya sendiri yang juga sama-sama tidak berpakaian.
"KYA...! Teriak Lusi sambil menutupi tubuhnya dengan selimut.
"Lusi..., kamu tenang dulu ya. Coba deh kamu ingat-ingat kejadiannya." ujar Bimo.
"Mm... Seingat aku kita kan lagi makan malam terus kepala aku pusing, terus..." ucap Lusi yang sambil mengingat-ingat.
Tiba-tiba Lusi ingat bahwa dia yang menyerang Bimo duluan. Dia pun berkata pada dirinya sendiri dalam hatinya.
'Oh no... Lusi...kamu udah gila! Bisa-bisanya semalam kamu yang cium Bimo duluan!'
"Maaf Bimo semalam aku...lupa-lupa ingat." ucap Lusi malu.
"Aku juga lupa-lupa ingat Lus, maaf sepertinya kita sudah melakukannya tanpa sadar. Tapi kenapa ya kok bisa kita nggak ingat? Semalam kepala aku juga terasa pusing. Sebenarnya kenapa kita jadi pusing ya?" tanya Bimo heran.
"Iya sekarang aja kepala aku masih agak berat." sahut Lusi.
Lalu pandangan Bimo tertuju pada kaleng minuman sari buah yang mereka beli di minimarket semalam. Bimo segera memakai celana dan beranjak dari ranjang ke meja makan meraih kaleng minuman dan membaca tulisan yang ada pada kaleng. Tulisannya menggunakan huruf Hangul, namun ada terjemahan bahasa inggrisnya juga.
"Ternyata ini penyebabnya." gumam Bimo.
"Lusi, kita pusing gara-gara ini." ucapnya pada Lusi sambil menunjukkan kaleng minuman tersebut.
"Aku yang beli itu semalam, emang kenapa Bim?"
"Ini ternyata ada alkoholnya Lus, sekitar empat persen." ujar Bimo.
"Hah berarti kita semalam minum alkohol terus mabuk ?!" Oh no...maaf ini salah aku main ambil-ambil saja dan nggak teliti sebelum membeli, aku kira itu minuman sari buah biasa soalnya ada gambar jeruknya." kata Lusi.
"Aku juga salah nggak lihat-lihat dulu sebelum minum. Aku juga mengira ini cuma jus. Mungkin karena kita nggak pernah minum alkohol jadi biarpun cuma empat persen aja kita udah mabuk, apalagi kita minumnya sudah dua kaleng." kata Bimo yang kemudian mendekati ranjang dan melihat ada noda darah di atas sprei. Bimo duduk menghadap Lusi dan menunjukkan noda itu. Dia menatap Lusi dan bertanya, "Lusi, semua ini sudah terjadi, apakah kamu menyesalinya?"
Lusi terkejut melihat darahnya dan membatin, 'Hah darah? Apakah itu darah dari selaput daraku yang robek? Berarti aku dan Bimo benar-benar melakukannya?'
"Harusnya aku yang tanya Bim, apakah kamu menyesal melakukannya sama aku?" tanya Lusi murung.
Bimo meraih tangan Lusi dan berkata, "Lusi aku yang ngelamar kamu dan meminta kamu jadi istriku, kita sudah sah jadi suami-istri jadi nggak ada yang perlu disesali, wajar kalau suami-istri melakukannya, aku akan selalu sayang sama kamu dan akan berusaha jadi suami yang baik dan bertanggung jawab untuk kamu. Aku sayang kamu Lusi."
"Aku juga sayang kamu Bimo." ucap Lusi terharu dan langsung memeluk Bimo dan Bimo pun membalas pelukannya mengecup kening Lusi.
...----------------...