NovelToon NovelToon
Jandaku, I Love You

Jandaku, I Love You

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Romansa / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:93.8k
Nilai: 5
Nama Author: Delima Rhujiwati

Menjadi janda bukanlah sebuah pilihan bagiku,

Tahun pun telah berlalu dan waktu telah menjawab segala perbuatan seseorang.

Cinta itu datang kembali namun tidak sendiri, suamiku yang telah mencampakkan diriku dengan talak tiga yang ku terima secara mendadak. Kini Dia datang kembali di saat sebuah cinta yang lain telah menghampiri diriku yang sebenarnya telah menutup hati untuk siapapun..

Siapa yang harus aku pilih? Sedangkan hati ini masih ragu untuk melangkah kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Delima Rhujiwati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bingkisan Misterius

Aku sudah bertekad pada diriku sendiri, aku harus lebih mapan dan mampu membawa anakku kedalam masa depan yang cerah, walaupun aku seorang janda muda, namun semua tidak menyurutkan semangat untuk memulai dari awal lagi.

Pesanan demi pesanan masuk dalam daftar ruang kerjaku, selama beberapa bulan waktu yang sangat singkat namun mampu membawa usaha yang aku geluti semakin di kenal pada kalangan instansi pemerintah maupun rumah tangga untuk memesan seragam, maupun baju dengan model yang mereka inginkan.

Putriku lambat laun pun juga mampu beradaptasi, pelan namun nyata dengan bantuan ibuku yang selalu menemani segala aktifitasnya, tidak jarang ayahku pun ikut memantau dan mengantar ketempat mengaji atau les renang yang Shasy sukai sebagai hobinya.

Seperti siang ini para pekerja Modeste sedang konsentrasi menjalankan pesanan seragam, dan sebagian para remaja yang sedang mendalami ilmu menjahit berada di sisi ruang yang terpisah, agar juga lebih konsentrasi untuk belajar mengukur dan membuat mode yang akan mereka tekuni.

Sedangkan aku sendiri sedang memegang pesanan baju pesanan untuk hajatan nikah, tetangga kampungku yang sudah mempercayakan semuanya kepadaku.

"Mbak Lintang hari ini Bu dhe masak kesukaan sampean lho mbak, sayur nangka sama ikan Salem goreng, terus tadi ada seorang kurir ekspedisi mengirim bingkisan buat mbak," Tutik adalah putri Mak Sri yang selalu membantu ibu, paruh hari ketika tidak ada kegiatan di sekolahnya, usaha ibu yang juga membuka kantin kecil kecilan untuk tempat makan para karyawanku, juga sebagai tempat berkumpulnya pegawai balai desa dan kebetulan rumahku dekat dengan kampus swasta di kotaku, jadi semua membutuhkan tenaga bantuan, karena aku tidak mungkin membantu beliau di kantinnya.

"Wahh.... Jadi lapar dong he he he, oke! Bentar lagi ya, soalnya ini masih nanggung," balasku sambil menaruh gunting pada tempatnya dan bersiap untuk makan siang.

.

"Tutik minta tolong nanti jemput Shasy ya, soalnya Bu dhe sepertinya ada pesanan nasi kotak untuk balai desa sebelah," pesan ku pada Tutik sambil membalas senyumannya yang ayu khas milik gadis belia itu.

Sehari setelah kembalinya Ratih, membuat rumah kembali menjadi seperti sunyi, selain suara mesin jahit di sebelah rumah dan jerit Shasy yang bermain dengan Tutik.

"Siap mbak, dengan senang hati, mbak Lintang nggak usah khawatir, selama ada Tutik semua di jamin beres, he he he," kerling matanya manis sekali.

Kuterima bungkusan online dari pengirim yang misterius bagiku, sebab baru kali ini aku terima sebuah kiriman, sekali ada pengiriman surat cerai yang di kirim dari pihak pengadilan itupun hanya sekali undangan untuk hadir.

Perlahan ku balik bungkusan yang lumayan besar, dan tidak lebih dari 3kg sepertinya.

Tertera sebuah nama 'Satya' dan dari kota yang sama dengan kota tempatku.

Teman laki-laki seingat ku tidak ada yang bernama Satya, jadi ragu untuk membukanya, namun aku penasaran apa isi sebenarnya.

Dorongan penasaran itu akhirnya membuat tanganku perlahan membuka isi dalam bingkisan itu.

Sebuah gaun cantik berwarna pink cerah, dengan boneka rabbit kesukaan Shasy yang pernah di buang sama mertuaku dengan alasan bau.

Sebuah jam tangan cantik dan parfum dengan bentuk botol yang menawan, ku buka dan ku hirup perlahan hemmm.... Aroma yang sangat menggoda kaum wanita tentunya.

Aku kembali duduk dan menerka-nerka siapa sebenarnya pengirim misterius itu.

Klinting ....klinting....

Ponselku berbunyi nyaring dengan notif WhatsApp, seperti biasa aku langsung membukanya, dugaanku tidak pernah jauh notif WhatsApp bagiku adalah notif dari para pelanggan atau dari Anik.

Tapi....

"Selamat siang Bu Lintang Prameswari, apa kabar! Semoga bingkisan kecil dari saya bisa membuat Shasy senang." Tulisan yang berakhir dengan emot tersenyum dan stiker yang sangat lucu sekali.

Ku ulangi lagi, kembali ku baca ulang kulihat kembali nomor baru yang belum pernah aku ketahui sebelumnya, dia bahkan tau kepanjangan namaku, dan nama panggilan putriku.

Satya nama yang tidak begitu terlalu asing bagiku, namun siapa?

Perlahan ku raih kembali bingkisan yang sudah ku buka, gaun indah itu pas banget untuk putriku, dan bau harum ini adalah bau kesukaanku saat aku hamil, dan hanya mas Iwan yang membelikan padaku, jauh sebelum terjadi perselingkuhan dan di saat kami sedang dipuncak kebahagiaan dalam mengarungi rumah tangga yang baru saja kami bina dengannya.

Tapi.... Ketika kuingat kembali peristiwa demi peristiwa atau bahkan kejadian yang baru saja kami alami saat di pengadilan tempo hari, mustahil mas Iwan mengirimkan bingkisan ini padaku.

Kalau untuk Shasy itu adalah kewajibannya sebagai ayahnya, namun untukku jelas ini tidak mungkin.

"Terima kasih bingkisannya sangat bagus, tapi bila tidak keberatan kiranya boleh tau, anda siapa ya?" Ku balas kata-kata WhatsApp-nya, dengan emot tersenyum dan stiker gadis cilik yang sedang kebingungan.

"Mbak.... di tunggu Budhe sama pakdhe." teriakan Tutik membuyarkan kebingungan ku.

"Iya iya segera datang," jawabku sambil membereskan isi bingkisan dan aku bergegas menuju tempat ayah dan ibuku jelas menungguku untuk makan siang bersama.

"Lintang, ada apa? Kok seperti ada kekuatan hantu yang memberikan salam padamu di siang hari saja, memang tadi itu kotak bingkisan dari siapa?" Tanya ibuku yang selalu ingin mengetahui semua kegiatan ku yang mengarah pada pekerjaan yang sedang berjalan lancar ini.

"Apakah ada kekeliruan, Lintang?"

Ku alihkan pertanyaan ibu dengan mengambil piring dan menuangkan nasi serta sayur untuk ayah dan ibu lalu terakhir untukku sendiri.

"Oh anu Bu," jawabku terputus mataku menatap ayahku yang tetap dengan posisi santai sambil meraih sendok sayur.

"Makan saja dulu! Kita bercerita setelah itu!" Jawaban ayah sedikit membantu kerumitan pertanyaan ibu padaku.

"Lintang, ayah tidak melarang dengan siapapun kamu berteman, ataupun berhubungan akrab dengannya, asal itu tidak membuat luka dan menjadi pergunjingan dari orang-orang yang mungkin tidak suka dengan perilaku kita," ucapan ayah seketika membuat diriku menghangat, antara berdosa dan bersalah pada beberapa tahun lalu ketika aku bersama mas Iwan.

Ingatan itu kembali membuatku tertunduk malu atas perbuatan yang aku lakukan pada masa silam ku.

"Lintang, apapun itu asal jangan membuat kamu sakit dan terluka lagi, kamu sekarang sudah mempunyai Shasy, dan kamu juga harus pandai-pandai menjaga rasa dan hatinya, apalagi dia dalam masa pertumbuhan yang membutuhkan seluruh perhatian kita, bila kamu sudah mempunyai teman yang lebih baik untuk hidup kalian berdua, sebaiknya kenalkan kepada kami dahulu," senyum ibu mengakhiri ucapannya dan menggenggam tanganku hangat.

"Loh... ini! kok sepertinya ayah dan ibuku menyimpan sesuatu dariku, siapa yang dimaksudnya? aku bahkan tidak pernah berfikir akan pendamping ataupun teman spesial," Batinku saja yang bertarung dan tertawa geli bercampur malu.

"Ibu, saya masih belum berfikir kearah sana Bu! Shasy adalah prioritas utama saat ini, biarlah waktu yang mengatur ayah!" ucapku menimpalinya dan membela diri tentunya.

"Sudah... makan dulu saja!"

🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️

Deru suara motor matic milik ayah, berhenti, dan parkir di bawah pohon mangga depan rumah, "Mamaa..." Suara Shasy berteriak sambil menangis tersedu, membuat kami yang sedang santai setelah makan siang menjadi terkejut dan berjalan mendekatinya.

To be continued 😉

Sabar to pak e🤭 luka saja belum sembuh, bapak sama ibu ada rencana apa sih 😅

Lanjut aja yuk!

Salam Sayang Selalu by RR 😘

1
d
ikutan ngintip🙏🙏🙏
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
duh Bu ....kapan ya tobatmu, emang dasar sombong itu gak ada obatnya ya
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
Yesi.....niat jahatmu balik kedirimi sendiri, sadarrrrr yessss
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
amit amit liciknya si Darius
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
harusnya bersukur dapat Tante Shinta Darius, modal keringett aja dah terjamin hidup muu, hemmmmm dasar serakah
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
jabang bayi dasar bule lamprettt cap badakk
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
Yessi bener bener kurang ajarrrrrrr
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
jujurrr saja linnnnnn
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
hadehhhh......nabung Yee, mumpung ada kucuran dana, ingat hari depannmu
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
ya ampun dariusss, ....awas ketahuan,di kebiriiiii kau yaa
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
ya ampun jangan jangan LEKER kui alias bule kere, modal tampang doang🤭🤭🤭
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
kapokkkk....ngilu gakkk, dasarrr mata keranjangggg
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
behhhhh.....itu bule incerannya sasy....dia morhotin Tate girangggg terus gendaan sama sasi kah
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜: ehhh Yessi
total 1 replies
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
so sweeeeeeeeeeeeeeeeettttttttttttttt 🥰
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
ya ampun nanassss nanassssss, wahhhhhh.....bikin pingin aja nihh ini pengantin baruuu7u
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
astaga pejantannn tangguh, bikin pinginnn oiiiiiiiiii
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
mentang mentang pengantin baru 😂😂😂
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
oalahhhh yessssss ....cari yang sigle kek, ku suka pajadi pelakoooooirrrrr
awassss lohhh anumu ntar di sambel sama bini sahnya
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
akhirnya uhhh ihhhhhh mendesahhhhh......kepedesannbbnn🙈
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
sabarr Ten mantennnnn
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!