NovelToon NovelToon
Last Chance

Last Chance

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Teen Angst / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: CutyprincesSs

Daniel Ferondika Abraham adalah cucu pertama pemilik sekolah menengah atas, Garuda High School.
Wajahnya yang tampan membuatnya menjadi idaman siswi sekolahnya bahkan di luar Garuda juga. Namun tidak ada satupun yang berani mengungkapkan rasa sukanya karena sikap tempramen yang di miliki laki-laki itu.
Hal itu tak menyurutkan niat Dara Aprilia, gadis yang berada di bawah satu tingkat Daniel itu sudah terang-terangan mengungkapkan rasa sukanya, namun selalu di tolak.
Mampukah Dara meluluhkan hati Daniel? dan apa sebenarnya penyebab Daniel menjadi laki-laki seperti itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CutyprincesSs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 12

Halooo everywhere.!!

Author cantik is come back..!!

Ada yang kangenkah sama saya ??

Hahahaa,,ngarep akut :p

Baiklah...hari ini author update lagi soal keterlibatan Queen di hubungan asmara Daniel dan Dara..

Nahloohhh....!!???

***.

AUTHOR

Suasana di SMA BANGSA, tepatnya di kelas anak pemilik sekolah, Queen Ebie Veronica sedang lengah. Pasalnya seluruh staf guru sedang mengadakan rapat tahunan untuk mengadakan acara cerdas cermat dengan seluruh sekolah sekaresidenan.

GARUDA juga akan ikut andil dalam acara ini.

"Welll,, gue kok kangen yaa sama Daniel???

Gue ngrasa Daniel itu cocok banget jika di satuin sama gue, klop banget." Ebie tersenyum sambil memainkan kuku jarinya.

"Bener Bie, lo tau?

Ternyata Daniel itu cucu pemilik GARUDA. Kekayaannya aja setara kaya perusahaan tambang.

Wahh, mau dong jadi pacarnya.." Vara, salah satu teman Ebie ternyata tahu fakta ini setelah kepo lewat Instagram Daniel.

"Eiitt,, Daniel itu milik gue ya!

kalo lo mau dapetin dia, mending ntar aja belakangan, abis gue dapet ketenaran dan kekayaan dari dia, baru gue lepas buat lo semua!" ucap Ebie tersenyum sinis sambil memakai liptint nya.

"Emang lo kira Daniel itu boneka ya Bie? seenaknya lo mainin gitu aja.

nggak ikutan deh gue." balas Meli sambil memegang cermin dan membenarkan riasannya.

"Nggak tau kenapa gue emang suka banget ngoleksi banyak cowok. Dari yang culun sampai yang jenius dan perfect kayak Daniel. Tapi itu semua kan bertujuan cuma untuk ngeret duitnya aja." Ebie menyombongkan keahliannya dalam menaklukan kaum Adam.

Ebie terus berusaha mendekati Daniel semenjak pertandingan basket itu. Walaupun sekolah Ebie harus menerima kekalahan, tapi Ebie tak begitu memperdulikannya. Karna yang terpenting bagi Ebie adalah "UANG". Zahra yang mengetahui hal itu merasa tak terima karna itu bisa melukai perasaan sahabatnya.

Aldrian dan Revan terus berusaha menghibur Dara dan menyuruh Dara untuk memaafkan Daniel. Tapi Dara juga sama kaya Daniel, punya hati dan perasaan.

"Emang dasar bangsat tuh cewek Ra, maunya apaan coba deketin kak Daniel?" tanya Zahra bersedekap di depan makanan favoritnya, shomay ikan.

"Kuker kali, makanya cari validasi buat bikin orang-orang jadi perhatian sama dia.

Emang dasar Benalu !!" jawab Sam meminum es tehnya.

(Oh ya gess, fyi, Zahra dan Sam(teman sekelas Daniel cs) sekarang udah resmi pacaran ya, karna Zahra mulai tergila-gila oleh perlakuan Sam yang romantis dan masuk tipikal cowok idamannya Zahra. Author juga nggak tau kenapa tiba-tiba terlintas ide itu.

Oke lanjut....)

"Yang penting kan kak Daniel ngga tergoda sama Ebie kak."Jawab Dara meminum jus Alpukat nya.

"Tapi kan Dara.. lo liat kemarin si udang itu deket-deket  pak Abraham, biar dia dapat restu pacaran sama cucu kesayangannya. emang dasarnya muka dua itu cewe!" Revan ngomel dan kesel sendiri.

"Gue juga Re,, nggak habis pikir banget sama pikirannya Daniel. Mau-maunya aja di deketin sama udang busuk itu. Kita ini kan bentar lagi mau ujian, ada aja masalah.

Duh Gusti.." Aldrian ikutan heran dan memijit pangkal hidungnya.

"Gue pasrah kak."

"Lo yang sabar ya Dara, ada kita disini yang akan selalu menghibur dan selalu ada kapanpun lo butuh kita, tapi kalau semisal nanti gue denger berita kalau manusia es itu kena godanya Ebie, bakal gue gebukin tuh orang !" ucap Zahra mengepalkan tangannya.

"Sayang, jangan gitu lah. Daniel itu kan teman kita." Samudra mencoba menenangkan Zahra sambil mengelus puncak kepala nya.

"Temen?? cowo model apaan yang tega ngebiarin cewe berjuang buat bisa dapetin perhatian dia sejak smp sampai sekarang yang ?? menurut gue dia itu manusia yang punya jantung tapi nggak punya hati, kayak pohon pisang noh !!

Aaaarrghhh..!!! lama-lama pusing gue gara-gara Danie goblok !!" Zahra gregetan.

"Emmm geesss,, gue sama Revan punya bahasan penting," Aldrian menjeda ucapannya dan menoleh ke Revan. "gimana Re?? cerita atau nggak?"

"Tapi Al, kalo lo jujur sekarang, nanti Daniel marah sama kita gimana? gimana sama perasaan Dara juga?" tanya Revan kembali mempertanyakan soal perasaan Dara yang akan dia terima nanti setelah mendengar penjelasan Aldrian tentang latar belakang bungkamnya dan sifat dingin Daniel.

"Itu urusan belakang! yang terpenting Dara harus tahu. Gue udah nggak bisa liat Dara di giniin sama Daniel terus-terusan Re!" jawab Aldrian kekeuh dengan apa yang akan ia jelaskan ke semuanya.

"Soal apa kak ?"Tanya Dara penasaran.

"Soal alasan Daniel yang menutup diri dari lingkungannya dan bersifat dingin ke semua orang termasuk lo Ra. kita berdua akan menjadi manusia berdosa jika harus menyimpan ini lebih lama.

Lo sayang dan cinta ke Daniel kan ?? jadi lo juga berhak tau atas hal ini."Tutur Aldrian.

"Okey.. sebenarnya Daniel itu trauma Ra.

Dia ngalamin dua hal berat.

Kalian lihatnya dia keliatan di sayang dan full dapet perhatian dari orangtuanya bahkan pak Abraham kan? kenyataannya gak kaya gitu." Aldrian berhenti sebentar.

"Orang-orang ngira hidupnya seperti keluarga Cemara, penuh kehangatan dan kasih sayang. Dan emang, ibunya selalu menjadi pelindung dia tanpa syarat. Tapi ayahnya, om Hao—walaupun dia bukan tipe ayah yang kasar, tapi om Hao tipe pria yang ngirit ngomong. Suka ngapresiasi Daniel diem-diem, bukan pelukan atau kata sayang.

Daniel tumbuh dengan banyak perhatian, tapi gak biasa diminta ngomong soal perasaannya. dia kaya belajar keep semuanya sendiri. Waktu sedih, diam. Bahagia, senyum sebentar terus tenang. mencintai, dia takut buat gaduh kalau ngomong banyak.

Bukan karena gak bisa mencintai, tapi karena dari kecil, ia terbiasa mengukur cinta dari ketenangan dan diam. Dan karena itu juga, banyak yang gak tahu kalau dia sama kaya kita. Peka dan hangat." Aldrick meletakkan kedua tangannya di atas meja.

Revan melanjutkan, "yang kedua trauma cinta. jadi dulu waktu smp dia pernah suka sama kakak kelas kita, namanya Ghea-" Zahra menyelanya,

"Tunggu... Ghea Putri Andika ?? ketua osis yang paling di seganin itu ?" tanya Zahra melongo.

"Iya. Tapi sayangnya Ghea cuek dan malah pacaran sama Aldi, kapten basket saat itu. Daniel itu sayang ke Ghea, tapi cintanya gak pernah terbalas. Dia bahkan mau ngelakuin apa aja buat bisa sama Ghea, termasuk nemenin kemanapun dia pergi. tapi Ghea malah berciuman dengan Aldi di taman sekolah waktu Daniel akan nyatain perasaan nya."

Revan menatap Dara, "Sejak saat itu Daniel mulai cuek sama semua termasuk makhluk istimewa seperti kalian para cecan, hehe." imbuh nya sambil di tambah candaan dalam info pentingnya.

"Gombal kak ! terus apa?? apa lagi yang terjadi ?? ih kepo gue." Zahra gregetan dan menarik maju bangku yang di dudukinya mengarah ke Aldrian.

"Waktu kita kelas 1 sma, Ghea datang lagi ke kehidupan Daniel. Dia mohon-mohon ke Daniel biar bisa jadi pacar Daniel, tapi dia nolak. Buat apa dia dateng ke kita lagi setelah apa yang terjadi dulu ??" Aldrian bersedekap.

'brakk....!"

"Maksud kalian berdua apaan?!

kita dulu sepakat gak bakal share masalah ini sampai gue siap buat ngijinin kalian cerita sendiri kan?!" Daniel tiba-tiba datang dan memukul meja dengan keras.

"Dan, gue udah muak sama sikap lo itu! biar Dara tau semuanya, masalah banget ya kayanya kalau lo terima kenyataan Dara udah tau rahasia yang slama ini buat lo bungkam !" Aldrian tak kalah ngototnya dengan Daniel.

"Bukan soal Dara yang tau semuanya, tapi soal ucapan lo berdua yang kita sepakati dulu, janji yang nggak bakal-" Daniel tak meneruskan ucapannya.

"Mau sampai kapan kak ??" Dara tiba-tiba menatap Daniel, matanya berkaca-kaca dan dengan suara seperti orang yang menahan tangis.

Semua yang ada di meja itu langsung menoleh dan menatap Dara.

"Kalau ini emang alasan kakak menjauhi Dara, kenapa kakak nggak pernah bilang jujur dari awal ?? Dara merasa kesulitan ngertiin kakak. kalau aja tadi kak Aldrian dan kak Revan gak bahas soal ini ke Dara, sampai kapanpun masalah ini nggak akan ketemu titik terang, dan kakak bakal jadi seorang pecundang yang selalu bersembunyi di balik kebohongan.

Lebih baik kakak ngomong jujur dari awal walaupun kakak tahu apa akibatnya nanti daripada jujur sekarang tapi akibatnya sudah berimbas ke semua orang.

Kakak ngga pernah tahu isi hati Dara, selalu memikirkan orang yang nggak pernah.... anggap Dara ada. rela melakukan apapun demi buat kak Daniel menoleh ke Dara. tapi apa hasilnya ??

Udah cukup kak!! Dara muak sama kakak..!!" Dara akhirnya nangis juga setelah ngomong gitu. Dia berlari keluar kantin meninggalkan semua temannya dan juga Daniel yang merasa skak-mat.

"Udah?? segitu aja nyali lo?? kejar dia kalau emang dia berharga buat lo!" Aldrian berteriak buat nyadarin Daniel.

"Dia nungguin lo Dan!"Tambah Revan.

Akhirnya Daniel tergugah hatinya buat mengejar Dara.

"Sukses Brother!!!" sam berteriak, sedangkan Zahra cuma bisa mengusap airmata nya karna kasihan melihat sahabatnya itu mengetahui suatu kebenaran terbesar yang selama ini di jadikan Daniel untuk menjauhi Dara.

---

DARA

Keterlaluan!! kak Daniel jahat! kenapa dia tega nglakuin ini sama gue??

bang Davin! rasanya pengen peluk abang sambil cerita soal ini semua!!

Kak Daniel benar-benar jahat!

Ya Allah salah apa aku ini sampai di sakitin cowok macam kak Daniel. gue yang terlanjur sayang atau terlalu bodoh karna ngarep bakal bisa mendapatkan perhatian dia?

Sekarang gue lagi di rooftop, gue benar-benar belum bisa terima ini semua. Gue gak ngerti isi pikiran kak Daniel. Angin yang berhembus perlahan mengenai wajah gue yang beneran basah sama airmata yang harusnya gak keluar, cengeng!

"Dara!!! buka pintunya,,!!"

Terdengar suara ketukan pintu yang sangat keras dari arah belakang.

Rupanya dia tahu gue dimana,gue cuma nutup telinga dan berusaha gak peduli.

"Please Dara..!! bukain pintunya sekarang, kakak bakal jelasin semuanya, kakak mohon Dara..!!! Dara..!!!" kak Daniel masih berteriak dan terus mencoba mendobrak pintu.

"Apa gunanya menjelaskan semuanya?? toh semua udah jelas bagi Dara kak, kenapa rasanya sesakit ini buat bisa bikin kakak liat gue??" gue bergumam lirih, membiarkan air mata yang terus keluar.

'brakk..!!!'

pintu rooftop ini berhasil di dobrak, dia berlari dan berdiri tepat di depan gue. Gue reflek berdiri menghindar darinya, tapi kalah cepat sama dia, badan gue di peluk erat.

"Dara,, please dengerin kakak,, kakak bisa jelasin ini semua Dara." gue tersenyum miris denger suaranya. ini kali pertama seorang Daniel mau ngomong panjang.

"Mau jelasin apa lagi kak?? semuanya udah jelas. lepasin kak, lepasin Dara!!!" gue sedikit berusaha melepas pelukannya, tapi yang gue rasain justru makin erat.

"Nggak akan, kakak nggak akan lepasin pelukan ini sampai kamu mau maafin kakak,

kakak minta maaf Dara, maafin kakak, kakak tahu kamu itu gadis baik yang nggak seharusnya mendapat perlakuan kayak gini, banyak yang sayang sama kamu, tapi cuma aku, cowok yang tega nyakitin kamu." kak Daniel kekeh jelasin semua walaupun gue udah nangis kejer begini.

"Kenapa kakak kayak gini ?? kenapa kakak jahat banget sama Dara ??

Semua perlakuan kakak itu nyakitin Dara banget kak.." gue masih tetap dalam pelukan cowok yang kini mulai mencair sifat dinginnya.

Tapi dia gak menjawab tapi malah ikutan nangis karena gue ngerasa rambut gue basah

"Kakak Jahat..!! kakak tega..!! kenapa kakak keterlaluan ??" gue gemes, akhirnya mukulin dadanya. Sumpah baru kali ini gue jatuh cinta,tapi yang bikin gue jatuh pun juga jadi pertama yang nyakitin gue.

"Kamu boleh pukul kakak sepuas kamu, kamu boleh hajar kakak sepuas kamu, tapi tolong maafin kakak Dara..!" suara nya terdengar putus asa.

Gue menelan saliva, mengurai pelukan kami dengan perlahan lalu menunduk.

"Semua ini berat buatku kak, maaf... nggak ada gunanya juga aku marah-marah, toh semuanya juga sudah terjadi." gue mundur selangkah, mencoba mendongak buat liat wajahnya. "aku mau pulang kak, Dara capek. Buat besok dan seterusnya mending kakak nggak usah muncul di hadapanku, atau nyariin aku kak, Dara benar-benar butuh waktu buat sendiri." ucap gue menepuk pundaknya dan berjalan menuju kelas untuk mengambil tasku.

"Dara please!" dia menahan lengan gue tapi segera gue tepis, dan melanjutkan langkah. hati gue belum terima anjirr.

"Maaf Dar, kakak janji akan memperbaiki semuanya sampai kamu jadi milikku ,kamu akan selalu jadi milikku Dara. HANYA MILIKKU." Ucapnya mengepalkan tangan dan melihatku menghilang di balik tangga. 

***

Assalamualaikum,,,

Hollaaaa para readers...

pripun kabare ?? semoga sehat semuanya yaa..

Btw part ini mulai menuju klimaks yaa..

Jadi pantengin terus nasib si Dara di part selanjutnya,,,

maaf jika ada typo yang berkeliaran dimana-mana.

bye gesss,, selamat menikmati alur cerita :* :*

Author tunggu vote dan comentnya ({})

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!