Demi biaya pengobatan ibunya, Alisha rela bekerja di klub malam. Namun kepercayaannya dikhianati sang sahabat—ia terjerumus ke sebuah kamar hotel dan bertemu Theodore Smith, cassanova kaya yang mengira malam itu hanya hiburan biasa.
Segalanya berubah ketika Theodore menyadari satu kenyataan yang tak pernah ia duga. Sejak saat itu, Alisha memilih pergi, membawa rahasia besar yang mengikat mereka selamanya.
Ketika takdir mempertemukan kembali, penyesalan, luka, dan perasaan yang tak direncanakan pun muncul.
Akankah cinta lahir dari kesalahan, atau masa lalu justru menghancurkan segalanya?
Benih Sang Cassanova
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ibu.peri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENCARI ALISHA
Dentuman musik menggema di seantero ruangan, bercampur dengan aroma alkohol dan parfum mahal. Theo melangkah masuk bersama Juna, wajahnya serius, tak seperti biasanya.
Juna yang menyadari perubahan sikap Theo, mengernyit. "Kau mencari seseorang di sini?"
Theo hanya melirik singkat, lalu menyunggingkan senyum tipis. "Tunggu saja. Kau akan tahu."
Tatapan matanya menyapu ruangan, hingga akhirnya berhenti pada satu sosok perempuan yang tengah berjalan cepat membawa nampan berisi botol minuman—Vanesha.
Setelah menyelidiki lewat Gerry, Theo mendapat petunjuk bahwa Vanesha terlibat dalam kejadian malam itu. Kini ia berdiri di hadapannya—dan waktunya telah tiba.
Tanpa menunggu, Theo melangkah cepat, lalu menarik tangan Vanesha kasar.
Trangg!
Nampan di tangan Vanesha terlepas dan jatuh ke lantai. Botol-botol minuman terguling dan pecah sebagian, mengundang tatapan kaget dari para pengunjung.
"Ah! Tuan, ada apa ini?!" pekik Vanesha, terkejut dan ketakutan. Sebelum sempat berdiri tegak, tubuhnya sudah didorong hingga membentur dinding.
"Akkh!" erangnya tertahan.
"Di mana gadis itu?!" suara Theo dalam dan penuh amarah. Wajahnya mendekat, menatap Vanesha tajam.
"A—aku tidak tahu… siapa yang Anda maksud…," ujar Vanesha tergagap, wajahnya pucat. Tubuhnya mulai gemetar, dan matanya melirik ke arah Juna yang hanya berdiri tak jauh, menyaksikan tanpa ekspresi.
Manajer klub yang melihat kejadian itu hanya berdiri dari kejauhan. Ia mengenal Theo. Tak seorang pun berani mencampuri urusan laki-laki itu.
Theo mendekat lebih Agresif, napasnya berat.
"Jangan main-main denganku! Wanita yang kau jebak malam itu… yang kau beri ob at dan kau bawa bawa masuk ke dalam kamarku! Di mana dia?!"
Nada suara Theo meninggi.
Vanesha langsung menegang. Ia tahu persis siapa yang dimaksud: Alisha.
Wajahnya semakin pucat. Pantas saja Tuan Derrick berkata bahwa wanita itu sudah tidak suci. Tapi jika Alisha tidak tidur dengannya, maka besar kemungkinan... wanita itu telah bersama pria di hadapannya ini.
"Sa—saya… tidak tahu, Tuan…," ucapnya tergagap.
Seketika, tangan Theo terangkat dan mencekik leher Vanesha dengan kuat.
"Kenapa kau jebak dia?! Kenapa kau seret dia ke kamar itu?! Jawab aku!!" bentaknya garang.
Vanesha meronta, memukul-mukul tangan Theo, wajahnya berubah pias. Nafasnya tersengal. Para pengunjung mulai panik, tapi tak ada yang berani mendekat. Atmosfer tegang menyelimuti ruangan.
Tubuh Vanesha mulai melemah. Matanya hampir terpejam ketika Theo tiba-tiba melepaskan cekikikan dan memegangi kepalanya sendiri. Napasnya terputus-putus.
"Theo? Kau kenapa?" tanya Juna waspada, melangkah cepat ke arahnya.
Theo menggigit bibir, mencoba berdiri tegak, namun tubuhnya tak mampu lagi menopang. Ia ambruk.
Brukk!
Tubuhnya jatuh ke lantai, tak sadarkan diri.
Vanesha terbatuk hebat saat Theo melepaskan cekikannya, berusaha mengisi paru-parunya dengan udara. Ia terkulai di dinding, lemas dan shock. Melihat Theo tak bergerak, ia segera berdiri dengan sisa tenaganya, lalu menyeret langkah meninggalkan tempat itu diam-diam.
Juna menepuk-nepuk wajah sahabatnya panik. "Theo! Bangun, hei! Jangan bercanda sekarang!"
Namun Theo tetap tak merespons.
"Aishh… kau menyusahkanku, seperti biasa…" gerutunya kesal.
Juna mengangkat tubuh Theo ke punggungnya dengan susah payah, lalu berjalan keluar dari klub malam menuju mobil yang terparkir tak jauh dari sana. Orang-orang hanya menatap, tak satu pun yang berani ikut campur.
Di dalam mobil, Juna menghela napas panjang.
"Kau ajak aku ke tempat ini, tapi. Ujung-ujungnya malah aku yang harus menggendongmu pulang. Sialan kau, Theo…"
Mobil melaju menjauh dari klub malam, meninggalkan ketegangan yang belum selesai. Pertanyaan-pertanyaan tentang kejadian malam itu pun kembali mengambang—dan Theo, yang seharusnya mendapatkan jawaban, justru pingsan di tengah jalan. Apa yang terjadi apa-apa padanya? Apa ada hubungannya dengan Alisha yang sedang mengandung benihnya?