NovelToon NovelToon
Gadis Polos Kesayangan Tuan Mafia

Gadis Polos Kesayangan Tuan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Crazy Rich/Konglomerat / Mafia / Cinta Seiring Waktu / Roman-Angst Mafia
Popularitas:48.6k
Nilai: 5
Nama Author: Senja

Sebelum lanjut membaca, boleh mampir di season 1 nya "Membawa Lari Benih Sang Mafia"

***

Malika, gadis polos berusia 19 tahun, tidak pernah membayangkan hidupnya akan berubah hanya dalam satu malam. Dijual oleh pamannya demi sejumlah uang, ia terpaksa memasuki kamar hotel milik mafia paling menakutkan di kota itu.

“Temukan gadis gila yang sudah berani menendang asetku!” perintah Alexander pada tangan kanannya.

Sejak malam itu, Alexander yang sudah memiliki tunangan justru terobsesi. Ia bersumpah akan mendapatkan Malika, meski harus menentang keluarganya dan bahkan seluruh dunia.

Akankah Alexander berhasil menemukan gadis itu ataukah justru gadis itu adalah kelemahan yang akan menghancurkan dirinya sendiri?

Dan sanggupkah Malika bertahan ketika ia menjadi incaran pria paling berbahaya di Milan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 12

Malika bangkit dari duduknya setelah selesai menyiram bunga. Ia menarik napas panjang, lalu berputar kecil di tengah taman sambil merapikan rambutnya yang mulai kering tertiup angin.

Senyum lebar terbit di wajahnya, senyum murni yang tidak dibuat-buat, seolah dunia tidak pernah memberinya luka.

Kelopak bunga yang berguguran tertiup angin menari di sekelilingnya. Malika mendongak, merentangkan tangan, dan tertawa kecil seakan menyambut angin musim panas.

Tidak ada beban. Tidak ada duka yang ia biarkan terlihat. Hanya keceriaan sederhana yang memancar begitu kuat.

Di lantai atas, di balik tirai kamarnya yang sedikit terbuka, Alexander Frederick terpaku.

Ya, lagi-lagi Alex kalah dengan rasa penasaran.

Ia hanya berniat mengintip sebentar, sekadar memastikan apakah suara senandung yang mengganggu tidurnya itu sudah berhenti.

Namun pandangannya justru terkunci pada sosok gadis kecil itu. Tanpa ia kehendaki. Tanpa ia mengerti. Ada sesuatu yang aneh. Sesuatu yang tidak pernah ia lihat sebelumnya.

Sesuatu yang membuatnya, untuk sesaat, lupa bernapas.

“Kenapa terlihat begitu bahagia hanya karena melihat bunga?” gumam Alex, terdengar kesal pada dirinya sendiri karena telah menghabiskan waktu berharganya untuk mengamati.

Malika berputar sekali lagi, kali ini rok sederhananya ikut melayang pelan. Ia terlihat menikmati setiap detik kebebasan kecil itu, seolah taman yang luas itu adalah dunianya sendiri.

Alex belum pernah melihat seseorang yang tersenyum dengan cara begitu polos.

Kebanyakan orang yang ia kenal, mafia, politisi, tunangannya, bahkan adiknya sendiri tersenyum untuk menyembunyikan sesuatu, untuk bernegosiasi, atau untuk mengendalikan.

Gadis itu tersenyum karena ia benar-benar bahagia, tanpa pamrih. Aneh sekali.

Dan Alex membencinya.

Atau setidaknya ia pikir begitu.

Rahangnya mengencang, seolah ia sedang menahan sesuatu yang tidak layak muncul dalam dirinya.

“Dia benar-benar gadis aneh,” bisiknya.

Namun langkah kaki Malika berikutnya membuat Alex menunduk sedikit, agar tidak ketahuan mengintip.

Karena gadis itu sedang memungut kelopak bunga jatuh.

“Cantiknya, seperti awan gula,” katanya sambil tertawa kecil, memegang kelopak bunga yang layu.

Alex menggigit bagian dalam pipinya, reaksi yang jarang ia lakukan. Ia tidak percaya.

Awan gula? Siapa yang masih memakai perumpamaan kampungan seperti itu?

Gadis ini seperti makhluk dari dunia lain. Dunia yang tidak terjamah kegelapan, dunia yang sama sekali tidak dipahami Alexander.

Alex mengalihkan pandangannya, memaksa dirinya berdiri menjauh dari jendela. Tapi, tubuhnya tetap tidak mau bergerak.

Hanya matanya yang sekali lagi teralihkan kembali pada gadis itu seolah ada magnet yang menariknya. Alex melihat Malika berjongkok memeriksa bunga mawar yang mulai layu. Dengan cekatan ia menyentuh daun-daunnya.

“Jangan mati dulu, ya. Lika akan rawat kalian baik-baik,” katanya lembut, seperti bicara pada teman lama.

Alex memejamkan mata.

Ia merasakan sesuatu yang membuat dadanya sesak, jenis perasaan yang tidak ia sukai sama sekali. Perasaan yang membuatnya kehilangan kendali.

“Mengganggu!” gumamnya.

Perlahan ia menjauh dari jendela. Baru dua langkah, kakinya berhenti. Seakan otaknya dan tubuhnya tidak sejalan. Ia menoleh sekali lagi.

Malika mulai berlari-lari kecil mengitari taman sambil tertawa. Bukan tawa keras, hanya tawa jujur yang mengalun begitu murni.

Alex menatapnya lama. Terlalu lama.

Dan untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Alexander Frederick tidak bisa memahami dirinya sendiri.

“Apa sebenarnya yang membuat gadis itu tidak terlihat seperti semua orang di dunia ini? Apa dia tidak punya masalah sedikit pun dan selalu tertawa seolah paling bahagia?!”

Alex akhirnya menutup tirai dengan cepat, seperti ingin memutus pengaruh yang tidak semestinya. Sayangnya, suara tawa Malika tetap terdengar.

Lembut.

Menembus kain tirai. Menembus dinding kamar dan menembus pertahanan seorang mafia muda yang selama ini tidak pernah tergugah oleh siapa pun.

Alex memijit pelipisnya dengan frustasi. “Sudah cukup sampai di sini!” katanya dingin.

Bahkan Alex sendiri tahu, ini baru awal dari kekacauan yang tidak pernah ia duga sebelumnya.

Kekacauan hati...

*

*

Sofia menghampiri Malika yang masih asyik memutar-mutar tubuhnya di sekitar taman belakang. Rambut gadis itu berkibar dan wajah cerianya tampak bersinar di bawah terik siang.

Begitu melihat Sofia, Malika berhenti dengan senyum lebar.

“Bibi Sofia!” sapanya riang. “Apakah aku terlalu lama menyiram bunga? Maaf, aku sampai lupa waktu—”

Sofia tidak langsung menjawab. Ia menelan ludah, hatinya terasa berat mengingat titah Alex yang tegas dan sama sekali tak membuka ruang untuk bantahan.

Ia tahu betul betapa tajamnya amarah pria itu bila sesuatu mengganggu ketenangannya.

Namun melihat mata Malika yang polos, Sofia mendadak kehilangan keberanian untuk mengatakan yang sebenarnya.

“Lika, ayo ikut Bibi sebentar. Ada yang perlu kau kerjakan,” ucap Sofia sembari menyentuh bahu gadis itu dengan lembut.

“Eh? Pekerjaan apa?” Malika berkedip, wajahnya berubah penasaran.

“Bukan apa-apa. Bibi hanya butuh bantuan untuk membersihkan rumput liar di area rumah belakang. Sepertinya mulai tumbuh banyak, dan kau tahu kan, Bibi tidak kuat jongkok terlalu lama.”

Malika langsung mengangguk antusias. “Oh! Tentu Lika bisa bantu! Kenapa tidak bilang dari tadi?”

Sofia memalingkan wajah, menyembunyikan rasa bersalahnya. Ia menggiring Malika menjauh dari taman utama dan terutama dari jangkauan pendengaran Alex.

“Di sini saja ya, kerjakan perlahan, tidak perlu terburu-buru. Setelah itu, kamu bisa lanjut belajar.”

Malika menunduk pada hamparan rumput liar di area staf itu, lalu tersenyum kecil.

“Baik, Bibi. Serahkan semua pada Lika!”

Saat Sofia berbalik, hatinya kembali tercubit. Ia hanya bisa berharap Alex puas dengan keputusan ini dan Malika tidak terluka oleh sesuatu yang tidak seharusnya ia tahu.

1
Ririn Danayanti
trimksh KK author udah up bnyak,lanjuuytttt kkk senang baca karya kakak
Netiihsan
lh salah sendiri kamu lex...mengatakn kpda malika klau ciuman itu hadiah..
Netiihsan
malu alex brtamabah...apa lgi malika sangat jjur k pada kdua orang tua alex
🐰
EMANG 🖕 KELUARNYA LAHAR PANAS 😭
Sri Rahayu
😀😀😀...ada2 aja Malika ngatain Leon singa....kl Alex sampe tau Leon bekap Malika bisa berabe tu...lagian Malika uda dilarang keluar kamar juga oleh Alex masih aja keluar...bisa kena hukum nanti 🤪🤪🤪🤪🤪
Rizka Susanto
bang Leon... tanganmu jngan lupa dikondisikan yaa... takut klo kk singa liat🤣😄
Rizka Susanto
lha kan awalnya km yg mulai2in bang...
malika dan Leon cm korban😄🤣
Rizka Susanto
lika oh lika... 🤣😄
Yuyun Yunita
sejata yg itu beda lika.. kl yg itu bisa bikin loka merem melek🤣🤣🤣
Hediana Br Hutagalung
makin menarik Lika,manusia diblng singa
Hediana Br Hutagalung
anak sama papa Diego sama aja,klu dah bucin semua diabaikan
Hediana Br Hutagalung
klu ngak salah ya Alex,waktu Malika baru lahir ,ditawarin Theo Alex jelad2 nolak
Lilik24
itu senjata utk membunuhmu lika🤣🤣
Rida Arinda
🤣🤣🤣🤣
Sri Rahayu
jangan salah paham sama Leonard soal ciuman Malika...hanya rasa terima kasih sdh diberi sapu tangan utk menghapus air matanya karena perlakuan Kaylin pd Malika 🤪🤪🤪
Sri Rahayu
😄😄😄....betul.Malika itu senjatanya Alex.yg bisa bikin kamu candu 🤪🤪🤪
Marya Dina
malika ini polos apa pura2 polos ya🫣🫣🫣
angel: kayaknya malika polos deh, karena mungkin dia tidak bergaul kepada orang lain semasa dia kecil dan puber karena kan dia dirawat sama paman jahat itu sebelum Malika dijual
total 1 replies
Leny Wijaya
hahahz leon jd singa🤣🤣🤣dasar malika benar2 polos💪💪💪srmngat thor lanjut cerita yg lain jgn lupa ya👍🤭
Leny Wijaya: 🤣🤣🤣iya jgn lupa brnafas lho bahaya kak🤭semngat kak💪💪💪💪
total 2 replies
Leny Wijaya
yes jenifer ambil sample rambut lika buat test DNA,, dan kau kaylin jgn macam2 dgn lika yg dilindungi oleh Alexander🤭
Leny Wijaya
yes Test DNA ITU yg utama biar tau malika itu daisy atau bukan👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!