"César adalah seorang CEO berkuasa yang terbiasa mendapatkan segala yang diinginkannya, kapan pun ia mau.
Adrian adalah seorang pemuda lembut yang putus asa dan membutuhkan uang dengan cara apa pun.
Dari kebutuhan yang satu dan kekuasaan yang lain, lahirlah sebuah hubungan yang dipenuhi oleh dominasi dan kepasrahan. Perlahan-lahan, hubungan ini mengancam akan melampaui kesepakatan mereka dan berubah menjadi sesuatu yang lebih intens dan tak terduga.
🔞 Terlarang untuk usia di bawah 18 tahun.
🔥🫦 Sebuah kisah tentang hasrat, kekuasaan, dan batasan yang diuji."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syl Gonsalves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 21
César keluar dari perusahaan dengan senyum lebar. Dia meminta sopirnya untuk mengantarnya ke pusat perbelanjaan. Di sana, dia pergi ke beberapa toko pakaian. Dia memilih beberapa potong pakaian dan membelinya. Dia melakukan hal yang sama dengan sepatu dan produk lainnya.
Kemudian dia pulang. Sesampainya di sana, dia menyerahkan tas belanja kepada kepala pelayan dan memintanya untuk mengatur pakaian di lemari pakaiannya.
— Nana, jangan lupa kita akan kedatangan tamu... Dan, seperti biasa, beri tahu karyawan baru tentang tata cara di rumah ini.
— Baik, Tuan. — Wanita itu hendak pergi, tetapi dia menatap César. — Berapa lama kali ini?
Nada bicara wanita itu mengungkapkan keakraban tertentu dengan CEO itu. Dia tersenyum lebar kali ini.
— Kuharap selamanya... Tapi, saat ini, aku bertaruh enam bulan — katanya, sambil mengedipkan mata pada Nana.
— Apa yang berubah kali ini? — Lanjut wanita itu.
César duduk di sofa dengan santai dan mengundangnya untuk duduk di sampingnya.
— Dia berbeda, tahu? Dia istimewa. Kamu akan lihat.
Nana tampak bingung.
— Jadi dia tidak datang karena uang?
César tertawa.
— Sebenarnya, iya. Untuk sedikit uang, bisa dibilang begitu.
— Lalu apa yang membuatnya berbeda dari yang lain?
— Nah, itu dia, Nana, dia punya motivasi yang tampaknya sangat mulia, hanya saja aku tidak tahu apa itu. Belum.
Nana bangkit.
— Aku akan menyiapkan detail terakhir.
— Ah, Nana, satu hal lagi. Selama akhir pekan berikutnya, saat dia di sini, bebaskan semua orang dan ambil cuti juga.
Dia tersenyum.
— Lalu siapa yang akan memasak untuk kalian?
César bangkit dari sofa.
— Aku, dong. Aku ingin menghabiskan beberapa saat berdua dengannya, tahu? Agar dia merasa lebih nyaman...
Nana membelalakkan matanya.
— Ya Tuhan! Apakah dia murni César? — katanya sambil menutup mulutnya dengan tangan. — Apakah dia tahu apa yang akan terjadi di sini?
— Tahu. Jangan khawatir, Nana. Aku akan menjadi pria terhormat dengannya, sebisa mungkin.
Mengatakan itu, dia pergi menuju dapur sambil bersiul. Dia hampir tidak bisa menahan kegembiraan memiliki Adrian di sana. Dia mencoba membayangkan seperti apa hari-hari berikutnya, tetapi semuanya tampak terlalu jauh. Bagaimana jika dia menakut-nakuti atau melukai Adrian dengan cara yang tidak dapat diperbaiki? Apakah dia akan mampu berhenti jika Adrian memintanya? Tidak ada seorang pun yang pernah menggunakan kata sandi aman dengannya, tetapi sesuatu mengatakan kepadanya bahwa Adrian akan menjadi yang pertama.
Lalu bagaimana? Bagaimana setelah kontrak berakhir? Mungkinkah dia membuat Adrian jatuh cinta padanya?
— Aduh, anak muda... apa yang telah kamu lakukan padaku? — Pikirnya dalam hati, menyadari betapa terangsangnya dia.
Setelah makan apel, César menaiki tangga mewah dan menuju pintu yang dicat hitam, yang berbeda dari pintu lainnya yang berwarna coklat.
Dia mengeluarkan gantungan kunci dari sakunya dan dengan salah satu kunci membuka pintu, mengungkapkan ruang yang ditujukan untuk latihan yang lebih menyenangkan...
Cambuk dari berbagai jenis dan ukuran, beberapa terbuat dari kulit asli, yang lain dari silikon atau karet. Di samping cambuk, ada dayung dan tongkat lentur dan tipis. Lebih jauh ke samping, borgol logam dan kulit, beberapa dilapisi beludru, tersusun dalam barisan. Ada juga tali dari berbagai ketebalan dan warna yang digulung dan disimpan di kait di bagian dinding yang sama yang memiliki cambuk. Topeng, penutup mata, berangus, dan kerah menunggu di penyangga mereka, beberapa lebih terlihat daripada yang lain.
Di rak-rak ada kotak akrilik dengan benda-benda sensitif yang berbeda seperti sumbat, vibrator, alat kejut listrik, penjepit puting, lilin khusus untuk wax play.
Di tengah ruangan terletak tempat tidur besi yang luas. Ada rantai yang terhubung ke borgol kulit di setiap sudut. Di depan tempat tidur, ada "salib Santo André" yang dicat hitam dan dengan tali merah yang tergantung dari cincin yang dipasang di setiap ujung X.
Dinding yang berlawanan dengan cambuk seluruhnya ditutupi oleh cermin, yang memberi ruang itu kesan jauh lebih luas dari yang sebenarnya.
César membiarkan dirinya terbawa oleh aroma kulit yang bercampur dengan aroma halus krim, minyak, dan bahan lainnya, tersesat dalam fantasi memiliki Adrian di sana, sesuka hatinya. Dalam fantasinya dia pergi Adrian benar-benar terbuka dan rentan, meskipun bersenang-senang, sambil meminta untuk dihukum.
CEO menggelengkan kepalanya dan keluar dari kamar, mengunci pintu di belakangnya. Dia benar-benar terangsang hanya dengan membayangkan, tetapi di sisi lain dia tahu bahwa dia perlu menahan diri. Dia perlu mendekati Adrian secara bertahap dan mengungkapkan ruangan itu sejak awal, mungkin bukan ide yang terbaik.
Yang sama sekali tidak berarti bahwa saya akan memperlakukan Adrian dengan sangat ringan. Dia berputar di tumitnya dan kembali ke kamar, mengambil beberapa benda dan keluar lagi.
...----------------...
Saya meninggalkan beberapa gambar ilustrasi! (gambar dari internet)
Bayangkan sesuka hati dan jika Anda akan bertualang, bertanggung jawablah! Prinsip SSC (Sehat, Aman, dan Konsensual).
