Perang dunia organisasi kriminal.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ekstrem
Bagaimana seorang kambing hitam bisa jauh lebih unggul daripada kelompok organisasi kriminal yang lain?
Selain karena silsilah pohon keluarga. Para individu di kelompok kambing hitam dilatih dengan cara yang di luar batas.
Karena itulah kambing hitam susah untuk dibunuh.
Max dan para kambing hitam meninggalkan tanah dataran tinggi itu dengan sebuah pesawat kecil. Pengasuh membawa anak-anaknya terbang di atas awan.
Tapi itu bukan untuk bersenang-senang apalagi menikmati pemandangan.
Namun untuk melakukan terjun payung dari atas langit tanpa menggunakan parasut.
Mereka tidak memerlukan parasut karena mereka sudah dipastikan akan jatuh di laut.
Kemudian mereka harus berusaha sendiri untuk berenang sejauh mungkin sampai menyentuh bibir pantai dan menginjak daratan.
Jika Moka, Viktor dan Lung tidak berhasil melakukannya. Maka mereka akan gagal untuk menjadi kambing hitam yang dihidupkan kembali.
Karena mereka akan gagal jantung atau mati.
Di atas lautan Pasifik
"Ingat di bawah sana bukan air danau yang bisa kalian minum seperti kemarin",
"Jika kalian sudah siap melompat lah",
"Siapkan handuk dan pakaian hangat begitu kami sampai di daratan Max",
Viktor terjun terlebih dahulu. Tanpa parasut dan tanpa baju pelampung.
"Bawakan aku bir yang banyak Max",
Disusul oleh Lung tanpa rasa ragu.
"Ada apa Moka?",
"Apa kamu takut?",
"Tentu saja tidak Max",
"Aku hanya sedang melihat kawanan ikan lumba-lumba itu",
"Aku ingin berenang beriringan dengan mereka",
"Sampai jumpa di pantai Max",
"Seharusnya kamu membolehkan kami bersenang-senang dengan para wanita Max",
"Aku akan membolehkan mu menghabiskan waktu satu malam penuh bersama wanita jika kamu menjadi yang pertama sampai di pantai",
"Aku pegang kata-katamu Max",
Moka langsung terjun tak terbendung.
Memang selama pelatihan ini Max membatasi pergaulan para kambing hitam untuk tidak berinteraksi dengan siapa pun. Sejalan dengan tujuan kelompok. Untuk melindungi indentitas dan kepentingan organisasi.
Tapi yang namanya bocah nakal dengan libido yang sedang hebat-hebatnya. Moka mumpung sedang bisa jalan-jalan kemana-mana ingin mencoba rasa dan bentuk dari perempuan yang berbeda-beda.
Baru beberapa minggu berlatih. Moka, Viktor dan Lung sudah tampak seperti kambing hitam sebagaimana mestinya.
Tidak punya rasa takut barang sedikit pun.
Dan berani mati.
Berjuang sampai tetes darah penghabisan.
*
Moka tidak berhasil mewujudkan kemenangan taruhannya dengan Max. Laki-laki kecil itu sampai di pantai pesisir timur Australia di urutan yang paling akhir.
Lung yang pertama kemudian Viktor yang kedua. Ketiga kambing hitam berjarak tidak terlalu jauh.
Selanjutnya Max menjemput mereka lalu membawa Moka, Viktor dan Lung ke tempat yang baru. Untuk menjalani pelatihan tahap berikutnya. Dimana presentase kemungkinan untuk kehilangan nyawa menjadi semakin lebih besar.
Keempat orang itu sampai di sebuah bangunan yang sudah lama tidak berpenghuni. Yang terletak jauh dari pemukiman penduduk. Max sebagai pengasuh yang bertanggung jawab sudah mengkoordinasikan semuanya.
"Apa selanjutnya Max?",
"Aku ingin kalian bertiga melihat apa yang ada di dalam sana",
Di ruang aula besar di dalam gedung bertingkat yang sudah kosong itu ada tiga kotak besi berjeruji yang ukurannya besar-besar.
Moka, Viktor dan Lung harus memilih salah satu diantara ketiga kotak besi itu.
"Masing-masing dari kalian harus memilih salah satu dari kotak besi itu demi kerjasama tim",
"Pilihlah dengan bijak",
"Tengah malam nanti kita akan kembali lagi ke sini",
"Kalian harus keluar dari kotak besi itu hidup-hidup jika ingin menjadi seorang kambing hitam yang sejati",
