NovelToon NovelToon
TRANSMIGRASI ZAREENA

TRANSMIGRASI ZAREENA

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Konflik etika / Pelakor / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Transmigrasi
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: dlbtstae_

Zareena, wanita cantik nan sempurna menikah dengan pria yang sangat dicintainya hingga pernikahannya dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Elvano. Lima tahun pernikahannya terasa begitu sangat indah, hingga kenyataan menghantam relung hatinya. Suaminya berselingkuh dengan adik angkatnya, bahkan keluarganya begitu memihak pengkhianat.


Di khianati dan disingkirkan, Zareena tiada dalam kesedihannya. Namun kepergiannya bukan akhir dari segalanya. Dalam gelapnya alam baka, Zareena bersumpah.


“Jika diberikan kesempatan kedua, aku akan memilih mengubah takdirku, melindungi putraku dari pengkhianat”.


Dan ketika ia membuka mata, ia kembali bukan sebagai Zareena, tapi sebagai ancaman yang tak mereka duga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dlbtstae_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ketahuan

Wajah Orianna tertekan saat bundanya menasehatinya. Dia yang tak tahu apa-apa harus mendapatkan teguran dari bunda ratunya. Sepanjang jalan menuju sekolah, Orianna menatap luar jendela menatap para kendaraan bermotor.

“Anna, dengar bunda bilang apa ?”

“Dengal bunda..” jawabnya pasrah.

“Jangan diulangi lagi !”. Ody menghela nafasnya kasar. Putrinya sangat membuatnya spot jantung dengan kejahilannya. Barra yang tengah menyetir mengelus pundak istrinya.

“Tenanglah, jangan terlalu over. Kasihan Anna terlihat tertekan..” Mendengar ucapan suaminya, Ody langsung melihat ke belakang dimana putrinya duduk dengan wajah pasrah.

Mobil yang dikendarai Barra sudah tiba di halaman Taman Kanak-kanak, Elvano dan Orianna turun setelah keduanya menyalami Ody dan Barra.

Dari jendela mobil, Ody memberi nasehat kepada putri dan keponakannya. “ Jangan nakal, ya !”.

“Siap onti/bunda..”

Ody tersenyum. Kedua bocah menggemaskan itu berlari masuk ke sekolah mereka. Setelah keduanya tak terlihat Barra menjalankan mobilnya. Hari ini keduanya akan melihat perusahaan cabang yang ada di kota itu.

Di sisi lain, Zareena sedang menikmati pijatan di kepalanya. Maureen membawanya ke salon bersama Sandra yang turut juga  ingin nail art langganan mereka.

Zareena sangat menikmati pijatan di kepalanya hingga dirinya terlelap. Pegawai yang menghandle Zareena menggeleng pelan.

“Ibu hamil satu ini, nyenyak sekali tidurnya…” Maureen yang mendengar itu langsung menoleh. Benar, Zareena tertidur sangat pulas padahal keduanya sama-sama sedang di creambath. 

“Biarin aja, mba. Kalau mau bilas nanti bangunin saja nggak papa..” kata Maureen.

Maureen meraih ponselnya, dia mulai membuka sosial medianya untuk berfoto ria. Sedangkan Sandra tengah membalas pesan seseorang yang membuat dirinya gemas setengah mati.

Beberapa menit kemudian, Zareena terbangun dari tidurnya. Belum pulih kesadarannya, wanita hamil itu meregangkan kedua tangannya hingga suara seseorang menyadarkannya.

“Sudah puas tidurnya ?”.

Zareena sontak  membuka kedua matanya lebar-lebar, melihat ruangan itu sudah sepi. Zareena berusaha bangun dari ranjang, kedua mata Zareena kembali membulat sempurna  ketika dia melihat keberadaan suaminya. Wanita hamil itu melirik ke samping dimana Maureen sudah tidak ada disana. Bahkan Sandra juga tidak ada di tempat nail artnya.

“Kak Iren sama Sandra dimana ?” tanya Zareena mencari.

“Kakak ipar dan Sandra sudah pulang dua jam yang lalu. Kamu masih setia dengan tidurmu, makanya kakak ipar menghubungiku..” jelas Andra lembut dan berjalan menghampiri istrinya.

“Sudah siang, ayo kita makan setelah itu kembali ke mansion..”.

Zareena mengangguk. Andra mengucapkan terima kasih kepada pegawai salon yang sudah membantu istrinya. Sepasang suami istri itu meninggalkan salon menuju restoran untuk makan siang.

Di rumah sederhana namun terlihat elegan, seorang wanita hamil tengah berusaha menghubungi kekasihnya. Wajahnya tampak memerah menahan amarah, perutnya sesekali terasa nyeri karena terlalu banyak bergerak. Hingga pada akhirnya, dia memutuskan untuk duduk di kasur empuk miliknya.

“Ahhh, bagaimana ini !! “ ucapnya kesal. Hingga tatapannya jatuh pada perutnya yang mulai terlihat membesar. “ Jika j4nin ini tidak berguna, aku akan mencari cara lain ! Aku pastikan dapat merebut semua kebahagiaanmu, Zareee !! Apapun itu, aku yang berhak, bukan kamu !!” lirihnya tajam.

Tak lama muncul sebuah notifikasi di layar ponselnya. Wajah yang tadi memerah kini berseri, dengan cepat-cepat dia membukanya. Senyumnya terbit saat melihat pesan yang dikirimkan seseorang kepadanya.

“Ini permulaan, Zaree. Aku pastikan sekali lagi, Zaree. Kebahagiaanmu akan menjadi kebahagiaanku !!”.

*

*

*

*

Waktu berlalu begitu cepat, kini usia kehamilan Zareena sudah menginjak usia tujuh bulan. Perutnya sudah sangat membesar. Beberapa bulan ini, Zareena merasa tubuhnya semakin lelah. Dia banyak menghabiskan waktunya di kamar dan terkadang berada di ruang keluarga untuk mengusir rasa jenuhnya yang tiba-tiba muncul.

Andra sendiri disibukan dengan perusahaannya yang semakin maju dan berkembang. Pria itu hanya memiliki waktu malam bersama anak dan istrinya selebihnya hanyalah bekerja.

Siang ini, entah mengapa, Zareena ngidam ingin  makan kwetiau sapi langganannya. Dia ingin makan bersama suaminya namun Andra yang sibuk tak bisa menemani Zareena membuat wanita hamil itu menangis dan merengek.

“Maaf, sayang. Mas sibuk belum bisa nemenin kamu makan,” ucap Andra lembut di seberang sana.

“Tapi, aku mau makan sama mas !!! Kenapa mas nggak bisa bagi waktu sama aku, haaa !!!” pekik Zareena kesal dengan rengekannya.

“Mas sibuk sayang.. Ma—” terdengar suara gerusukan di seberang sana hingga panggilan terputus membuat Zareena merengek kesal.

Melihat menantunya yang merengek ingin kwetiau sapi, Marissa mengajak Zareena untuk pergi bersama supir.

“Sudah-sudah, sama mama aja. Ayo !” bujuk Marissa.

“Hiks, mami….” rengek Zareena. “ Nggak papa, sama mami dulu..”.

Dengan perasaan kesal, Zareena mengikuti langkah Marissa. Kedua wanita beda usia itu berjalan menuju pos satpam dimana Pak Tio sedang mengobrol dengan salah satu penjaga.

“Pak, tolong antar kami ke restoran yang ada kwetiau sapinya ya !” titah Marissa tegas.

“Baik nyonya !”. Pak Tio segera berlari menuju parkiran mobil yang ada di garasi luar. Menjalankan mobil itu ke arah majikannya. Marissa membuka pintu dan menuntun menantunya masuk kemudian setelah itu barulah dirinya.Mobil pun melaju keluar dari halaman mansion.

Zareena masih kesal dengan suaminya, bahkan Andra menghubunginya balik tidak Zareena pedulikan. Dirinya benar-benar dalam keadaan tidak baik-baik saja.

Tak berapa lama, kedua wanita beda usia itu tiba di salah satu restoran langganan Zareena. Wanita hamil itu merangkul lengan mertuanya dengan senyuman girang.

Marissa yang melihat itu tentu juga ikut tersenyum.  “Ayo, kita duduk di sana !” ajak Marissa.

Keduanya duduk di pojok dekat jendela sementara Pak Tio memilih menunggu di mobil. Zareena mengajak Pak Tio, namun beliau sudah kenyang dan ingin menunggu di luar.

“Mba, saya mau kwetiau goreng sapi tiga ya !” seru Zareena membuat Marissa mengedipkan kedua matanya.

“Kamu yakin habis tiga piring, Za ?” tanya Marissa tak percaya.

“Hm’m. Ini porsi makan bertiga sama bayi Zaree, mami. Biar nggak cemburu karena makannya dikit..” celoteh Zareena membuat  Marissa menggelengkan kepalanya.

“Kwetiau goreng tiga,  steak beefnya dua porsi ya mbak,” pesan Marissa.

Kini Zareena yang tak percaya dengan pesanan mertuanya, “ Mami yakin makan dua porsi ?”.

“Tentu mami yakin, soalnya mami perlu menambah energi mami karena papimu itu !” ucap Marissa dengan nada kesal.

“Emang papi habis ngapain, mami ?” tanya Zareena bingung.

Marissa tak menjawab pertanyaan menantunya. Dia melanjutkan pesanan minumannya. Dia memesan minuman terbaik yang cocok dikonsumsi ibu hamil. Setelah pesanannya selesai. Kedua wanita itu menunggu sambil memainkan ponsel masing-masing.

Sayup-sayup, Zareena mendengar suara seseorang yang dia kenal. Wanita itu mengangkat pandangannya mencari sumber suara. 

“Ada apa ?” tanya Marissa yang merasakan pergerakan menantunya.

Zareena tak menjawab. Dia berjalan mengikuti arah sumber suara. Hingga dia berdiri tepat di depan pintu ruangan yang tertutup tidak rapat.

“Aku mau abang bertanggung jawab kehamilan aku bang !!”.

“ Abang akan  bertanggung jawab, tapi bukan dengan cara menikahimu, Linda !!”.

“Kenapa abang tidak mau menikahiku ? Abang tahu, ini anak abang. ANAK KITA !!!” teriak wanita itu membuat Zareena tersentak kaget karena Marissa menepuk pundaknya.

“Zaree, ada apa ? Kenapa ka—” belum selesai Marissa bertanya. Dia dikejutkan dengan suara bentakan dari dalam ruangan. Bisa Marissa tebak, suara itu  adalah suara orang yang sangat dia kenal.

“AKU TIDAK PERNAH MENYENTUHMU, LINDA !!!”.

“ JANGAN BERDALIH, ANDRA !!! KAMU BISA MENGELAK KEPADA SEMUA ORANG BAHWA KAMU BUKAN PELAKUNYA, ANDRA !! TAPI KENYATAANYA, PUTRI SAYA HAMIL KARENA MU !!” teriak seorang wanita yang membela putrinya.

“Saya sudah menemaninya untuk pemeriksaan setiap bulan, apa itu kurang !! Sampai saya harus berbohong kepada Zaree bahwa saya sibuk padahal saya setiap bulan harus menemani putri mama sebagai bentuk tanggung jawab saya !! Apa itu kurang !!”.

Mendengar pernyataan itu, Zareena yang tak kuat langsung mendorong pintu itu dengan sangat keras sampai-sampai Marissa dan lainnya terkejut.

“ Zaree…”

Zareena menatap suami dan Zahra dengan tatapan kecewa. Wanita itu menangis pedih saat mendengar kenyataan bahwa suaminya bukan sibuk bekerja melainkan sibuk bertanggung jawab atas kehamilan wanita lain.

Andra segera mendekati istrinya, namun Zareena lebih dulu menghentikannya.

“DIAM DI SANA !! JANGAN SEKALIPUN KAMU MENDEKATIKU, MAS !!” ucap Zareena keras.

“Zaree…” lirih Andra dengan tatapan bersalah.

“Kamu membohongiku, mas. Kamu mengkhianatiku…” kata Zareena dengan suara bergetar. 

“TEGA KAMU, MAS !!” teriak Zareena membuat Marissa khawatir. Wanita itu mendekati menantunya dan menatap putranya dengan tatapan marah.

“Mami nggak nyangka, Ndra..” Lalu tatapannya beralih menatap Zahra dan Belinda yang tanpa merasa bersalah.

“Mam, nggak gitu mam. Ini hanya salah paham, mam !!” bela Andra.

Takut terjadi sesuatu dengan menantunya, Marissa membawa Zareena pergi dari sana. Rasa ngidam yang dirasakan Zareena mendadak hilang begitu saja. Wanita hamil itu terlihat sedih hingga akhirnya dia jatuh tak sadarkan diri.

“ZAREEEEE !!!”

1
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
next
Heni Mulyani
lanjut
Yuni Anto
next Thor gpl /Angry//Determined//Angry//Determined/
Cindy
next
Cindy
lanjut
Cindy
next
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Heni Mulyani
lanjut author
Heni Mulyani
lanjut
DISTYA ANGGRA MELANI
Lnjt up doble
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!