NovelToon NovelToon
Jadi Simpanan Ceo

Jadi Simpanan Ceo

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / CEO / Selingkuh / Nikah Kontrak
Popularitas:343
Nilai: 5
Nama Author: Celyzia Putri

Nadia mengira melarikan diri adalah jalan keluar setelah ia terbangun di hotel mewah, hamil, dan membawa benih dari Bramantyo Dirgantara—seorang CEO berkuasa yang sudah beristri. Ia menolak uang bayaran pria itu, tetapi ia tidak bisa menolak takdir yang tumbuh di rahimnya.
Saat kabar kehamilan itu bocor, Bramantyo tidak ragu. Ia menculik Nadia, mengurungnya di sebuah rumah terpencil di tengah hutan, mengubahnya menjadi simpanan yang terpenjara demi mengamankan ahli warisnya.
Ketika Bramantyo dihadapkan pada ancaman perceraian dan kehancuran reputasi, ia mengajukan keputusan dingin: ia akan menceraikan istrinya dan menikahi Nadia. Pernikahan ini bukanlah cinta, melainkan kontrak kejam yang mengangkat Nadia .

‼️warning‼️
jangan mengcopy saya cape mikir soalnya heheh

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Celyzia Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Maaf ya gusy bab ini agak pendek hehhe

Bramantyo memutuskan untuk membawa Nadia ke kediaman utama keluarga Dirgantara untuk sebuah perjamuan makan malam formal. Ia ingin menegaskan posisi Nadia di hadapan para tetua keluarga.

Saat mereka melangkah masuk ke aula besar, suasana seketika membeku. Tatapan mata para bibi dan paman Bramantyo penuh dengan penghinaan. Mereka memandang Nadia dari ujung rambut hingga ujung kaki seolah sedang melihat noda di kain sutra putih.

"Jadi, ini wanita yang membuatmu menceraikan Larasati dan mengabaikan tradisi keluarga, Bram?" tanya Tuan Hendra, paman tertua yang paling berpengaruh. "Sangat... biasa saja."

Bramantyo mengeratkan genggamannya pada tangan Nadia. "Dia istriku, Paman. Dan dia sedang mengandung pewaris tunggal Dirgantara Group. Aku tidak butuh persetujuan siapa pun untuk menentukan siapa yang berhak berada di sampingku."

Suasana semakin tegang sampai sebuah suara langkah kaki yang santai memecah keheningan dari arah pintu masuk.

"Wah, wah... sepertinya aku melewatkan momen yang sangat menarik."

Seorang pria muda dengan wajah yang lebih lembut namun memiliki karisma yang sama kuatnya dengan Bramantyo muncul. Dia adalah Adrian Dirgantara, adik kandung Bramantyo yang selama ini tinggal di London untuk mengurus cabang perusahaan di sana.

Berbeda dengan Bramantyo yang kaku dan dingin, Adrian terlihat lebih hangat dan pemberontak. Namun, saat matanya bertemu dengan mata Nadia, langkah Adrian terhenti. Ada sesuatu yang berdesir di hatinya—sebuah perasaan aneh yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

Adrian berjalan mendekat, mengabaikan tatapan tajam kakaknya. Ia meraih tangan Nadia dan mengecup punggung tangannya dengan sangat sopan, namun tatapannya terlalu dalam untuk sekadar sapaan ipar.

"Jadi, Anda adalah Nadia," bisik Adrian, suaranya rendah dan merdu. "Kakakku memang selalu memiliki selera yang luar biasa, tapi kali ini... dia benar-benar melampaui dirinya sendiri. Anda jauh lebih cantik daripada yang diceritakan berita."

Nadia merasa kikuk dan sedikit tidak nyaman dengan tatapan Adrian. "Terima kasih, Adrian."

Bramantyo segera menarik Nadia mendekat ke arahnya, menunjukkan tanda kepemilikan yang jelas. "Cukup, Adrian. Jangan mulai dengan rayuanmu."

Adrian tertawa kecil, namun matanya tetap tertuju pada Nadia. "Aku tidak merayu, Kak. Aku hanya mengagumi... kejutan yang kau bawa pulang."

Makan malam berlangsung penuh ketegangan . Keluarga besar terang-terangan menyindir masa lalu Nadia yang tidak mereka ketahui. Mereka mempertanyakan mengapa pernikahan itu dilakukan secara diam-diam dan menuduh Nadia hanya mengincar harta.

"Hanya karena dia hamil, bukan berarti dia layak menyandang nama Dirgantara," cibir salah satu bibi Bramantyo.

Nadia hanya terdiam, namun ia merasa Adrian yang duduk di seberangnya terus memerhatikannya. Setiap kali Nadia merasa terpojok oleh kata-kata pedas keluarga besar, Adrian akan mengalihkan pembicaraan atau melontarkan lelucon untuk membela Nadia secara halus.

"Sudahlah, Bibi," ujar Adrian sambil menyesap anggurnya. "Mungkin kita semua iri karena Nadia memiliki kemurnian yang tidak dimiliki oleh wanita-wanita di lingkungan kita yang penuh topeng."

Setelah makan malam selesai, Nadia menyendiri sebentar di balkon untuk menghirup udara segar. Tanpa ia sadari, Adrian sudah berdiri di belakangnya.

"Kakakku adalah pria yang sulit, Nadia," ucap Adrian tiba-tiba. "Dia mengurung apa pun yang dia cintai. Jika suatu saat kau merasa sesak di dalam sangkar emasnya... ingatlah bahwa tidak semua Dirgantara bersifat seperti penjara."

Nadia menoleh, terkejut. "Apa maksudmu?"

Adrian hanya tersenyum tipis, sebuah senyuman yang menyimpan banyak arti. "Hanya sebuah penawaran pertemanan. Sampai jumpa lagi, Kakak Ipar."

Adrian pergi meninggalkan Nadia yang termenung. Nadia menyadari bahwa posisinya kini semakin rumit. Di satu sisi ia mulai luluh pada Bramantyo, namun di sisi lain, keluarga besar suaminya memusuhinya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!