NovelToon NovelToon
Cinta Atau Dendam, Suamiku?

Cinta Atau Dendam, Suamiku?

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Lari Saat Hamil / Anak Genius / Hamil di luar nikah / Pelakor jahat
Popularitas:9.4k
Nilai: 5
Nama Author: Edelweis Namira

Thalia Puspita Hakim, perempuan berusia 26 tahun itu tahu bahwa hidupnya tidak akan tenang saat memutuskan untuk menerima lamaran Bhumi Satya Dirgantara. Thalia bersedia menikah dengan Bhumi untuk melunaskan utang keluarganya. Ia pun tahu, Bhumi menginginkannya hanya karena ingin menuntaskan dendam atas kesalahannya lima tahun yang lalu.

Thalia pun tahu, statusnya sebagai istri Bhumi tak lantas membuat Bhumi menjadikannya satu-satu perempuan di hidup pria itu.

Hubungan mereka nyatanya tak sesederhana tentang dendam. Sebab ada satu rahasia besar yang Thalia sembunyikan rapat-rapat di belakang Bhumi.

Akankah keduanya bisa hidup bahagia bersama? Atau, justru akhirnya memilih bahagia dengan jalan hidup masing-masing?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Edelweis Namira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TIDAK SUKA OM GALAK!

Brak!

"Aawh!" pekik anak perempuan yang langsung terduduk saat menabrak kaki Bhumi.

Bhumi segera berjongkok, meski ia sebenarnya kesal karena es anak perempuan itu terjatuh mengenai celana dan sepatunya.

Terjatuhnya anak itu mengundang perhatian orang-orang yang ada di lorong sekolah. Acara sekolah sudah selesai beberapa menit yang lalu. Beberapa orang tua atau wali masih berada di sekolah. Lorong sekolah tersebut masih cukup ramai.

Bhumi dengan wajah datarnya mengulurkan tangan di hadapan anak itu.

"Ayo saya bantu kamu berdiri!" Suara banyu membuat anak perempuan itu mendongak.

Menatap anak itu dari dekat membuat Bhumi terpaku. Mata bulat dengan bola mata hazel itu mengingatkan Bhumi pada seseorang.

"Jangan main hape sambil jalan, Om! Bahaya!" sungut anak itu dengan wajah cemberut.

Mata Bhumi terbelalak. Anak berwajah cantik itu barusan memarahinya?

"Jemia!"

Anak bernama Jemia itu menoleh, begitu pula Bhumi. Di belakang Jemia, terdapat Winona bersama Elang berlari ke arah mereka.

"Kamu kenapa?" tanya Winona menatap Jemia bingung.

Elang pun kebingungan. Matanya bertemu dengan mata Bhumi, meminta penjelasan. Apalagi saat melihat celana dan sepatu Bhumi yang kotor.

"Om ini nabrak aku, Nona. Jalan sambil main hape, sih!" Jemia berusaha berdiri dibantu Winona.

Elang sempat tercengang melihat Jemia menuduh Bhumi. Sedangkan Bhumi melotot tidak terima. Seharusnya ia yang marah bukan anak bernama Jemia ini.

"Kamu yang menabrak saya, Anak Kecil!" balas Bhumi.

Jemia melirik Bhumi tajam. Tangannya terlipat di depan dada, wajah putihnya memerah. Bibirnya yang mengerucut terlihat lucu. Kemarahan di dada Bhumi pun hilang.

Reaksi kemarahannya tampak menggemaskan.

"Jemi, itu Kakak Om Elan. Ayo baikan! Nggak boleh marah-marah!" Winona membujuk Jemia. Matanya sesekali melirik Bhumi yang berwajah datar itu. "Kan kamu yang nabrak. Itu es kamu bikin kotor celana dan sepatu Om."

Jemia menolehkan wajahnya, mengamati wajah Bhumi lalu sepatu Bhumi.

Setiap ekspresi Jemia membuat Bhumi ingin tertawa. Anak berponi rata itu menghela napasnya. Kemudian, menatap Bhumi dengan polos.

Tangan kanannya terulur di depan Bhumi. "Aku minta maaf, Om."

Sudut bibir Bhumi tertarik ke atas. Tangan besarnya lalu membalas tangan mungil itu. "Lain kali jangan marah-marah begitu."

Jemia menarik tangannya kasar. Matanya melotot kesal. "Om nggak boleh main hape sambil jalan. Bahaya."

Bhumi berdehem. Sama sekali tidak tersinggung dengan gaya sok tua anak itu. Bhumi yang tidak biasa interaksi dengan anak kecil itu hanya bisa memasang wajah datar. Meskipun sebenarnya ia sangat ingin tertawa.

"Es krim kamu jatuh, Jemia. Mau Om ganti, nggak?" Elang menunjukkan satu es krim di tangannya.

Jemia terdiam, tampak berpikir. Kemudian, menggeleng pelan. "Aku sudah habis satu, Om. Sebenarnya itu mau aku kasih ke Mama. Cuma jatuh karena Om itu!"

Elang tertawa pelan. Apalagi saat melihat wajah Bhumi yang tampak pasrah dituduh Jemia.

"Hmmmh, kalau begitu ini Om kasih ke Mama kamu." Elang memberikan es rasa strawberry itu pada Jemia.

"Mama alergi strawberry, Om." Jemia menunduk sedih.

Bhumi menghela napasnya. Anak yang tadi begitu galak memarahinya kini tampak sedih.

"Ya sudah ayo saya belikan yang baru. Jangan karena es itu kamu jadi menangis. Nggak boleh cengeng!"

Jemia mengangkat wajahnya. "Aku nggak cengeng!"

"Mata kamu sudah memerah itu! Pasti sebentar lagi bakalan nangis. Iya, kan?" cibir Bhumi penuh ekspresi. Tidak ada lagi wajah kaku dan datar pria itu.

Elang mengerjap heran sekaligus takjub. Sejak kapan Bhumi jadi semangat begini meladeni anak kecil bertengkar?

***

"Harusnya Om itu minta maaf kan, Ma?" Jemia menatap mamanya dengan seksama.

Thalia yang sedang menyisir rambut panjang Jemia jadi terkikik geli. Entah 'Om' mana yang Jemia maksud. Namun, sejak dari sekolah, putrinya itu terus mengomel dengan menyebutkan nama 'Om Galak'.

Kamar berwarna pink dengan motif bunga-bunga iti terasa begitu hangat dan damai. Matahari sore menambah kehangatan di kamar, sehangat hati dua perempuan berbeda generasi di ruangan tersebut.

"Yang penting kan Jemia sudah minta maaf. Nggak perlu marah-marah begini. Nanti cantiknya hilang."

"Nggak hilang, Mama. Kan cantiknya aku karena Mama cantik. Kata orang mataku mirip Mama. Cuma yang lainnya nggak mirip Mama. Jadi mirip Papa, ya?"

Senyum di wajah Thalia pudar. Kemudian, mengangguk. Jemia bisa melihat itu dari cermin.

"Berarti Papa ganteng dong?"

Thalia mengangguk pelan, benar-benar mengiyakan pertanyaan Jemia. Secara fisik, Bhumi memang tampan. Postur tubuhnya tinggi tegap, dua alis tebal menaungi mata yang berbentuk almond itu, rahangnya tegas dan begitu jelas.

Jemia memutar badannya. Mata cantiknya menatap Thalia polos. "Mama nggak punya foto Papa, ya? Aku mau lihat."

Thalia menyisir poni Jemia. Senyum merekah terbentuk jelas di wajahnya. Menatap wajah yang mirip dengan Bhumi itu. Semburat orange mewarnai tepi wajahnya.

"Dia mirip kamu, Mia."

"Berarti Mia cuma bisa doain Papa dari sini, ya?" tanya Jemia, serius.

"Iya dong. Kan Jemia anak yang baik."

Jemia mengangguk cepat. Lalu mengadahkan kedua tangannya dan memasang posisi menunduk. Mata Jemia terpejam dan rautnya sangat serius.

Thalia mengamati itu dengan bingung. Namun, ia memilih diam. Menunggu Jemia selesai.

"Sudah, Ma!" Jemia berseru senang. Matanya berbinar terang.

"Kamu berdoa apa, Mia? Doanya panjang sekali." Thalia menyelipkan anak rambut di belakang telinga Jemia.

"Berdoa semoga Papa masuk surga!" Jemia tersenyum lebar. Wajah putihnya merona. Anak dengan dress putri Aurora itu begitu semangat jika membicarakan hal tentang papanya.

"Masuk surga? Maksudnya gimana, Mia?" tanya Thalia bingung. Seingat Thalia, ia tidak pernah mengatakan bahwa Bhumi sudah meninggal.

"Masuk surga, Mama. Kata Miss Flo, kalau orang sudah meninggal akan masuk surga. Mama bilang Papa sudah pergi jauh. Jadi Papa, Mia doakan masuk surga."

Bahu Thalia lemas seketika. Putrinya salah paham. Pantas saja, ia tidak pernah lagi merengek bertemu papanya.

Pergi jauh yang Thalia katakan justru diartikan sebagai papanya sudah meninggal dunia.

"Mama," panggil Jemia lembut, menyentak kesadaran Thalia.

"Iya? Ada apa?"

Jemia menarik napasnya dalam. Kemudian, menatap mamanya dengan serius. "Mama jangan sedih lagi, ya. Mia nggak apa-apa sudah nggak punya papa."

"Mia, papa kamu memang pergi jauh. Tapi...."

Satu telunjuk Jemia berada di bibir Thalia, membuat Thalia menghentikan kalimatnya. Anaknya kenapa jadi tiba-tiba sok tua begini?

"Mia lebih senang begini. Mia memang senang kalau papa masih hidup. Tapi jangan seperti om yang tadi. Mia tidak suka." Jemia tiba-tiba berubah kesal.

"Om yang mana?" tanya Thalia lembut.

"Om Galak, Mama. Mia nggak mau punya papa seperti Om Galak!"

*

*

*

Setelah Ayahnya yang sok-sok'an menolak, kini anaknya pun ikut menolak!

1
partini
cara nya ya hamil lagi itu paling di antara yg paling
Teti Hayati
weh weh weh... ada yg ketar-ketir... 😄
Teti Hayati
Ini udh ngaku...?? udah gak gengsi lagi ceritanya....??
Rahayu Ayu
Enak banget jadi Bhumi,
selalu menghina Thalia dengan menyebut JALANG, tapi tetep doyan tubuh Thalia, sampai fitnah punya anak hasil hubungan dengan Julian, giliran udah tau kl anak itu anak kandungnya sok pengin di akui ayah.
preet, bergaya mau mengumumkan pernikahan, Kemarin " otaknya ngelayap kemana aja Broo.
Rahayu Ayu: he he he...esmosi kak...🤭
total 2 replies
Teti Hayati
Rekomended..!!
Yuu mampir, nyesel dh kalo gak baca..
maksa bgt yaa, tapi emang ceritanya bagus ko.. diksinya bagus, emosi alur sesuai porsinya, gak lebay gak menye-menye...
Edelweis Namira: kamu jugaa😍
total 3 replies
Bunda
Ga rela banget kalo jalannya bhumi mulus gitu 😤
Edelweis Namira: Gaaak. aku juga gak relaaa
total 1 replies
Suhainah Haris
lalu bagaimana dengan Adelia Bumi,kamu mau poligami?
Teti Hayati
Heeeyyy....
enteng sekali pengakuan anda Tuan,
amnesia kah apa yg kau lakukan sebelum tau tentang Jemia..??
Masiih ingat gak kata ja lang yg sering kau sematkan untuk Thalia..?? dan dg tanpa beban setitikpun bilang Thalia dan Jemia hal yg "paling berharga" dihidupmu.. 😏
Arga Putri Kediri
lanjut kak thor💪💪💪😍😍😍
Arga Putri Kediri
like
partini
mau lovely doply ❤️❤️❤️
sabarrrr
Bunda
untuk bhumi thor....cuma 1.kata " MAMPUS "
Suhainah Haris
siapkan berbagai trik dan usaha ya Bumi, karena gak mudah kayaknya mengambil hati Jemia🤭
Edelweis Namira: Ayahnya udah punya pacar🤣
total 1 replies
Teti Hayati
😄😄..
kurang ka,
Edelweis Namira: Ngakak aku🤣
total 1 replies
Sur Tini
nah lho bhumi gimana tuh🤣🤣
Bunda
ini apk.dr kemarin susah bener dibukanya...giliran kebuka...kebuka,episodnya ga ada...🤣
Suhainah Haris
bisalah bonusnya di double kak😄
Suhainah Haris
jalanmu pasti gak akan mudah Bumi,Mia jelas"gak suka sama kamu,selamat berjuang,dan pastinya Adel gak akan diam
Suhainah Haris
ini baru awal Bumi, siapkan hatimu
Teti Hayati
Eeet... tidak semudah yang kau bayangkan Tuan.. 🤭
coba gimana rasanya ntar pas ketemu langsung, Jemia menolak km sebagai Papanya.. atau reaksimu saat Jemia malah berdoa untuk Papa yg katanya udah di Surga... 🤭
Edelweis Namira: Shock banget deh tu. hahahha
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!