Angelo, yang selalu menyangkal kehamilannya, melarikan diri setelah mengetahui bahwa ia mengandung anak Maximilliam, hasil hubungan semalam mereka. Ia mencari tempat persembunyian terpencil, berharap dapat menghilang dan menghindari konsekuensi dari tindakannya. Kehamilan yang tak diinginkan ini menjadi titik balik dalam hidupnya, memaksanya untuk menghadapi kenyataan pahit dan melarikan diri dari masa lalunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Novianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
A warm hug.
Jacob dan Janet pamit pulang, meninggalkan Angelo dan Maximillian di rumah sakit. "Aku akan menemanimu. Untuk apa mengandalkan suster, jika ada aku di sini?" kata Maximillian, suaranya lembut, mencoba meyakinkan Angelo yang ingin mengusirnya pulang. Cahaya lampu ruangan rumah sakit yang redup menerangi wajah mereka.
"Ya, terserah," jawab Angelo, suaranya lesu.
Angelo mencoba mencari posisi tidur yang nyaman, namun kegelisahan menghantuinya. Matanya terpejam, namun pikirannya melayang. Ia terbiasa bercerita pada Minnie, induk kudanya, saat merasa gelisah seperti ini.
Maximillian, yang perhatiannya tertuju sepenuhnya pada Angelo, memperhatikan kegelisahan wanita itu. "Apakah kau tidak bisa tidur?" tanyanya, mendekati Angelo dengan langkah pelan.
Angelo tidak menjawab, namun Maximillian mengerti. Ia mengambil kursi dan memindahkannya ke sisi tempat tidur Angelo, duduk menghadapnya. Tangannya terulur, dengan lembut mengelus perut Angelo yang mulai membuncit. "Halo sayang, apakah kau sedang ingin bermain?" suara Maximillian lembut, menyapa bayi di dalam perut Angelo.
"Mamamu tengah lelah, bisakah kau tak membuatnya gelisah?" lanjutnya, suaranya penuh kasih sayang. Meskipun usia kehamilan baru memasuki bulan ketiga, dan janin belum sepenuhnya terbentuk, Maximillian tetap berbicara pada bayi mereka. Ia yakin, bayi mereka lah yang membuat Angelo merasa gelisah. Suasana ruangan rumah sakit yang semula sunyi, kini dipenuhi dengan suara lembut Maximillian yang menenangkan.
Angelo menatap Maximillian. Pria yang selalu dikenal dingin dan tanpa ekspresi itu, kini memancarkan aura lembut dan penuh kasih sayang. Cahaya lampu rumah sakit yang redup menerangi wajah Maximillian, menonjolkan kelembutan yang tak pernah ia lihat sebelumnya. Anehnya, kegelisahan yang selama ini menghantuinya, menghilang begitu saja setelah sentuhan lembut Maximillian di perutnya.
Suara Maximillian yang berbicara pada bayi mereka, terdengar seperti alunan musik pengantar tidur yang menenangkan. Tanpa disadari, Angelo terlelap dengan nyenyak, kegelisahan dan ketidaknyamanan yang selalu mengganggunya sirna.
Maximillian tersenyum mendengar dengkuran halus Angelo. Ia menatap perut wanita itu, bisiknya lembut, "Sering-seringlah membuat Papa dan Mama berdekatan. Papa harap, kau bisa membuat Mama selalu tak ingin jauh dari Papa."
Malam semakin larut. Maximillian pun tanpa sadar ikut tertidur, bersandar di kursi samping tempat tidur Angelo. Angin dingin malam tak mampu menembus kehangatan yang tercipta di ruangan perawatan itu.
Jacob dan Janet, yang ternyata tidak benar-benar pulang, mengintip dari balik pintu. Mereka memastikan Angelo dan Maximillian telah tertidur pulas. "Benarkan apa yang kukatakan? Mereka tidak akan bertengkar," bisik Janet, suaranya penuh kelegaan.
Jacob mengangguk, namun raut wajahnya masih dipenuhi keraguan. "Tapi aku belum bisa menyerahkan Angelo begitu saja," jawabnya, suaranya berat. "Cukup dengan Solen dia terluka. Aku tak ingin dia kembali dilukai oleh pria lain." Ia masih ragu akan Maximillian, kepercayaan terhadap pria itu belum sepenuhnya terbangun.
"Percayalah padaku, Maximillian mencintai Angel sejak lama. Hanya saja, karena kehadiran Mauren dan Rain, sikapnya menjadi terlihat buruk," kata Janet, suaranya lembut, mencoba meyakinkan Jacob. Ia ingin meyakinkan Jacob bahwa kakaknya adalah pria yang tepat untuk Angel.
Jacob mendelik sinis. "Diamlah, kau terus saja mempromosikan kakakmu. Aku hanya ingin keponakanku bahagia. Entah dia akan menikah atau tidak nantinya, aku akan tetap mendukung pilihannya," jawab Jacob, tegas.
Janet terkekeh pelan. Niatnya memang untuk menaikkan citra Maximillian di mata Jacob. Ia tahu Jacob sulit untuk dirayu, tapi ia tak berbohong; Maximillian memang kandidat yang tepat untuk Angel.
Mereka meninggalkan ruangan perawatan Angel, membiarkan keduanya beristirahat dengan tenang. Saat mereka berada di dalam lift yang mulai bergerak turun, Jacob bertanya, "Kau pulang menggunakan apa?"
"Tentu saja dengan mobil," jawab Janet, santai.
"Taksi maksudmu?" tanya Jacob lagi, keningnya sedikit berkerut.
"Tentu mobilku lah!" sahut Janet, suaranya sedikit sewot karena pertanyaan Jacob yang berulang.
Jacob mengangkat sebelah alisnya. Ekspresi Janet tiba-tiba berubah menjadi terkejut. "Astaga, aku tak membawa mobil! Mobilku tertinggal di hotel tempat acara pernikahan Cyne!" pekiknya, suaranya nyaris berbisik, menahan rasa panik. Lift berhenti di lantai dasar, menandakan mereka telah sampai.
Jacob keluar dari lift lebih dulu, meninggalkan Janet yang masih terlihat panik. Begitu menyadari Jacob telah pergi, Janet langsung mengejarnya. Ia meraih tangan Jacob, bergelayut manja. "Paman, bisakah kau mengantarku pulang? Tadi aku ke sini bersamamu, jadi, aku akan kembali bersamamu juga," pintanya, suaranya sedikit memohon. Cahaya lampu di luar lift menerangi wajah panik Janet.
Jacob terlihat geli dengan sikap manja Janet. Ia melepaskan rangkulan Janet dari lengannya. "Minta saja pada tunanganmu untuk menjemputmu. Apa gunanya kau memiliki tunangan jika tidak dimanfaatkan?" tolak Jacob, melanjutkan langkahnya menuju parkiran rumah sakit.
Janet mengikuti Jacob, mendengus kesal. "Kau tahu hubungan orang yang terikat karena perjodohan? Kami tidak benar-benar nyata, dan rasanya aku sudah benar-benar muak," ucapnya, lebih terdengar seperti bercerita daripada berbicara pada Jacob. Suaranya terdengar lelah dan putus asa.
Jacob diam, tetapi mendengarkan. Janet melanjutkan, "Aku lelah diselingkuhi, tapi aku tak tahu bagaimana cara melepaskannya. Aku tak ingin mengecewakan Papa."
Jacob menoleh, melihat raut wajah Janet yang berubah sendu. "Sudahlah, jangan bercerita lagi. Aku benar-benar muak dengan pembahasan perselingkuhan. Dunia ini benar-benar hanya berisi tentang perselingkuhan saja. Mengapa orang-orang seperti mereka tidak mati saja?" Jacob tiba-tiba melampiaskan kekesalannya, suaranya terdengar tajam.
Janet tertarik dengan ucapan Jacob. "Apakah kau juga pernah diselingkuhi?" tanyanya, penasaran. Ia menatap Jacob, menunggu jawaban pria itu.
. . .
Matahari telah meninggi beberapa jam, tetapi Angelo masih tertidur nyenyak dalam pelukan hangat Maximillian. Sinar matahari pagi yang masuk melalui jendela menerangi sebagian wajahnya yang tenang. Ia semakin masuk ke dalam pelukan itu, mencari kehangatan dan kenyamanan yang membuatnya merasa aman.
Maximillian, yang telah terbangun sejak beberapa saat lalu, hanya bisa menahan napas. Sensasi hangat napas Angelo di lehernya membuatnya tersiksa, namun di saat bersamaan, ia juga menikmatinya. Rasa nyaman dan aman menyelimuti hatinya.
Mereka berdua berada di ranjang rumah sakit yang sama. Malam sebelumnya, Angelo tiba-tiba terbangun dan meminta Maximillian untuk bergabung di ranjang, memeluknya karena merasa kedinginan.
Entah Angelo sadar atau tidak dengan perilakunya, namun Maximillian tentu tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia memeluk Angelo erat, membawa wanita itu ke dalam kehangatan tubuhnya. Kini, ia masih memeluk Angelo, merasakan detak jantung wanita itu yang berdebar pelan di dekat telinganya. Suasana ruangan rumah sakit yang sunyi, hanya diiringi suara detak jantung mereka berdua yang berpadu menjadi satu.
Di sisi lain, dua pasangan, masing-masing terdiri dari seorang wanita dan pria yang bukan kekasih, tertidur lelap di balik selimut tebal, setelah menghabiskan malam bersama.
Angelo mau jg nkah sm max.....aws aja kl max ky sng mntan yg bjingn....
Laahhh.....janet mlh ktmu mntan...bkln gelut ga y????🤔🤔🤔
tmbh lg trauma msa lalu,pst bkin dia mkin down....mga aja max bsa bkin dia lbh smngt.....
lgian,udh ada ank sndri knp mlah adopsi????sukur2 kl ga iri pas udh dwsa,kl iri kn mlah bhya....
jgn blng kl goerge d jbak skretarisnya pke ssuatu,trs dia tau dn nyri istrinya????
tp mmdingn gt sih,drpd jd skandal....
kl angelo nkah sm max,brrti janet jd adik ipar....tp kn janet bkln nkah sm jacob,pdhl jacob pmannya angelo....
🤔🤔🤔
ppet trs smp angelo brsdia buat nkah sm max.....