Hitung Mundur Tahun Baru

Meskipun Lise hidup di keluarga yang termasuk 'sempurna', namun baginya keluarga itu tak bisa di sebut sempurna.

kepergian ayahnya yang meninggalkan dirinya saat berusia sepuluh tahun karena saat itu mereka bercerai. Lise kehilangan sosok ayahnya yang menjadi sandaran.

seketika semua itu runtuh dan membuat dirinya terpuruk ke dalam jurang yang tampak sulit tuk kembali beranjak.

ibunya juga mungkin merasa sangat terpukul dengan kejadian itu. adik Lise yang masih sangat kecil, harus ikut menyelesaikan persidangan yang penuh perjuangan mental.

Lise yang saat itu masih di usia sepuluh tahun, ia harus menjaga adiknya yang mungkin mengalami perubahan psikologi karena sama sama ditinggal sosok ayah.

belum lagi Lise harus menjalani tugasnya untuk bersekolah, membantu ibunya, juga selalu mendapatkan tekanan yang kuat dari neneknya yang penuh dengan aturan yang ketat.

mungkin saja nenek Lise pun kecewa dengan menantunya yang meninggalkan anak dan cucu nya itu. hingga keluarga Lise, yang kini bertiga itu, dipandang rendah oleh keluarga neneknya itu.

termasuk tante zoe yang merupakan adik dari ibu Lise itu. ia sangat merendahkan keberadaan keluarga Lise yang mungkin bisa di bilang 'keluarga tidak sempurna' karena tidak ada yang bisa di panggil ayah yang di sebut 'sosok pemimpin' di keluarga.

----------

Lise menutup pintu rumahnya setelah kembali. lega rasanya Lise sudah mengerjakan tugas kelompok yang selesai dalam satu hari.

meskipun panas yang menyorot dan rasa malas yang hinggap di dirinya saat pergi ke kebun binatang. Lise merasa senang karena bisa bersama teman teman yang menyenangkan, dirinya terhibur karena mereka memang sangat menarik.

tring

Lise merogoh tas nya dan mengambil ponselnya sebelum ia kini berbaring di sofa sambil melihat sebuah pesan teks yang masuk.

...💬[ hei, Lise, ini nomor Ella, save ya]...

ia tersenyum melihat pesan teks yang rupanya dari Ella sebelum sebuah foto yang ia pintar muncul di beranda chat itu.

Ella: [itu foto yang tadi] 💬

Lise: [ iya thanks] 💬

Lise menatap fotonya yang baru saja dikirim oleh temannya itu, sangat senang melihat para temannya yang tersenyum perlahan bibir nya sedikit menciut melihat dirinya di foto itu.

sudah lama sekali rupanya ia tidak pernah tersenyum. meskipun di foto itu senyumnya terpaksa, tapi malas jika di ceritakan kenapa aku jarang sekali tersenyum tulus kepada orang.

"haa~ capek banget"

Lise menaruh ponselnya di meja, dibiarkan nya ponsel itu dan Lise berjalan ke kamarnya untuk diam di balkon. karena memang balkonnya ada di dalam kamarnya.

dengan santainya dia berbaring di lantai balkon, matanya memandang langit malam yang di penuhi sejuta bintang.

malam yang tenang, menaruh kedamaian dihatinya. rasanya hanya malam yang bisa melepas rasa lelah di setiap belahan diri nya. tubuh nya, jiwanya, maupun hatinya yang telah banyak memendam rasa sakit

'sebenarnya kapan aku menjadi pendiam seperti ini? padahal dulu rasanya sangat bahagia'

benar saja, ia adalah anak yang sangat ceria, nakal, banyak bicara juga tingkahnya yang sangat agresif terkadang menyebalkan, namun juga sangat cerdas dan hebat.

sebelum ibuku bercerai dengan ayahku. di usia tiga tahun aku dipaksa untuk bersekolah, juga mempelajari banyak hal. dimulai dari membaca berhitung dan belajar hal lainnya.

namun tidak menyenangkan karena dirumah pun harus selalu disiplin. pada usiaku yang kesepuluh tahun aku memiliki adik laki-laki yang sangat tampan,

Artarez Reeino Clark, namun di usianya yang masih bayi itu, ayah dan ibuku bercerai.

dari situlah aku mulai tinggal bersama nenek Erloy yang sangat menyayangiku, apapun yang kuinginkan selalu di kabulkan.

juga keseharian ku yang menyenangkan karena kakek Rudolf mengajariku segala hal yang dia bisa. dimulai dari belajar biola, menyanyi, juga pengetahuan dunia yang di ceritakan, karena kakek pun sering berkeliling negara dulunya.

setelah kedatangan tante zoe, kehidupan ku berubah drastis. hal hal licik dan kejam dilakukannya, sifat busuknya yang pandai memengaruhi nenek erloy dengan tipu muslihat nya, membuat perdamaian kami sedikit demi sedikit rapuh, meski mencoba menata kembali, pada akhirnya semuanya telah runtuh.

lise sangat bersyukur karena tuhan menciptakan malam. Dengan itu lise bisa menenangkan diriya dn menghapus segala asa gundahnya hanya dengan menatap langit malam bersama udara yang terasa sejuk. apalagi sambil mendengarkan lagu favoritnya.

______________________