Ketika cinta bertabrakan dengan ambisi, dan kelembutan mengikis kekejaman…
Min Yoongi, seorang CEO muda tampan yang dikenal dingin dan kejam, menjalankan bisnis warisan orang tuanya dengan tangan besi. Tak ada ruang untuk belas kasih di kantornya—semua tunduk, semua takut. Sampai datang seorang gadis bernama Lee YN, pelamar baru dengan paras luar biasa bak boneka buatan, namun dengan hati yang tulus dan kecerdasan luar biasa.
YN yang polos, sopan, dan penuh semangat, menyimpan luka mendalam sebagai yatim piatu. Tapi hidupnya berubah saat ia diterima bekerja di bawah kepemimpinan Yoongi. Ketertarikan sang CEO tumbuh menjadi obsesi, membawa mereka ke dalam hubungan yang penuh gairah, rahasia, dan ketegangan.
Namun, cinta mereka tidak berjalan mudah. Yoongi masih terikat dengan Jennie, kekasih cantik nan angkuh yang tidak terima posisinya tergantikan. Sementara itu, Jimin—sahabat Yoongi yang terkenal playboy—juga mulai tertarik pada YN dan bertekad merebut hatinya.
Dibayangi fitnah, d
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Angle love, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 13 – Bara di Dua Hati
Pagi itu, suasana kantor belum sepenuhnya kembali tenang sejak kunjungan Taehyung. Desas-desus soal CEO muda itu belum mereda—terutama di antara para staf wanita. Namun yang lebih menjadi bahan pembicaraan adalah satu hal lain: Min Yoongi terlihat lebih tidak stabil dari biasanya.
Sang CEO yang biasanya tenang dan dingin kini menjadi lebih cepat tersulut, mudah terganggu, dan beberapa staf bahkan sempat kena dampratan hanya karena kesalahan kecil. Hanya satu orang yang bisa menduga alasannya: Lee YN.
Sejak insiden malam itu, Yoongi bersikap sangat protektif. Ia memanggil YN ke ruangannya hampir setiap dua jam sekali, meminta laporan yang tidak terlalu penting, atau sekadar menanyakan hal-hal yang sebenarnya bisa disampaikan lewat email.
YN semakin gugup tiap kali dipanggil. Tapi yang membuatnya bingung—setiap ia menatap mata Yoongi, ia tidak bisa berpaling. Seolah ada daya tarik yang membuatnya tetap ingin tinggal, walau hatinya berdebar hebat.
**
Pagi itu, YN sedang menyusun dokumen saat ponselnya bergetar.
> From: Kim Taehyung
"Aku akan ada di dekat kantor jam 10. Mau makan siang bersama? Aku janji tidak akan membuat masalah."
YN menatap layar sejenak. Ia tahu menerima ajakan itu bisa memperkeruh suasana, tapi entah kenapa hatinya mengiyakan.
> To: Kim Taehyung
"Baik. Tapi hanya satu jam."
Dan saat jarum jam menunjukkan pukul 12, mobil sport silver berhenti tepat di depan lobi kantor. Taehyung turun, mengenakan jas navy casual dan kacamata hitam.
Beberapa staf membisu. Yang lainnya memotret diam-diam. Tapi hanya satu orang yang terlihat seperti ingin menghancurkan sesuatu saat melihatnya dari jendela lantai tiga: Min Yoongi.
**
Mereka duduk di sebuah restoran rooftop yang tenang, dengan pemandangan kota Seoul yang megah. Taehyung menarikkan kursi untuk YN, memperlakukannya dengan sangat sopan.
"Terima kasih sudah mau datang."
YN tersenyum kecil. “Saya tidak ingin terlihat tidak sopan… dan sejujurnya, saya juga penasaran.”
Taehyung menatapnya penuh minat. "Tentang apa?"
"Kenapa pria seperti Anda, yang punya segalanya, terlihat begitu… tertarik pada saya."
Taehyung tertawa ringan. “Kau benar-benar berbeda. Sopan, pintar, dan sangat tenang di tengah dunia yang bising. Dan yang paling membuatku tertarik—kau tidak mencoba menarik perhatian. Tapi justru itu yang menarik.”
Wajah YN sedikit memerah.
Taehyung melanjutkan, “Dan kurasa, itu juga alasan kenapa dia—Min Yoongi—tak bisa mengalihkan pandangan darimu.”
YN terdiam. Ia ingin menyangkal, tapi tak bisa.
Taehyung menyenderkan punggung. “Masalahnya… pria seperti dia tidak tahu bagaimana cara menjaga yang dia cintai. Dia terlalu takut terluka, sampai-sampai malah menyakiti lebih dulu.”
**
Di kantor, Yoongi berjalan bolak-balik di ruangannya. Jimin masuk sambil membawa kopi, lalu meletakkannya dengan pelan.
"Kau tahu mereka sedang makan siang bersama?"
Yoongi menatap tajam. “Tentu saja aku tahu.”
“Kau marah?”
“Tentu saja aku marah,” gumamnya dingin. “Tapi aku lebih marah pada diriku sendiri.”
“Kenapa?”
“Karena aku membiarkan dia pergi bersama pria lain. Dan aku bahkan belum mengungkapkan apa pun padanya.”
Jimin menarik napas panjang. “Hyung, ini bukan seperti mengurus perusahaan. YN bukan proposal. Dia butuh kejelasan, bukan permainan.”
Yoongi mengepalkan tangan.
**
Sementara itu, Taehyung dan YN selesai makan dan berjalan menuju lift. Tanpa mereka sadari, seseorang mengintai dari jauh: Jennie.
Mata tajam wanita itu menatap dengan amarah yang mengendap.
“Jadi benar. Kau mulai bermain api, Yoongi… dan gadis ini sumbernya.”
Jennie mengaktifkan ponselnya dan menghubungi seseorang.
“Kerahkan orangmu. Aku ingin tahu semua tentang gadis itu. Termasuk kelemahannya.”
**
Saat YN kembali ke kantor, Yoongi langsung memanggilnya.
“Masuk.”
YN masuk dengan hati-hati, menyadari aura ruangannya terasa lebih dingin dari biasanya.
“Kau makan siang dengan Taehyung?”
“Iya, Tuan. Kami hanya membicarakan beberapa hal tentang pekerjaan dan—”
“Kau tahu dia bukan pria baik.”
YN menatapnya. “Dan Anda pikir Anda pria baik?”
Yoongi terdiam. Wajahnya berubah.
“Maaf,” ucap YN buru-buru, “Saya tidak bermaksud—”
“Tidak. Kau benar,” Yoongi berdiri, menghampirinya. “Aku memang bukan pria baik, YN.”
Langkahnya mendekat. “Aku tidak tahu bagaimana cara bersikap lembut, aku terlalu posesif, terlalu keras… Tapi satu hal yang aku tahu pasti…”
Tangan Yoongi menyentuh pipi YN. “Aku tidak bisa melihatmu dengan pria lain. Bahkan satu detik pun.”
Wajah mereka begitu dekat sekarang. Nafas mereka saling menyatu.
“Kau membuatku gila, YN.”
Dan dalam sekejap, bibir Yoongi menyentuh bibir YN.
Ciuman itu panas, dalam, penuh gejolak dan rasa yang tertahan. YN terkejut, tubuhnya menegang—tapi ia tidak menjauh. Entah kenapa, hatinya menuntunnya untuk tetap di sana.
Saat akhirnya Yoongi melepaskan ciuman itu, matanya menatap dalam.
“Aku ingin kau tahu… bahwa aku tak akan membiarkan siapa pun mengambilmu dariku.”
**
Namun di luar sana, badai baru mulai terbentuk. Jennie kini tahu segalanya. Tentang masa lalu YN, tempat tinggalnya, rutinitasnya, bahkan siapa teman-teman dekatnya.
Dan dia tersenyum puas.
“Jika aku tidak bisa memiliki Yoongi, maka tak seorang pun boleh.”
---
kenapa gk ada yg nge like yaaa