Nostalgia Generasi Kedua Bersama Trio Rusuh
Mike Cahill, Abimanyu Giandra dan Edward Blair adalah sahabat berdasarkan pertemuan yang agak Membagongkan. Mike dan Edward adalah saudara ipar sementara Abimanyu sahabat Stephen Blair, adik Edward.
Cerita ini cerita komedi unfaedah dan nantinya akan berlanjut ke Vivienne Neville dan Jammie Arata ( edisi revisi ).
Novel ini akan up tergantung wangsit ya jadi bisa tidak setiap hari up. Kan ceritanya nostalgia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menunggu Dia Yang Meminta
Vivienne sekarang bekerja di PRC group bersama dengan Alexa Reeves dan dirinya mendapatkan jabatan sebagai creative assistant manager karena jiwa seninya yang bisa membuat iklan dan berbagai macam aneka komersil untuk perusahaan yang berbeda serta menjadi daya tarik tersendiri.
Alexa sendiri bingung kenapa adiknya malah memilih jurusan kimia dibandingkan desain grafis atau arsitektur seperti Shanum atau suaminya Jeffry.
"Kamu tuh memang salah jurusan kok Viv," komentar Alexa suatu hari ketika melihat hasil karya Vivienne mempromosikan mall terbaru mereka di Osaka.
"Aku malas kuliah kayak mbak Shanum atau bang Jay, kelamaan!" sahut Vivienne cuek.
"Lha kamu ambil kimia saja bisa 3,5 tahun selesai lho!"
"Kimia lebih gampang dari arsitektur," balas Vivienne sambil mendesain logo untuk restauran Ryu Reeves yang dibawah bendera PRC group.
Alexa hanya terdiam mendengar ucapan adiknya karena dia sendiri mengalami kuliah di kedokteran hewan yang malah menyasar mengurus perusahaan eyangnya.
"Mbak, bagus nggak nih buat bang Ryu?" tanya Vivienne sambil menunjukkan hasil karyanya ke Alexa.
"Keren Vivi. Ini rencananya mau dipakai di seluruh Jepang kah logonya?" tanya Alexa.
"Iya, sebenarnya sih cuma mengganti sedikit logo yang lama supaya lebih up to date. Cakep ga?" cengir Vivienne penuh kebanggaan.
"Memang kamu tuh bakatnya di desain kok," ucap Alexa.
"Sama bikin ramuan beracun yang tidak bisa terdeteksi alat apapun," timpal Vivienne sambil tertawa jahat.
"Astaghfirullah! Otak devilmu kudu di sikat pakai alkohol murni!" umpat Alexa sambil meninggalkan ruang kerja Vivienne.
Ditinggal sang kakak, membuat Vivienne manyun lalu dia sibuk membuka aplikasi restauran. Setelah memesan beberapa makanan, gadis itu menelpon pengawalnya.
"Halo?"
"Jammie! Kamu dimana?" tanya Vivienne tanpa basa-basi.
"Saya di Sapporo."
Vivienne melongo. "Kok kamu nggak bilang pergi ke Sapporo?"
"Lho saya sudah email nona kok!"
"Jangan email Jambreeeettt! Aku orang yang jarang buka email!" bentak Vivienne kesal. "Ngapain kamu ke Sapporo?"
"Pindah tempat minum bir, nona" cengir Jammie.
"Nggak usah ngadi-ngadi deh! Wong kamu minum bir setetes saja pusing! Ngapain kamu ke Sapporo?"
"Melihat hotel yang dibangun disana nona bersama tuan Alex Reeves."
"Pulang kapan?"
"Terserah saya dong nona!"
Vivienne rasanya ingin membanting ponselnya. "Jambreeeettt!!!" teriaknya.
"Besok pulang kok nona Vivienne, nggak usah teriak-teriak, saya masih sayang gendang telinga saya ini!" omel Jammie.
"Terus? Ini yang bantu aku ngabisin makanan siapa?" eyel Vivienne.
"Makanan? Makanan apa?" tanya Jammie bingung.
"Aku pesan makanan banyak ini untuk makan siang sama kamu, Jammie!"
"Lha salahnya nggak buka email nona!"
Vivienne menendang tong sampah yang tidak berdosa sampai mencelat ke tembok.
"Kamu nyebeliiiinnn!" teriak Vivienne kesal.
"Nyebelin tapi ngangenin kaaaann?" goda Jammie.
"Jammie jelek!" Vivienne lalu mematikan ponselnya.
Suara ketukan di pintu terdengar dan tampak seorang OB datang membawakan pesanan Vivienne.
"Vivienne-san, ini pesanannya," ucap OB itu.
"Taruh saja di meja situ, terimakasih!" sahut Vivienne sambil manyun dan bersidekap di kursi kerjanya.
OB itu hanya menggelengkan kepalanya melihat tong sampah sudah penyok. Pasti Vivienne-san tadi habis marah-marah.
"Saya permisi, Vivienne-san." OB itu undur diri dan menutup pintu ruang kerja Vivienne.
Vivienne berjalan menuju meja depan sofa dan mulai membuka kotak-kotak bento itu.
Ya Allah, ini aku harus habisin sendiri? Awas kalau si Jambret pulang!
***
Sapporo, Hokkaido
Jammie tertawa terbahak-bahak setelah ponselnya diputuskan secara sepihak oleh Vivienne. Meskipun nonanya tidak mengakui mereka punya hubungan tapi sikap dan gaya Vivienne seperti layaknya kekasihnya bahkan posesifnya bukan main.
Alex dan Adinda Neville sendiri tidak melarang Jammie bersama dengan putrinya apalagi Vivienne tampak sangat tergantung dengan Jammie. Putri bungsu mereka yang terbiasa mandiri, sekarang malah menjadi gadis yang tidak bisa jauh dari Jammie.
"Kamu kenapa J?" tanya Alex Reeves bingung melihat asistennya bahagia.
"Habis dimarahi nona Vivienne," cengir Jammie.
"Lha kenapa?"
"Dia nggak tahu saya ke Sapporo."
Alex Reeves mengernyitkan dahinya. "Memang kamu nggak bilang?"
"Saya hanya pamit melalui email dan saya tahu nona Vivienne jarang buka email semenjak lulus kuliah. Sebab kalau saya kirim pesan lewat pesan langsung bisa-bisa saya tidak diijinkan pergi."
Alex hanya menggelengkan kepalanya. "Kalian berdua tuh sama saja Sama-sama usil!"
Jammie hanya nyengir.
"Sudah, kita lihat resort yang kita bangun!" ajak Alex sambil berjalan menuju halaman hotel.
***
Alexa dan Jeffry melongo ketika ditarik oleh Vivienne ke ruangannya untuk membantu menghabiskan makan siang yang sudah dipesannya.
"Wet, kita tuh dah makan siang tadi di ruang kerja karena Mbakmu masak tadi," ucap Jeffry memelas. Perutnya benar-benar penuh dengan masakan istrinya.
"Bantuin!" rengek Vivienne. "Soalnya Jammie nggak ada, malah minggat ke Sapporo!"
"Lho kamu memang nggak tahu Jammie pergi sama mas Alex ke Sapporo?" tanya Alexa.
Vivienne menggeleng.
"Memang kamu nggak buka SMS atau Aplikasi pesan mu?" tanya Jeffry sambil mengambil sashimi tuna.
"Jammie kirim sih tapi ke email ku."
"Dan kamu adalah orang yang paling jarang buka email," kekeh Alexa hapal kebiasaan adiknya.
"Kayaknya tuh anak sengaja deh! Biar aku nggak bisa ngelarang pergi-pergi!" sungut Vivienne.
Alexa dan Jeffry tertawa. "Vi, kamu nikah aja deh sama Jammie! Soalnya kalian itu seperti sepasang kekasih tapi gak jelas mau dibawa kemana," gelak Alexa.
Vivienne pun manyun. "Kalian tuh kok kayak gampang banget nyuruh aku nikah sama Jammie? Masa aku yang melamar Jammie?"
"Why not? Kan sekarang jaman emansipasi," goda Jeffry.
"Nggak lah mas! Tetap ajah aku maunya Jammie yang maju bukan aku!" ucap Vivienne sambil manyun.
Alexa dan Jeffry saling berpandangan. "Serius kamu mau dilamar Jammie?" cengir kedua pasutri itu.
"Eh? Apa? Gimana?" tanya Vivienne bingung.
"Nanti kita lihat di rekaman CCTV, ya mas," kerling Alexa ke suaminya.
"Ho oh! Tar kita bilang ke Oom Alex dan Tante Adinda plus kita todong Jammie."
Vivienne menatap kedua kakaknya yang sekarang memasang wajah durjana. "Kalian ngomong apa sih?"
"Ada deeeehhhh!"
***
Rekaman CCTV di ruangan Vivienne pun sampai ke Alex Neville dan Adinda Pratomo Neville. Kedua orang tua Vivienne itu hanya senyam senyum melihat putrinya tanpa sadar menerima Jammie dan berharap agar pria itu yang bertindak terlebih dahulu.
"Bagaimana menurut mu, Dinda?" tanya Alex Neville.
"Kita tunggu saja bagaimana Jammie bersikap. Aku rasa, cepat atau lambat, Jammie akan menghadap dirimu mas," jawab Adinda sambil memeluk suaminya.
"Kita tunggu saja keberanian Jammie meminta putri kita bagaimana."
Adinda hanya mengangguk.
***
Yuhuuu Up Siang Yaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote n gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
nanti gen 3 ada yg ajaib bin merakyat lg gak y?