Hidup dalam keluarga yang tidak bahagia. Ayahnya, ibunya, serta kakak laki-lakinya lebih perhatian dan melimpahkan kasih sayang pada putri tiri mereka, Rachel Carnida.
Ruby merasa tidak dicintai dan tidak dihargai oleh keluarganya sendiri. Dia berusaha untuk membuktikan dirinya dan mendapatkan perhatian keluarga, tetapi setiap upaya yang ia lakukan selalu gagal.
Ruby tidak pernah menyerah. Sampai suatu hari, Ruby dibawa paksa oleh Cakra ke sebuah club dan diserahkan pada teman-temannya sebagai bentuk kakalahan Cakra dari taruhan. Ruby terkejut, perbuatan Cakra semakin menambah deretan luka yang selama ini sudah ia dapatkan.
Ruby pun akhirnya menyerah. Ia tidak lagi berusaha untuk mendapatkan cinta dari keluarganya. Tujuannya kini hanya satu; membalas dendam terhadap mereka yang selama ini telah menyakiti hatinya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Putri Aritonang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RYB 13. Ruby Mendapatkan Kembali Tempatnya.
Semuanya jelas terkejut mendengar pilihan Emer. Dan di antara mereka semua, anggota keluarga Sanders lah yang paling terguncang, terutama Rachel.
Gadis yang sudah cantik dengan penampilan mewahnya itu marah. Ia langsung maju dan tidak terima dengan pilihan Emer.
"Apa maksud Kak Emer memilih Ruby sebagai calon istri dan menantu?" tanya Rachel tidak percaya. "Aku yang dijodohkan Daddy dengan Kakak! Bukan Ruby yang penyakitan ini!" ucap Rachel lagi dengan nada yang sudah meninggi. Sangking emosinya, Rachel tak menyadari keberadaan keluarga Rykhad.
Melihat sikap putrinya itu, Roger lekas menengahi. Shinta juga mendekat dan memeluk Rachel.
"Emer, kami sebenarnya telah menjodohkanmu dengan Rachel," kata Roger dengan senyum yang ia paksakan. Dalam hatinya jauh lebih kesal, ia juga memberikan tatapan peringatan pada Ruby yang membalasnya dengan datar.
"Kami ingin yang terbaik untukmu dan tentunya keluarga Rykhad. Ruby-putri saya ini tidak cukup kuat. Dia sering sakit-sakitan. Saya tidak ingin keluarga Rykhad nantinya terganggu karena kesehatannya yang kurang baik."
Roger berusaha meyakinkan Emer bahwa telah salah memilih Ruby. Dan alasan logis mereka kenapa memilih Rachel untuk menjadi bagian dari keluarga Rykhad.
"Hacimmm!"
Roger tersenyum puas saat melihat wajah merah Ruby dan bersinnya yang tidak berhenti. Kondisi Ruby saat ini semakin menguatkan apa yang sudah Roger katakan.
Emer bahkan reflek melepaskan genggaman tangannya dan hampir saja mengumpat pada gadis virusnya. Tapi semua itu tertahan saat Ruby menatap Emer—tatapan biasa. Namun, Emer mengerti keinginan gadis virus itu.
"Maaf, Tuan Sanders. Aku sudah memutuskan dan tidak akan berubah pikiran. Ruby tetap pilihanku." Emer menegaskan. Ia bahkan kembali meraih tangan Ruby.
Dan ketika gadis virus itu terus bersin. Emer dengan cepat memberikan sapu tangannya.
Rachel semakin tidak terima saat mendengar Emer yang tetap pada keputusannya. Gadis itu hampir saja mengeluarkan protes dan menyerang Ruby, tapi Shinta menahan, jangan sampai Rachel terlihat buruk di mata keluarga Rykhad.
"Ehem..." Reagan yang dari tadi duduk dengan tenang itu akhirnya berdehem.
Anggota keluarga Rykhad masih berada di posisinya masing-masing, hanya Emer saja yang memang berdiri, mendekat pada Ruby untuk menyematkan cincin. Dan kini, pasangan itu sudah dikerumuni oleh keluarga Sanders.
Melihat putranya sudah menentukan pilihan, Reagan tentu saja akan memberikan dukungan.
"Karena Ruby adalah putri dari keluarga Sanders, aku rasa kita harus bisa menerima keputusan Emer, Roger." Bagi Reagan, tidak ada yang salah dengan pilihan Emer—Ruby juga putri dari keluarga Sanders.
"Kita tidak ingin kehilangan kesempatan untuk memiliki hubungan sebagai keluarga, kan?" tanya Reagan dengan senyumnya yang tajam.
Pertanyaan yang berhasil membuat Roger terdiam. Ia tidak lagi bisa menolak ketika Reagan ternyata malah mendukung keputusan anaknya.
"Ba-baiklah...jika itu keputusan, Tuan Reagan," ucap Roger terpaksa. Ia tidak mau sampai kehilangan kesempatan untuk memiliki hubungan dengan keluarga Rykhad yang begitu kaya raya. Urusan Ruby, biarlah akan ia selesaikan setelah ini.
"Saya harap Ruby bisa menjaga kesehatannya..." Roger menatap Ruby. "Saya tidak ingin keluarga Rykhad terganggu karena kesehatan Ruby yang kurang baik," tambah Roger dengan senyum yang ia paksakan.
"Ruby sakit apa?" tanya Amanda karena dari tadi mendengar jika Ruby terus disebut sakit. Apa mungkin gadis yang putranya sukai ini memiliki penyakit yang mematikan?
Amanda mendekat pada Ruby. Ia menyentuh kening gadis itu dan bisa merasakan suhu tubuh Ruby yang hangat.
"Demam?"
Ruby mengangguk. "Maaf, Aunty. Aku memang mudah demam dan flu karena imun tubuhku lemah." Ruby mengakuinya dan bisa melihat wanita yang merupakan ibu dari Emer, tunangannya itu mengangguk.
Amanda bernapas lega, ternyata hanya masalah imun tubuh. Ia pikir Ruby memiliki penyakit menular yang mematikan.
"Jangan panggil Aunty. Sekarang kau sudah bertunangan dengan Emer dan menjadi bagian dari keluarga kami. Panggil aku Mommy, ya?" pinta Amanda lembut pada Ruby.
"Baik, Mommy." Ruby mengangguk.
Amanda terkekeh saat melihat Ruby yang lekas mengangguk. "Bawa Ruby ke kamarnya, Emer. Dan minta dokter kita untuk datang memeriksa kondisinya. Mommy dan Daddy masih akan bicara dengan orang tua Ruby."
Emer menuruti perintah ibunya. Ia dan Ruby segera meninggalkan ruangan keluarga.
Kepergian Emer bersama Ruby itu kian memicu api amarah yang sudah menyala-nyala pada diri Rachel.
"Kalian sudah salah memilihnya! Dia penyakitan dan hanya akan menjadi beban!"
Ucapan Rachel yang sarkas itu menghentikan langkah Ruby. Juga membuat semua yang ada di sana terkejut.
Rachel menatap tajam pada Ruby.
Tapi Ruby hanya membalasnya dengan tersenyum kecil—senyuman yang cukup mampu bisa menertawakan bagaimana keadaan Rachel saat ini—Ruby telah berhasil mengambil posisi Rachel. Posisi yang memang seharusnya Ruby tempati sebagai putri kandung keluarga Sanders.
Ruby pun tetap berlalu meninggalkan ruang keluarga bersama Emer.
Melihat itu, Rachel semakin geram, dengan amarahnya ia langsung beranjak meninggalkan ruangan keluarga detik itu jua—tidak tahan melihat jika ternyata Ruby yang penyakitan itu malah diterima baik oleh keluarga Rykhad.
Keluarga Rykhad tidak mempermasalahkan kesehatan Ruby sama sekali. Bagi mereka, yang memiliki akses luas dan harta yang berlimpah, sakit Ruby masih bisa diatasi.
Kesehatan memang tidak bisa dibeli, melainkan diusahakan dari diri sendiri. Dan kini, keluarga Rykhad tentu akan mendukung Ruby untuk bisa sembuh.
*
*
*
"Ini kamar Ruby. Kau bisa membawanya masuk." Dengan wajah yang kesal, Cakra terpaksa harus menunjukan kamar Ruby pada Emer setelah Shinta memerintahkannya.
Tentu saja bukan kamar Ruby yang sebenarnya yang ditunjukan Cakra. Ia memilih salah satu kamar tamu yang berada di lantai atas.
"Kau memilihnya karena sudah pernah merasakan tubuhnya, kan? Ck! Aku tidak menyangka seleramu begitu rendah sampai mengabaikan Rachel!" Cakra tersenyum sinis saat melihat Emer yang menyelimuti Ruby. "Rachel jauh lebih baik darinya. Kau sudah salah memilih adikku yang penyakitan itu, Emer. Ia hanya akan menjadi bebanmu!"
"Berhentilah membuka mulutmu itu, sialan!" sentak Emer ketika ia berbalik menghadap Cakra. "Ruby sekarang adalah calon istriku, dan aku tidak akan membiarkanmu menghinanya di depanku!" Emer memperingatkan Cakra dengan nada yang keras. Ia bahkan mendorong Cakra yang sombong itu keluar dari kamar.
Emer dan Ruby sudah terikat pertunangan yang sah di depan kedua orang tua mereka, Ruby kini adalah bagian dari keluarga Rykhad. Itu artinya harga diri gadis bervirus itu kini juga merupakan harga diri keluarga Rykhad. Dan Emer merasa memiliki tanggungjawab untuk melindungi itu semua.
Sekarang pokoknya bahagia dulu aku, Emer dan Ruby jadi nikah juga. Pernikahannya sudah di umumkan 💃🕺💃🕺💃