Cassie, seorang remaja yang beranjak dewasa masuk kedalam pergaulan bebas para anak konglomerat, disaat kedua orang tuanya bercerai. Ketika etika dan sopan santun mulai menghilang. Kehidupannya terus mengalami konflik besar.
Ditengah masalah perceraian orang tuanya, Cassie jatuh cinta dengan seorang Duda Perjaka. Tetapi cintanya tak direstui. Cassie pun dijodohkan dengan seseorang yang pernah membuatnya kesakitan karena sakau.
Dapatkah ia menjaga mahkota kewanitaannya, atau terus terjerumus dengan pergaulan bebas? Dan dapatkah Cassie bersama dengan cintanya Om Duda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Virus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejahilan Cassie
Hera cemburu melihat Barra dengan gadis yang lebih muda darinya. Hal yang sekian lama tidak ia lihat dari wajah seorang Barra. Tanpa terasa ia pun menangis, menyesal sudah pasti.
Wanita itu memundurkan langkah, berniat pergi dari restoran itu. Hera pun berbalik dengan gerakan yang cepat lalu lari tanpa melihat sekitarnya. Akibatnya ia menabrak pelayan yang sedang membawa makanan.
Praang
Pelayan itu terjatuh dan makanan yang dibawanya jatuh bercecer dilantai serta piringnya pecah berantakan. Suaranya nyaring piring itu langsung menjadi pusat perhatian pengunjung lain, termasuk Barra dan Cassie.
Barra menoleh ke arah pelayan yang menumpahkan makanan dalam satu nampan besar. Dia mendapati sosok Hera yang sedang menunduk meminta maaf pada sang pelayan.
Hera mengikutiku? batin Barra
"Maaf saya tidak sengaja," sahut Hera
"Aduh Nyonya, ini makanan mahal loh," ucap sang pelayan yang ikut terjatuh
"Saya akan ganti semuanya, gak usah sewot gitu ah," Hera tersulut emosi.
Kemudian Manager Restoran datang menghampiri keduanya.
"Maaf nyonya bisa ikut kami ke belakang?" ucap Seorang manager restoran pada Hera
Hera pun memenuhi keinginan sang manager dengan mengikutinya masuk kedalam ruangannya.
"Berapa biayanya harus saya ganti, Saya minta maaf karena benar-benar tidak sengaja,"
"Sebentar ya, saya sudah minta salah satu pelayan membawakan list kerugian kami,"
Tak berapa lama salah satu pelayan datang dengan selembar rincian menu pesanan yang tumpah beserta peralatan yang dipecahkan. Meskipun itu tidak sengaja namun Hera harus bertanggung jawab.
"Ini nyonya, silahkan. Anda bisa membayarnya lewat debit ataupun kredit,"
"Kredit? Oh tidak lah saya akan membayarnya debit," tapi begitu melihat total harganya Hera membelalakan matanya.
"Sepuluh juta lebih? Gila ya!"
"Kenapa nyonya? Karena kebetulan itu adalah pesanan yang dipesan pelanggan kami. Salah satunya ada Tiram Coffin Bay di impor langsung dari Amerika. Harganya Rp 1,5 juta-an per potong, dan itu ada lima potong. Belum dengan sup ikan Budha jump over the wall. Kami menjualnya dengan harga 2,5 juta. Tentu saja untuk piring dan mangkok yang kami sajikan mempunyai kualitas yang terbaik. Itu hanya piring yang pecah, jika mangkoknya ikut pecah, Nyonya mungkin akan menggantinya lebih dari itu," ujar si Manager.
Karena kesombongannya Hera pun membayarnya dengan debit, ia menyerahkan kartunya kepada sang Manager.
"Silahkan lakukan pembayaran di kasir saja, Nyonya. Terimakasih karena sudah mau bertanggung jawab," ucap sang Manager Restoran.
Kemudian Hera di antar salah satu pelayan untuk membayar semua kerugian yang disebabkan olehnya.
Sial, ludes tabunganku, batin Hera
Setelah membayarnya ia pun pergi dari restoran itu.
.
.
.
Barra mengantar Cassie pulang karena gadis itu tidak membawa kendaraan pribadi. Saat bertemu Barra tadi Cassie ke restoran menggunakan taksi online.
"Sudah sampai," Barra menghentikan mobilnya tepat di depan rumah Cassie. "Ini rumah kamu?" tanya Barra
"Cepat juga ya sampenya, atau kita kebanyakan ngobrol jadi gak terasa hehee. Ini rumah orang tua aku om, aku mana punya rumah," jawab Cassie
"Ya karena obrolannya seru jadi gak kerasa kalau udah sampe,"
"Yaudah aku turun ya, makasih Om," Cassie pun segera turun dari mobil.
Tapi tiba-tiba ia kembali dan berdiri tepat disisi Barra mengemudi, ia mengetok kaca jendela mobil. Barra membuka jendelanya sambil berkata, "Ada apa?"
"Om, aku punya sesuatu yang pasti om gak bakal lupa," ujar Cassie dengan tersenyum-senyum kecil
"Apa itu?"
"Tapi jangan marah ya,"
"Ya tergantung apa dulu,"
"Yaudah gak jadi,"
"Iya-iya gak marah," Barra mengalah
"Merem dulu om," pinta Cassie.
Seketika Barra sudah negatif thinking duluan tapi tetap juga ia menuruti permintaan gadis itu
Cassie menyentuh rahang Barra, sementara Barra mengernyitkan dahinya merasa ada tangan yang menyentuh rahangnya. Tapi ia masih menutup matanya.
"Siap ya om," ujar Cassie
Cetaaak
"Aaawww!!" pekik Barra kesakitan sambil mengelus brewoknya.
Cassie dengan jahil mencabut satu bulu brewok milik om Barra.
"Haha makasih ya om, Papayo, hati-hati dijalan haha," Cassie tertawa keras sambil berlari kemudian melambaikan tangannya setelah sampai didepan pagar rumahnya.
Sementara Barra masih kesakitan dan kulitnya masih terasa cenut-cenut
Tengil abis tu bocah, batin Barra
"Sini kamu, main cabut gak bilang-bilang," panggil Barra
"Gak mau week, babay Om haha," Cassie membuka pagar dan langsung mengunci pagar rumahnya, takut jika Barra turun dan membalasnya.
Karena melihat Cassie masuk kedalam tanpa kembali lagi Barra pun pergi berlalu dari rumah Cassie. Dengan perasaan yang aneh. Bahagia, senang, dan lebih lepas sepertinya Barra sedang jatuh cinta dengan bocah SMA itu.
Cassie masuk kedalam rumah, seperti biasa sepi menemaninya.
Ada sebuah pesan yang tertempel di kulkas, Cassie mencabut kertas itu dari hiasan magnet dan membacanya.
"Cassie, Mama pulang malam. Kamu makan malam sendiri ya. Maaf Mama tidak bisa menemani,"
"Katanya Mama mau mengusahakan pulang cepat, hufff udah jelas ini bukan tulisan Mama. Ini tulisannya mbak Markonah, latin begini tulisan jadul,"
Cassie mengambil air mineral di meja dapur kemudian membawanya ke ruang tengah. Ia mulai membuka coklat kesukaannya. Penghilang rasa stress dan biasanya bisa membuat mood seseorang membaik.
Satu gigitan dengan beberapa kali kunyahan sambil memejamkan mata. Bersandar pada sofa, lalu menaikkan kaki ke atas meja.
"Ahh enak banget, lumer banget astaga hmmm coklatnya nyummy," Cassie memasukkan sekaligus coklat yang berbentuk bundar kecil.
Ia pun mengeluarkan ponselnya dan membuka pesan. Ada satu pesan yang mengejutkan dirinya.
Pesan notifikasi dari provider kartu SIM cardnya yang isinya jika pulsa Cassie bertambah dua juta rupiah. Dan pesan berikutnya yang memberitahukan jika kuota internetnya bertambah 126 GB selama 30hari.
"Astaga Om Barra, kelewatan baiknya. Trus aku gimana balasnya malah ngelecetin hapenya dia lagi," gumam Cassie
"Enaknya aku telepon apa kirim pesan ya? Ih beneran nih jadi serba gak enak. Aku kirim pesan aja deh,"
'Om, makasih ya udah diisiin pulsa sama kuota internet. Aku gak minta ya Om, jadi aku harap Om jangan minta feedback karena uang saku ku buat modal kuliah ke Amerika, hehe 😁,' Tulis Cassie dalam pesannya disertai emoticon tertawa.
Tak berapa lama Barra membalas.
Iya bocil, itu buat permintaan maaf Saya karena kelamaan balikin hapenya,
'Ih ngatain bocil, aku udah gede Om, udah dewasa,' balas Cassie
Mencabut janggut orang lain itu bukan sikap dewasa, tapi bocil hehee, balas Barra
'Wakaka, skip no komen hihi pokoknya makasih ya om. Udah dulu ya, akooh mau menikmati coklat dulu. Papayo 🏃🏻♀️🏃🏻♀️,'
Dan itulah keseruan yang terjadi antara si bocil Cassie dan Om Barra.