Bianca Kingston, sosok perempuan yang nyaris sempurna, cantik, kaya, memiliki pengaruh yang besar, baik di dunia bisnis maupun di dunia bawah. Ahli senjata dan juga beladiri.
Perempuan sesempurna itu harus merenggang nyawa di tangan rival bisnis nya, satu-satunya orang yang berani mengancam kelemahan nya, menggunakan anak-anak asuhnya.
Kematian nya, meninggalkan duka mendalam di hati kelurga Kingston dan semua orang terdekat nya, tapi takdir berkata lain, jiwa Bianca terlempar ke dunia yang sangat jauh berbeda dengan dunia nya.
Bianca terbangun di tubuh Putri Jasmine Harper, Putri terasing, yang hidup dalam kesendirian. Namun kejutan belum berakhir.
"Dua Minggu lagi, pernikahan Anda dengan Duke Lucas akan digelar!"
Bagaimana seorang Bianca Kingston yang biasa memimpin sebuah organisasi, harus menjalani hidup baru nya yang sangat jauh berbeda dari kehidupan nya dulu?
Dan siapa Duke Lucas, calon suaminya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hofi03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DUA RUBAH BETINA
P-putri apa yang harus kita lakukan?" tanya Luna, khawatir dan juga takut.
Luna sangat tahu seperti apa sifat dari Ratu Imelda, yang sedari dulu memang selalu ingin menyingkirkan Tuan Putri nya.
"Tidak ada," jawab Jasmine, santai.
"Tapi, bagaimana dengan Yang Mulia Ratu, Saya yakin beliau tidak akan berhenti sampai disini saja," ucap Luna, mengungkap ke khwatiran nya.
"Aku tahu, dan kamu tidak perlu khawatir," jawab Luna, menoleh ke arah Luna.
"Seperti nya aku harus memberikan sedikit peringatan untuk dua rubah betina itu," batin Jasmine, diam-diam tersenyum miring.
"Dari pada memikirkan itu, lebih baik kamu coba makan buah ini, aku jamin pasti kamu ketagihan," ucap Jasmine, memberikan buah rambutan yang sudah dia kupas.
Luna tidak langsung mengambil buah rambutan itu, walaupun dia sedari tadi melihat Tuan Putri nya memakan buah yang dai kira beracun itu, tapi ternyata tidak, tetap saja Luna masih ragu untuk mencoba memakan nya juga.
"Kau masih berpikir kalau buah ini beracun?" tanya Jasmine, menggeleng kan kepala nya.
"Ck, lihat aku tidak mati Luna," ucap Jasmine memutar bola matanya malas.
"Maaf Putri," ucap Luna, merasa bersalah.
"Sudahlah, terserah kau saja kalau kamu tidak mau," ucap Jasmine, tidak lagi memaksa.
Luna merasa tidak nyaman dan dengan ragu dia mulai mengambil satu biji rambutan lalu memakan nya.
Kresss!
Hal pertama yang Luna rasakan adalah, saat buah itu di gigit terasa berair dan juga manis.
Jasmine diam-diam tersenyum kecil melihat ekspresi wajah Luna, apalagi saat melihat pelayan pribadi nya itu kembali mengambil buah rambutan yang katanya tadi beracun.
"Putri, ternyata benar yang Anda katakan, buah ini sangat manis, dan juga enak," ucap Luna dengan mata berbinar.
"Aku baru tahu kalau buah ini benar-benar bisa di makan," lanjut Luna, kembali mengambil buah rambutan yang baru.
"Besok Saya akan mengambil buah ini yang banyak, agar kita bisa memakannya setiap hari," ucap Luna, mulai ketagihan.
"Ya, terserah kau saja," ucap Jasmine, tidak terlalu perduli.
"Tapi Saya penasaran, Putri, dari mana Anda mengetahui tentang buah ini?" tanya Luna, melihat ke Jasmine.
"Itu rahasia, dan kamu tidak boleh banyak tanya," jawab Jasmine, santai tapi penuh penekanan.
"Hem, baiklah maaf kan Saya," ucap Luna, tidak banyak tanya.
Siang itu mereka habis kan dengan memakan buah rambutan, sambil menunggu gubuk mereka selesai di perbaiki.
Sementara di Istana kerajaan Harper, tepat nya disebut kamar mewah, ada dua perempuan yang sedang mengobrol, mereka seperti nya sedang membicarakan hal serius.
"Bagaimana Anya, apa sudah ada kabar dari orang-orang itu?" tanya Ratu Imelda, pada Putri nya.
"Belum," jawab Putri Anya, menggeleng kan kepala nya.
"Bagiamana bisa, seharusnya tugas itu tidak lah susah," ucap Ratu Imelda, berdecak kesal.
"Mungkin mereka masih bermain-main dulu dengan anak bodoh itu, sebelum akhirnya mereka membunuh nya," ucap Putri Anya, tersenyum miring.
"Kamu benar," sambung Ratu Imelda, memiliki pemikiran yang sama seperti Putri nya.
"Lalu bagaimana dengan Duke Lucas, apa kamu sudah bertemu dengan nya?" tanya Ratu Imelda, serius.
Mendengar pertanyaan dari ibunya, seketika raut wajah Putri Anya langsung berubah, yang tadi nya tersenyum langsung berubah suram.
"Ibu tahu sendiri, Duke Lucas sangat sulit di dekati," jawab Putri Anya berdecak kesal.
Ratu Imelda mengangguk-anggukkan kepalanya kecil, memang benar Duke Lucas, bukan pria yang gampang di dekati.
"Hem, seperti nya satu-satunya cara memang hanya dengan menyingkirkan Jasmine, dengan begitu kamu bisa mengganti kan Jasmine untuk menikah dengan Duke Lucas, karena pernikahan itu tidak bisa di batalkan, keluarga Alistair dan keluarga istana terikat janji untuk menikah kan keturunan mereka, janji itu di buat jauh sebelum adanya perjodohan antara Jasmine dan Duke Lucas," ucap Ratu Imelda, menatap Putri Anya dengan serius.
"Maksud ibu, kalau kita berhasil menyingkirkan anak sialan itu, itu artinya aku yang akan menikah dengan Duke Lucas?" tanya Putri Anya, berbinar.
"Tentu saja, lagi pula hanya kamu yang pantas menjadi istri dari pewaris keluarga Alistair, bukan anak bodoh yang tidak berguna itu," jawab Ratu Imelda, tersenyum miring.
Putri Anya semakin berbinar, dia sudah seperti uget-uget, membayangkan dirinya menikah dengan Duke Lucas, pria yang menjadi idaman seluruh gadis di kerajaan Harper.
"Kalau begitu, kita harus segera memastikan bahwa anak sialan itu mati," ucap Putri Anya semangat.
"Makanya, tadi aku menanyakan apa sudah ada kabar dari orang-orang itu, kita harus segera memastikan mereka melakukan tugas nya dengan baik," ucap Ratu Imelda, bangkit dari tempat duduk nya.
"Mereka belum ada yang datang," jawab Putri Anya, ikut berdiri.
"Apa mungkin mereka gagal?" tanya Putri Anya.
"Tidak mungkin," jawab Ratu Imelda, menggeleng kan kepala nya.
"Mereka merupakan pembunuh bayaran, yang sangat kuat, mereka tidak mungkin gagal," lanjut Ratu Imelda, yakin.
"Itu bagus, berarti kita hanya perlu menunggu kabar kematian anak bodoh itu," ucap Putri Anya tersenyum miring.
Mereka berdua sama-sama tersenyum, merasa rencana mereka sudah berhasil, padahal jauh dari harapan mereka, bahwa orang yang mereka perintah kan untuk membunuh Putri Jasmine, justru saat ini berada di bawah kendali Putri Jasmine sendiri.
Tok
Tok
Tok
Tiba-tiba pintu ruangan itu di ketuk dari luar.
"Masuk!"
Perintah Ratu Imelda, tanpa mengalihkan pandangan nya.
Ceklekk
"Salam Yang Mulia Ratu Imelda!"
"Salam Yang Mulia Putri Anya!"
Ucap seorang prajurit yang datang, dengan membawa sebuah kotak yang cukup besar.
"Ada apa?" tanya Putri Anya.
"Maaf Putri, ini ada kiriman untuk Yang Mulia Ratu," jawab prajurit itu, menyerahkan kotak yang dia bawa.
Ratu Imelda yang sedari tadi melihat ke luar jendela, langsung membalikkan badannya, saat mendengar perkataan dari prajurit itu.
"Kau bilang apa? Ada kiriman untuk ku?" tanya Ratu Imelda, memicingkan mata nya.
"Benar Yang Mulia," jawab prajurit itu sopan.
"Siapa pengirimnya?" tanya Ratu Imelda, merasa tidak memiliki janji dengan siapapun.
"Maaf Yang Mulia, Saya tidak tahu, kotak ini di antarkan oleh seseorang yang menggunakan penutup kepala, dia hanya mengatakan bahwa ini untuk Anda," jawab Prajurit itu, jujur.
Ratu Imelda mengerut kan kening nya, dia melihat kotak yang masih ada di tangan prajurit itu, dengan pikiran yang berkelana, tentang siapa kira-kira pengirim dari kotak yang entah apa isinya itu.
"Hem, berikan pada ku, dan kamu boleh pergi," ucap Ratu Imelda, mengambil kotak itu.
"Saya permisi Yang Mulia," ucap Prajurit itu, membungkuk kan badan nya sopan.
Setelah prajurit itu pergi dan pintu kembali tertutup rapat, tinggalah Ratu Imelda dan Putri Anya di sana.
lanjut up lagi thor