TRANSMIGRASI ZAREENA

TRANSMIGRASI ZAREENA

Bab 1 TZ

Zareena Adinata seorang mahasiswi cantik yang baru saja selesai melaksanakan sidang skripsi. Senyumnya terlihat sangat manis, dia merasa bahagia karena bisa menyelesaikan kuliahnya dalam kurun waktu 3,5 tahun. Orang tuanya hanyalah seorang petani, namun mampu membuatnya meraih gelar sarjana.

Sore harinya, seperti biasa Zareena yang biasa dipanggil Rere pergi menyusul kedua orang tuanya yang masih berada di sawah dengan menggunakan sepeda tua milik ayahnya. Pikirannya yang berkelana mengingat cerita salah satu novel yang baru ia beli tempo hari membuat Rere menggerutu sepanjang jalan.

“Bener-bener, laki tak tahu diri dan adiknya yang hiiiiiii gemes banget aku… Teganyaaaa mengkhianati istrinya yang sangat cantik nan sempurna  itu demi bawang busuk. Bener-bener di luar prediksi…”.

Gerutunya sambil mengayuh sepedanya menuju jalan setapak, tapi karena tidak hati-hati, ban depannya menabrak sebuah batu yang membuat Rere kehilangan keseimbangannya.

“Aaaaaaaaaa !!!”

‘Brukkkkkkk’

“Woyyyyy !! Ada yang jatuh !!” teriak salah seorang yang tak sengaja melihat Zareena.

“Mana ???”

“Ituuuu, terperosok ke semak-semak !” seru pria itu menunjuk ke arah dimana Zareena tergeletak tak berdaya tertimpa sepeda.

“Ayo, tolongin !”. Dua pria tadi langsung turun menolong Zareena. 

“Aduhh… kepala aku nyut-nyut…” lirihnya sebelum kesadarannya mulai memudar.

****

Di sisi lain, seorang wanita cantik terbaring lemah di ranjangnya dengan selang infus yang tertancap di punggung tangannya yang putih.

“Bagaimana keadaan nyonya saya, dok ?”

“Beliau baik-baik saja, untungnya kalian cepat menghubungi kami. Jika terlambat, ny4wa majikan kalian sudah tidak tertolong…”

“Tapi semuanya aman kan, dok ? “ Dokter itu mengangguk. Kemudian, dokter itu memberikan secarik kertas yang bertulisan resep kepada bibi yang berbicara dengannya.

“Semuanya aman, bi. Kalau begitu saya permisi karena saya masih ada pasien yang harus diperiksa..”

“Ah, baik dok. Terima kasih,” kata bibi sembari menerima kertas tersebut. “ Mari, saya antar ke depan..”

Sepeninggalan bibi dan dokter, wanita itu mulai menunjukan pergerakan kecil jari jemarinya.

“Uhhhhhh….”

Perlahan mata itu terbuka dengan kening yang berkerut kecil. Matanya mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang menerobos masuk ke retina matanya.

“Aduh kepala aku nyut-nyu, eh ?!..”. Wanita itu kaget saat merasakan tangannya yang terasa nyut-nyutan.

“Eh ?! Kok tangan aku di infus ? Perasaan…”  dengan kesadaran penuh, wanita itu meraba kepalanya. Dia ingat bahwa dirinya terperosok masuk ke semak-semak dan kepalanya terbentur batu. Namun, saat di raba wanita itu mengerutkan keningnya.

“ Kok nggak benjol ? Kan kepala aku kena batu ? Harusnya kalau nggak benjol, bocorkan ? Kok ini aman-aman aja sih ???” ucapnya heran.

Ketika melihat tangannya yang terpasang infus, lagi-lagi wanita itu speechless.

“Kinclong bangettttttt… ae laaa… ini aku pakai lotion apa ? Kinclong dan, hmmmmm… wangi…” ucapnya yang masih belum sadar dengan apa yang terjadi di dirinya.

Saking wanginya, wanita itu baru mengingat kalau dirinya di bawah ke rumah sakit kenapa wangi ruangan itu sangat harum bau parfum mahal bukan bau obat. Pandangannya teralihkan, kedua matanya memindai ruangan  yang cukup asing baginya.

“Ini dimana ? Mewah banget ruangannya, “.

Wanita itu mencoba untuk duduk. Dia kembali mencoba turun dari tempat tidur. Dengan tangan yang masih diinfus, wanita itu mendorong tiang infus untuk melihat-lihat sekitarnya hingga kedua matanya tertuju pada bingkai foto pernikahan.

“I–itu kan…”

Ceklek ! Pintu terbuka dari luar membuat wanita itu terkejut.

“Yaaaaakkk ?!!!!”.

“ Nyo–nyonya sudah sadar !” seru wanita paruh baya itu berjalan mendekati majikannya.

“Siapa ???” tanyanya khawatir.

“Nya, saya bibi Ija..” kata Bibi Ija bingung. “ Kalau saya ?” tanya wanita itu membuat Bibi Ija kebingungan.

“Nama nyonya kan nyonya Zareena,” jawabnya polos.

“Zareena ?” wanita itu mengangguk. Namun sedetik kemudian dia berteriak memastikan nama yang di sebut. “ ZA– ZAREEENA ?!!!”.

“A–ada apa nyah ?” tanya bibi Ija panik.

Zareena menggelengkan kepalanya, tiba-tiba kepalanya berdenyut membuat Bibi Ija membantunya untuk kembali ke kasur.

“Nyonya jangan banyak bergerak.  Bibi panggilkan dokter lagi, ya !”.

Zareena menatap Bibi Ija dengan tatapan tak percaya, “ Bibi, ini beneran nama saya Zareena ?”.

“Benar nyonya..”

“Itu artinya saya istrinya Andra sih tukang selingkuh itukan ???” pekik Zareena membuat Bibi Ija bingung.

“Tuan Andra selingkuh ? Selingkuh sama siapa, Nyah ?” tanya Bibi Ija kepo sekaligus penasaran.

Menyadari ucapannya, Zareena menggelengkan kepalanya. Dia teringat putra pemilik  tubuh ini. Menatap Bibi Ija yang masih setia menunggu jawabannya.

“Bibi, dimana putraku ?” tanya Zareena gugup.

“Tuan El, masih berada di sekolah nyonya. Sebenarnya Tuan El menolak untuk pergi ke sekolah karena tidak mau meninggalkan nyonya yang masih belum sadarkan diri…”

“Jam berapa El pulang, bi ?” tanya Zareena pelan.

“Sebentar lagi, nyonya. Pak Tio, sudah menjemput Tuan El..” Zareena menganggukkan kepalanya. 

Dia terdiam sejenak memikirkan kenapa dirinya bisa berada disini dan menjadi Zareena yang ada di novel buku yang dia baca di rumah.

‘Kenapa sekarang jadi Zareena sungguhan sih. Kira-kira wajah Andra dan adiknya Zareena seperti apa ya ? Jadi penasaran,’.

Tak berselang lama, suara ketukan pintu terdengar. Bibi Ija yang masih di sana bergegas membukakan pintu kamar.

Mendapati Pak Tio yang menggendong tuan muda, segeralah Bibi Ija menyingkir. “Nyonya sudah sadar,” ucapnya.

Mendengar sang mommy telah sadar, Elvano mendongakkan kepalanya.

“Mommyyyyy….” pekik Elvano girang dan meminta Pak Tio untuk segera menurunkannya. Bocah gembul itu berlari mendekati Zareena yang mengerjapkan kedua matanya.

“Aaaaaawwwwww gembulnyaaaaaa… benar-benar menggemaskan, tapi sayangnya dia punya bapak tukang selingkuh !” gumam Zareena yang mendadak kesal mengingat peran pria yang berselingkuh dengan adik angkat istrinya.

“Bapak nya ciapa yang celingkuh, mommy ?” tanya Elvano bingung bahkan dirinya sudah berdiri di dekat Zareena namun wanita itu tidak menggendongnya untuk naik ke atas kasur.

“Eh ?! Ng–nggak ada..” kata Zareena melambai pelan.

“Mommy, nggak mau peluk El ? Dali tadi El beldili loh di cebelah mommy…” protesnya membuat Zareena tersentak kecil.

“O–oh ?! Ta–”

“Biar saya yang bantu tuan muda, nyonya..”

“Baiklah, bi..”. Bibi Ija mengangkat tubuh gembul Elvano. Setelah itu, Bibi Ija pamit untuk kembali bekerja, begitu juga Pak Tio. Setelah kepergian kedua paruh baya itu, Zareena mengalihkan pandangannya ke arah Elvano yang sibuk membuka sepatunya.

“El,” panggil Zareena.

“Iya mommy ?” tanya Elvano. Tangan gembulnya menjatuhkan sepatunya ke lantai setelah itu melepaskan tasnya dan dijatuhkannya seperti dia menjatuhkan kedua sepatu mahalnya itu. 

Zareena meringis. Dia pastikan bahwa barang-barang itu sangatlah mahal. “ Meringis uang kuliahku…” lirih Zareena.

“Mommy… kenapa daddy jalang pulang ke lumah ? Kalau pulang pasti selalu di malam hali, kalau di tanya kata nya kelja. Tapi kelja daddy nda bikin El melasa ada daddy di lumah…” 

Zareena menatap Elvano dengan kening yang berkerut bingung. “ Jarang pulang ?”. Elvano mengangguk.

“Mommy nda ingat, mommy pingsan kan gala-gala belantem sama daddy..”

“Be–berantam ? Gara-gara apa ?” tanya Zareena bingung.

Elvano yang tadinya anteng merebahkan dirinya di sebelah Zareena tiba-tiba  menyampingkan tubuh gembulnya dengan susah payah. Menggunakan tangan kanannya sebagai bantal sehingga pipi kanannya yang lumer terhimpit.

“Mommy lupa ? “ Zareena tak menjawab. Dia hanya nyengir malu. Mana mungkin dia mengatakan bahwa dirinya bukan ibu dari bocah gembul itu. Jika dirinya jujur, bisa dipastikan bocah gembul itu justru menertawakan dirinya.

“ Pelasaan  nda ada yang luka. Kenapa mommy jadi amecia ya ? Sepeltinya yang sakit hati mommy bukan kepalanya…” cicit Elvano.

“Kalau hati nya yang sakit, halusnya nda pingsankan mommy ? Kalau pingcan halusnya kepalanya yang sakit… tau ah, El pucing mikilnya…”

Terpopuler

Comments

Cindy

Cindy

lanjut kak

2025-05-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!