Perjalanan Waktu Sang Mafia

Xia Re masih menunggu jawaban sekelompok laki-laki didepannya itu. kenapa mereka memanggil ibunya, Nyonya? apa mereka mengenal ibunya?

"katakan lah!"

"kami semua adalah anak jalanan. Nyonya Ai sangat baik dengan kami, Nyonya Ai selalu memberi makan, uang dan memberikan tempat tinggal untuk kami. tapi...., suatu hari, seorang perempuan datang dan mengusir kami dari tempat tinggal kami, bahkan... ia juga bertengkar hebat dengan Nyonya. entah apa yang mereka pertengkaran. wanita itu sangat jahat! ia bahkan mendorong Nyonya dan menampar Nyonya!" jelas salah satu laki-laki. Xia Re terdiam sejenak, apa jangan-jangan.... wanita itu!

"lalu apa yang kalian ingat tentang ibuku, dan..., apa kalian tau siapa wanita itu?"

"kami tidak tahu siapa wanita itu. tapi, aku dengar Nyonya Ai memanggilnya, Me!"

"Me? tidak salah lagi, ia pasti dalang semua ini! tapi, siapa itu Me?" gumam Xia Re.

"Nyonya sangat baik pada kami, entahlah kabar Nyonya. semoga ia baik-baik saja"

"ibu sudah meninggal"

'deg'

ucapan Xia Re membuat mereka semua terkejut.

"a-apa, Nyonya su-sudah meninggal?"

"yah, karena itu aku ingin mencari tau siapa dalang atas kematian ibu dan adikku"

"Nona, kami pasti akan membantu anda!!"

"iya, Nona. kami semua akan membantu anda!!!" Xia Re tersenyum melihat itu.

"jadi, bagaimana? apa kalian mau menjadi pasukan rahasia ku?" mereka mengangguk setuju.

"kalau begitu, untuk menguji kesetiaan kalian, aku ingin kalian memakan pil Fanfangku." ujar Xia Re sembari mengeluarkan pilnya.

"Tuanku, pil apa itu?" tanya Tong Tong.

'pil Fanfangku yang terhebat pastinya. dasar makhluk kecil, kenapa kau tidak pernah bilang kalau barang-barang hebatku juga ikut kezaman ini'

"maaf, tuan. lagi pula, kau tidak bertanya bukan!" ujar Tong Tong diiringi cengirannya.

Xia Re dan Tong Tong membelalakkan matanya kala melihat sekelompok laki-laki itu langsung memakan pil Fanfang itu tanpa curiga.

"apa kalian tidak takut jika pil itu adalah racun?"

"tidak!" jawab mereka kompak.

"itu adalah pil Fanfangku, jika kalian berani berkhianat denganku... maka kalian akan mati. kalian sudah memakan pil Fanfangku, jika kalian berkhianat, Fanfangku pasti akan tahu. dan ingat, aku sangat membenci pengkhianat!" jelas Xia Re.

"Bukan hanya dirimu yang hebat, tuanku. bahkan, semua barang-barangmu juga hebat." puji Tong Tong.

"tapi, Nona. dimana kami akan tinggal?"

"aku akan menyuruh seseorang untuk mencari tempat yang tidak mudah dijangkau oleh orang." ujar Xia Re.

"lalu apa yang harus kami lakukan?"

Xia Re tampak berfikir. benar juga, selagi ia mencari tempat tinggal untuk mereka, lalu apa yang harus mereka lakukan.

'hey, Makhluk kecil!?' panggil Xia Re.

"jangan panggil aku makhluk kecil, tuan!"

'Gak peduli! apa kau punya kitab seni beladiri Elang Hitam?' tanya Xia Re lewat batin.

"Kitab suci beladiri Elang Hitam? kitab apa itu?"

Xia Re mendatarkan wajahnya.

'kitab suci beladiri Elang Hitam, kitab itu adalah kitab yang diberikan seseorang padaku. aku mempelajari semua seni beladiri yang ada di buku itu, dan jurus-jurus lainnya, kitab itu diberikan padaku dari seorang master hebat, lebih tepatnya adalah, ayah angkatku'

Tong Tong terkejut kala mimik wajah Xia Re berubah drastis. wajahnya terlihat sayu dan memilukan.

"coba tuanku cari di ruang dimensi anda."

'ruang dimensi?'

"iya. Giok yang tergantung dibajumu bukan giok biasa. i--"

'jangan banyak bacod, bagaimana aku menggunakannya?' potong Xia Re.

Tong Tong menghela nafas panjang, lalu menjelaskan semuanya kepada Xia Re.

sementara, sekelompok laki-laki itu mengernyitkan dahi mereka.

"kenapa dengan Nona?" tanya salah satu dari mereka.

"sudahlah, mungkin Nona tengah berfikir."

"aku berharap, Nyonya masih hidup."

"aku juga berharap seperti itu. tapi, Nona sendiri yang mengatakan bahwa Nyonya sudah tidak ada."

sungguh hati mereka terasa sakit, bertahun-tahun mereka menunggu.

"ekehm..." deheman Xia Re membuat mereka terbuyarkan dari lamunan masa lalu mereka.

"ini adalah kitab suci beladiri Elang Hitam. aku ingin kalian mempelajari ini semua." ujar Xia Re sembari menunjukkan kitabnya.

"aku ingin kau menjadi ketua pasukan ku!" ujar Xia Re sembari menunjuk laki-laki berambut pirang yang terlihat dingin.

'laki-laki itu, dia sangat mirip denganmu, Aiden.' batin Xia Re. batin Xia Re pilu.

Aiden, ia adalah teman dekat Keyla. mereka besar bersama, tinggal bersama, dan merupakan satu tim yang hebat.

"a-aku" tunjuk laki-laki itu.

"iya. siapa namamu?"

"namaku adalah, Fui Go."

"baiklah, Fui Go. aku ingin kau yang menjadi ketua dipasukan rahasia ku, Roflein."

"Baik, Nona!"

"oke semua. ini adalah uang untuk kalian, gunakan lah seperlunya selagi tempat yang kucari belum ketemu. dan aku ingin kalian membeli budak."

"budak? apa untuk menambah pasukan kita?"

"cerdas. tapi, aku ingin mereka benar-benar setia, tidak berkhianat. aku sudah menulis petunjuk bagaimana cara menguji mereka." ujar Xia Re sembari tersenyum miring.

"Nona.... Nona..."

Xia Re membalikkan badannya kala mendengar Shuzu meneriaki namanya.

"hosh... hosh... hosh... No... na"

"ada apa Shuzu, Shizu?"

"i-itu, Nona Rong..."