Rian. Seorang pemuda SMP berusia 15 tahun yang biasa saja Seketika hidupnya berubah 180 derajat setelah dia menelan pil Paracetamol saat dia pingsan di UKS tepat di hari Senin saat upacara bendera sekolahnya. Tidak tanggung-tanggung dia mewarisi kekuatan Kaisar Sihir bintang 9 dari dunia lain.
Perlahan-lahan dia bangkit dari yang latar belakangnya biasa-biasa saja dan selalu hidup sederhana kini berubah menjadi pemuda berwibawa dihormati dan disegani kemanapun dia pergi. Dia yang awalnya hanya memiliki status rendah di masyarakat perlahan bangkit hingga berdiri di puncak tertinggi.
Inilah perjalanan seru Rian, yang mendapat berkah tersembunyi berawal sakit deman dan menelan sebuah pil paracetamol. Yang mana pil Paracetamol tersebut ternyata bukan pil biasa, tapi pil yang telah mengandung kekuatan dari seorang Kaisar Sihir bintang 9.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jin kazama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13. Penaklukan Distrik 86.
Bab 13. Penaklukan Distrik 86.
Di tengah hiruk-pikuk keramaian Ibukota Daun Hijau, sesosok pemuda saat ini sedang melesat jauh, berpindah dari satu gedung ke gedung lainnya. Tubuhnya sangat ringan, seperti seekor burung yang melayang dari suatu tempat ke tempat lainnya, namun gerakannya sangat cepat, secepat kilatan cahaya.
Pemuda ini tidak lain adalah Rian. Dia yang bergerak dengan sangat lincah dan cepat tidak akan pernah diketahui oleh orang-orang yang ada di bawah, karena saat ini posisinya sangat tinggi di pucuk sebuah gedung.
Mengamati keramaian, ia merasa takjub dengan gemerlap lampu-lampu ibukota dan keindahannya. Seolah dunia ini benar-benar aman, tenteram, dan damai.
Namun, saat ini ia sangat menyadari jika di balik kedamaian yang terlihat tidak mengancam ini, ada sesuatu yang lebih besar. Sesuatu yang mengintai di balik bayang-bayang. Sesuatu yang lebih jahat, sesuatu yang lebih gelap, berusaha untuk menguasai segalanya, merusak kedamaian yang sudah ada, dan menjadi sumber kanker yang akan menggerogoti kedamaian itu sendiri.
Itu adalah sekelompok ras asing yang datang dari luar planet Bumi. Jika dugaannya benar, itu pasti sisa-sisa ras asing yang mengejar ayah angkatnya dalam pelariannya saat bertarung hebat melawan mereka.
Dan ras asing ini tidak lain adalah ras-ras yang memiliki kekuatan kegelapan, atau lebih sederhananya, sebut saja ras kegelapan yang memiliki kekuatan Energi Iblis.
Jika dugaannya benar dan ras Iblis benar-benar ada di Bumi, maka Bumi bukan lagi menjadi tempat yang damai. Dunia ini akan dilanda oleh kekacauan, dan sudah pasti hierarki antara yang kuat dan lemah akan menjadi semakin nyata. Penindasan, perbudakan, pembunuhan, pembantaian, dan segala jenis macam kekacauan pasti akan menjadi neraka yang mengubah tatanan kehidupan yang terlihat damai ini.
Saat ini, Rian sendiri sedang melesat ke arah tertentu, atau lebih tepatnya menuju wilayah barat, di mana tempat Distrik 86 berada.
Dan saat inilah dia baru menyadari betapa besarnya beban yang ditanggung di pundaknya ketika musuh-musuh dari ayah angkatnya datang. Namun, bagaimanapun, dunia ini adalah rumahnya, tempat tinggalnya, dan dia tidak akan mungkin membiarkan tempat tinggalnya dihancurkan dan diporak-porandakan oleh makhluk asing.
Jadi, dengan kekuatan elemen cahaya yang diwariskan oleh ayah angkatnya, ia akan berusaha semaksimal mungkin, sekuat tenaga, untuk menjaga perdamaian ini tetap stabil tanpa ada yang menggoyahkannya.
Saat ia melesat semakin jauh, akhirnya ia menemukan sebuah wilayah yang sangat luas dan tidak biasa. Wilayah itu dibentengi oleh tembok-tembok yang sangat tinggi dan megah, yang mana ada sebuah pintu gerbang atau gapura yang sangat besar. Dan di tengah-tengah gapura itu, ada sebuah ukiran besar dengan tulisan:
"DISTRIK 86."
Di balik tembok-tembok yang tinggi dan besar itu, ia bisa melihat sebuah kediaman yang sangat besar dan mewah, yang mana di sekelilingnya dijaga oleh banyak orang dengan sangat ketat. Mereka memegang senjata berupa pistol, senjata laras panjang, busur, bahkan ada juga yang memegang shotgun.
Melihat itu semua, Rian menyipitkan matanya.
Kemudian, senyum sinis terukir di bibirnya.
"Pantas saja distrik ini menjadi distrik yang cukup berkuasa. Ternyata kekuatan mereka jauh lebih besar jika dibandingkan dengan Distrik Anggrek dan Distrik Mawar."
Rian bisa merasakan jika seluruh wilayah yang berada dalam kawasan Distrik 86 itu memancarkan fluktuasi energi yang cukup besar. Ia bisa melihat adanya perisai energi yang menyelimuti seluruh wilayah.
Dan yang membuat dahinya berkerut dan raut wajahnya berubah menjadi sangat dingin, ia bisa merasakan adanya aliran energi iblis yang menyebar luas. Hal ini hanya menyimpulkan satu hal, jika di wilayah distrik ini memang ada seseorang yang memiliki aura iblis di dalam tubuhnya.
Bisa jadi, mereka adalah orang asing dari luar planet Bumi, ataupun orang-orang planet Bumi yang mendapatkan kekuatan dari ras asing itu sendiri.
"Huh, ternyata apa yang aku pikirkan tidak salah. Benar-benar ada aura kegelapan yang mengandung aura iblis di sini."
Setelah menarik napas dan menghembuskannya secara perlahan, ia pun membulatkan tekadnya.
"Baiklah, mari kita rebut distrik ini dengan paksa. Jika ada yang melawan, aku tidak akan segan-segan untuk membantai mereka," ucapnya dengan niat membunuh yang melintas di matanya.
Akhirnya, tanpa banyak menunda, Rian pun berjalan dengan sangat santai menggunakan kemampuan teleportasi dalam sekejap mata yang sudah tiba di depan gerbang distrik dan seketika kedatangan Rian, langsung membuat kedua penjaga itu waspada, namun sebelum mereka dapat mengatakan apapun, aura yang ada di dalam tubuh Rian langsung meletus, dan hanya dengan sedikit tekanan gravitasi, keduanya ditekan hingga tersungkur lalu pingsan.
Kemudian, dengan satu tendangan dari 1% kekuatannya, itu sekitar 50 kg, dan pintu gerbang tersebut langsung meledak dan hancur berkeping-keping. Ini bisa terjadi karena ia menggunakan sedikit hukum cahaya. Itu hanya sangat sedikit, dan menghasilkan serangan sebesar 500 kg dengan kecepatan yang menyamai kereta api.
Jika dihitung itu sekitar 140 ton.
"WUSH! BOOM! DUAR!"
Seketika pintu gerbang yang terbuat dari baja itu langsung hancur berkeping-keping, bukan hanya hancur akan tetapi dinding-dinding yang ada di sampingnya mulai retak dan retakan itu menjalar dengan sangat luas, detik berikutnya itu langsung meledak dan hancur dengan kecepatan yang dapat dilihat oleh mata telanjang.
Namun, berkat kontrol kekuatan yang sangat baik dari Rian, guncangan dan getaran itu hanya terfokus pada seluruh kediaman yang berada di dalam gedung distrik tersebut, sedangkan di luar hanya mengalami sedikit guncangan kecil. Tapi itu sudah cukup untuk membuat kepanikan. Sementara di dalam kediaman, jangan ditanyakan lagi. Gempa Bumi dahsyat melanda. Tanah bergetar dengan berguncang hebat. Retakan menjalar seperti jaring laba-laba. Retakan itu terus menjalar dan meluas, membuat perisai energi yang menyelimuti seluruh kediaman bergetar dengan hebat. Seolah besar runtuh kapan saja.
Pada akhirnya, perisai itu tidak runtuh dan hanya sedikit mengeluarkan retakan tipis yang tidak lama kemudian retakan itu kembali di regenerasi dan pulih seperti sedia kala.
"Oh ternyata lumayan kuat juga," ucap Rian sambil terkekeh.
Tiba-tiba terdengar suara menggelegar penuh kemarahan dari dalam kediaman.
"Bajingan mana yang berani membuat keributan di kediamanku." capnya dengan suara yang menggelegar bagaikan guntur.
Tidak lama kemudian, keluarlah sosok pria paruh baya dengan aura yang sangat kuat.
Setidaknya itu untuk ukuran tingkatan kekuatan para Petarung Legendaris.
Kekuatan itu adalah Ranah Setengah Abadi dengan level 9 tahap puncak. Kekuatannya mencapai 198.150 ton.
Namun Dimata Rian, itu sama sekali tidak ada apa-apanya. Bahkan Petarung Legendaris yang terkuat di ranah Abadi pun hanya seekor semut di matanya.
Rian sendiri bahkan sampai lupa semua tingkatan di dunia ini, karena baginya itu sama sekali tidak penting.