NovelToon NovelToon
Takdir Pemilik Plakat Emas

Takdir Pemilik Plakat Emas

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Konflik etika / Mengubah Takdir / Keluarga / Harem / Fantasi Wanita
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Una~ya

Permaisuri Bai Mengyan adalah anak dari Jenderal Besar Bai An

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Una~ya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep 13 (Revisi)

    Seperti sebelumnya, permaisuri belum bangun dari kasur. Semalam dia batuk tanpa henti dan membuat kedua pelayan tidak tidur menunggui dirinya. Terbukti pagi ini keduanya masih terjaga, salah satu dari mereka membuat obat yang seharusnya di buat di dapur tapi karena khawatir yang berlebih──di putuskan membawanya ke kamar. Tenang saja, posisinya agak jauh dari permaisuri. Tepatnya, berada di ujung ruangan dekat dengan ventilasi udara. Dayang Utama Lan menghembuskan nafas panjang, dia lelah tentu saja. Mendengar suara nafas, Ah Yun berbalik dan mengikuti Dayang Utama Lan menghela nafas. Mereka lelah!

    Sudah lebih dari 6 minggu, kondisi tubuh permaisuri tidak membaik. Dayang Utama Lan merasa waktu permaisuri tidak akan lama lagi. Dia hanya bisa menangis. Jika benar begitu, maka dia akan mengikuti permaisuri. Merasa tidak berguna dan hanya bisa menangis, baik Lan dan Ah Yun memukul paha mereka dengan keras.

Tidak begitu berbeda dengan Tabib Lu, dia bahkan lebih kesal tidak bisa menyembuhkan permaisuri setelah janjinya. Yah, minggu lalu dia turun gunung dan mendatangi istana dingin bermaksud mencoba pengobatan yang telah dia pelajari akan tetapi pengobatannya selama itu tidak berhasil, akhirnya dengan cemberut pada diri sendiri, dia kembali. Dalam hati dia bertanya-tanya racun apa yang tidak bisa dia sembuhkan? Dan berakhir kesal lagi.

    Tapi yang membuat Ah Yun kembali psda dunianya adalah suara rintihan dari atas kasur. Terburu-buru, tanpa sadar menendang obat yang baru saja dia masak selama berjam-jam, tanpa henti. Namun, usaha itu tidaklah penting, Ahyun tidak memikirkannya dan bergegas berlutut di samping Dayang Lan yang sempat sibuk dengan urusan lain dalam pikirannya. Dia mulai memanggil dengan lembut, naik hingga suaranya serak membuat Dayang Lan terperanjat kaget lalu menutup mulut Ah Yun dengan tangan yang di pakai memijat tubuh permaisuri. Dayang Lan bertanya tapi Ah Yun tidak menjawab. Melihat arah pandang Ah Yun, dia mengikutinya dan mendapati tuannya bergerak gelisah dengan keringat yang membanjiri wajah cantik.

    Dayang Lan terkejut dan berteriak. Di dekatkan tubunya pada permaisuri sembari menyeka keringat dengan sapu tangan milik permaisuri. “Yang mulia!?” ucapnya berharap orang yang dia panggil segera membuka mata. Tapi sampai beberapa detik tidak ada respon positif yang menyisahkan keraguan di hati kedua pelayan itu. Saat terpikir, Dayang Lan meminta Ah Yun mengirim surat kepada Paman Kerajaan Han. Tapi, belum sempat Ah Yun berdiri melaksanakan perintah, permaisuri membuka mata. “Ja-ja-ngan mere-pot-kan sia-pa-pun!” Terbata-bata.

    “Yang Mulia!!?” Panggil keduanya bersamaan.

    Mereka senang, sangat senang. Air mata bahagia jatuh meluap di pipi para pelan setia permaisuri. Dayang Lan mengambil air putih lalu memberikannya kepada permaisuri yang di teguk hingga tandas. Kemudian dia mengangguk dan menutup matanya lalu mengucapakan terima kasih. Benar-benar berterima kasih kepada kedua orang di depannya. Tidak bisa membayangkan akan menjadi seperti apa kehidupannya tanpa keduanya setelah keluarga Bai tiada.

Tanpa permaisuri sadari, air mata ikut jatuh. Rasa sakit itu kian meremukkan hati ketika melihat keadaan kedua pelayannya. Baju yang di kenakan terlihat lusuh bahkan tangan Ah Yun dan Dayang Lan semakin kasar dan kotor. “Maaf” Hanya itu yang bisa dia katakan. Dia merasa bersalah, karena berada disisinya, mereka berdua harus merasakan penderitaan yang tidak diketahui ujungnya.

    “Kalian tidak harus melalui semua ini,” Ucap permaisuri pelan.

    Dayang Lan dan Ah Yun sama-sama menggeleng menghilangkan perasaan bersalah wanita itu. Mereka tidak pernah berpikir akan meninggalkan orang yang telah berjasa atas hidupnya. Setelah sekian lama bersama dalam suka maupun duka, mana mungkin ada pikiran jelek. Mereka justru bersyukur masih bisa melayani putri tertua Jenderal dan bersama menjalani hukuman Raja. Dari pada hidup dalam kemewahan di kediaman lain, lebih baik hidup sengsara dan membalas budi adalah perkataan Dayang Lan yang selalu di ingat Ah Yun. Tidak ada yang memaksa, dia melakukannya karena mencintai permaisuri seperti saudara, begitupun dengan Ah Yun.

    “Jangan khawatir Yang Mulia, dimanapun dan bagaimana keadaan anda──kami akan terus mendampingi anda. Tidak ada rasa penyesalan.” Ujar Dayang Lan begitu sopan. Ah Yun tiba-tiba berdiri dengan tergesa-gesa menyadari ada hal penting yang lupa dia lakukan. Kedua wanita yang berada dalam ruangan kaget sembari melihat Ah Yun. Gadis itu terburu-buru.

    “Ada apa?” Tanya Dayang Lan.

    “Aku lupa, permaisuri belum makan!” Seperti kilat, dia sudah tidak berada dalam kamar.

    Permaisuri menggeleng, Ah Yun selalu bersemangat. Arah pandang matanya sudah berganti melihat sekeliling ruangan. Dia tidak begitu perduli bagaimana kondisi rumah istana dingin, yang terpenting masih layak dan dia bisa beristirahat dan berlindung dari hujan atau terik matahari. Kemudian, dia melihat kembali baju dayang Lan. Sedih. “Apa kalian tidak membawa baju dari kediaman Permaisuri?”

    Dayang Lan ikut menggeleng. “Bagaimana bisa memakai pakaian bagus sementara baju Permaisuri saja tidak layak.” Kata dia yang membuat Permaisuri bertambah sedih.

    Tiba-tiba dia berpikir cukup lama dan bertanya kepada Dayang Lan. “Apa Lord Xuhuan sering berkunjung ke istana dingin?”

    Dayang Lan mengangguk sebagai balasan.

    “Dayang Lan, jika Paman Kerajaan datang kau harus menolaknya dengan sopan,” Dia tidak ingin membebani kakak seperguruannya. Jika Raja atau orang istana sampai tahu pria itu membantunya maka dia tidak akan terhindar dari amarah Raja. Apalagi statusnya sebagai orang buangan yang keluarganya berkhianat. “Jangan sampai kita membuat Lord Xuhuan terlibat, dia dan Raja sangat dekat, aku tidak ingin membuat hubungan baik menjadi buruk.” Mengingatkan Dayang Lan.

    Walaupun ragu tapi Dayang Lan mengerti, dia mengangguk.

    Sekitar 5 menit, Ah Yun datang membawa makanan seadanya dari dapur. Tidak ada makanan mewah seperti biasa, hanya sayur mayur yang di tumis dan beberapa jamur musim tumbuh liar di belakang istana. Ah Yun memutar otaknya, hanya untuk makan dia harus berusaha keras. Beruntung di dalam istana dingin terbengkalai, banyak tanaman sayur yang bisa di makan dan rasanya enak. Jangan tanya para pelayan istana dan kasim yang selalu menyiapkan makanan untuk Permaisuri. Ada dan tiada.

Ingin rasanya Ah Yun melawan, menarik rambut mereka dengan keras, sehingga tidak ada yang tersisa. Bagi perempuan itu, hal tersebut masih dalam tahap wajar karena pernah membuat mereka kelaparan.

    “Yang Mulia makanannya sudah datang.” Ah Yun tersenyum.

    Permaisuri berterima kasih.

    Dayang Lan membantu memegang tubuh Permaisuri yang masih lemah, dia duduk dan makan dengan kedua pelayannya. Ketika dia sudah selesai dengan semua itu, paman kerajaan datang membawa Tabib Long. Hal itu membuat Dayang Lan tersedak, terburu-buru keluar untuk menghadang sesuai dengan permintaan Permaisuri. Sungguh, dia harus mengumpulkan keberanian mengusir Lord Xuhuan yang terkenal.

    "Lord Xuhuan! Lan memberi hormat." katanya menurunkan badannya sedikit.

    Lord Xuhuan hanya mengangkat tangan dan mengangguk sekilas. Tanpa basa-basi dia langsung meminta bertemu dengan Permaisuri. "Saya membawa Tabib Long, dia akan memeriksa Permaisuri." Sahutnya.

    Sebelum Tabib Long melangkah, Dayang Lan menggeser badannya ke depan pintu. Terlihat tidak sopan, tapi dia sedang menjalankan perintah. "Permaisuri baru saja beristirahat yang mulia, mohon anda kembali." katanya pelan.

    Paman Kerajaan Han Xuan Hu atau yang biasa di panggil Lord Xuhuan menatap pintu yang tertutup di depannya. Ada firasat. Meski dia sedikit terkejut dengan sikap Dayang Lan, dia berusaha mengerti.

    "Bagaimana keadaan Permaisuri?" Tanya dia.

    "Yang mulia baru saja istirahat setelah dia sadar beberapa jam yang lalu. Saya takut menganggu karena itu mohon agar Lord Xuhuan dan Tabib Long undur diri. Saya minta maaf." Masih berusaha. Lan sudah keringat dingin, dia takut pria itu akan marah dan membuatnya dihukum.

    "Oh, seperti itu!? Jika begitu saya tidak mengganggu. Tolong sampaikan kepada Permaisuri jika dia sudah bangun, bahwa saya akan membawa Tabib Long berkunjung lain kali." Ujarnya lalu pergi bersama dengan Tabib Long yang tampak biasa saja. Dayang Lan yakin murid gunung Kun tidak akan tersinggung hanya karena penolakannya barusan.

    Misinya selesai, dia bergegas masuk dan menyampaikan pesan Lord Xuhuan kepada Permaisuri.

ـــــــــــــــــــﮩ٨ـ

1
Tri Septi
bagus ceritanya
Danang Kurniawan
mantap
Danang Kurniawan
waaaahhh, thor.. di luar ekapektasi.. crazy up dong.. aq suka yg gak gampang ditebak begini.....
Unaya: Terima kasih 🙏 di tunggu up selanjutnya
total 1 replies
Osie
aku mampir nih..msh nyimak dulu
Unaya: Terima kasih 🙏🙏
total 1 replies
Arix Zhufa
aq mampir thor
Unaya: Terima kasih 🙏🙏
total 1 replies
Fransiska Husun
kyx di ulang lg bab x thor
Unaya: Sudah di perbaiki, silahkan 🙏
total 1 replies
Fransiska Husun
𝑢𝑝 𝑢𝑝 𝑙𝑎𝑔𝑖 𝑠𝑒𝑚𝑎𝑛𝑔𝑎𝑡 𝑡ℎ𝑜𝑟
Unaya: Terima kasih 🙏🙏🙏 setiap hari akan ada ep baru
total 1 replies
Fransiska Husun
up up lg seMangat
Unaya: Hari ini sudah up 2 episode. Terima kasih dukungannya 🙏 di tunggu up selanjutnya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!