"Pembalasan istri cupu" adalah cerita tentang seorang wanita yang telah lama merasa diabaikan dan tidak dihargai oleh suaminya. Namun, dia tidak lagi mau menjadi korban keadaan. Dengan tekad dan keberanian, dia memutuskan untuk membalas perbuatan suaminya dengan cara yang tidak terduga.
Dia mulai dengan meningkatkan penampilannya, mengembangkan bakatnya, dan membangun dirinya sendiri. Dia juga mencari dukungan dari orang-orang yang peduli padanya dan belajar untuk mencintai dirinya terlebih dahulu.
Pembalasan ini tidak hanya tentang membalas perbuatan suaminya, tetapi juga tentang menunjukkan dirinya sebagai wanita yang kuat dan mandiri. Dia ingin membuktikan bahwa dia tidak hanya menjadi istri yang patuh, tetapi juga seorang wanita yang berani dan berdaya.
Melalui perjalanan pembalasan ini, dia menemukan dirinya sendiri dan belajar untuk mengambil kendali atas hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Nurr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Diningrat mendengus, “Udahlah, aku berangkat, hari ini banyak sekali pekerjaan yang ingin aku kerjakan! Silakan Ayah senang-senang dengan keinginan Ayah itu.” Diningrat kemudian beranjak dari kursinya..
Hadi tak peduli, pak tua itu akan pergi ke kantor Nanda dan akan mengatakan segalanya.
Begitupun dengan seseorang di rumahnya, beberapa malam ini laki-laki itu jarang pulang. “Aku akan datang ke kantor Mas Nanda, ini waktu yang tepat untuk Aku mengatakan segalanya! Dia pasti menyesal melakukan itu sama aku, Dia mendekati Riska gara-gara wanita itu adalah anak direktur,” Batin Amel, dia yakin suaminya akan kaget jika mendengar jika dia adalah putri dari salah satu pengusaha sukses di negeri ini, dia yakin Nanda akan kembali lagi kepadanya. Dia melakukan ini karena dia sangat mencintai Nanda.
"Anak kamu udah pergi?"tanya Erma pada Amel.
"Sudah!" Jawab Amel, wanita itu sedang bersiap, dia menenteng tas kecil.
Dia langsung memesan saksi untuk pergi menemui suaminya. dan Erma di rumah. "Emangnya iya Bulan sekolah?" Batin wanita itu, dua hari lalu dia melihat cucunya sedang berada di sebuah tempat, tapi dia merasa mungkin cucunya sedang main, walaupun sebenarnya itu jam sekolah.
"Semoga saja gadis bengal itu tidak melakukan lagi hal-hal konyol! Bisa-bisanya Nanda punya anak, kelakuannya kayak gitu." Erma menggeleng.
Sedangkan Bulan Sudah beberapa hari ini dia tidak masuk sekolah, Walaupun dia berangkat dari rumah. Dia tidak mau sekolah di tempat itu, beberapa hari ini dia memilih bolos, "pokoknya gue nggak mau, sekolah lagi di sana!" Batin gadis tersebut. Dia malah nongkrong di sebuah minimarket, sambil menunggu jam sekolah pulang.
Sedangkan ibunya, kini sudah sampai di perusahaan sang ayah. Tepatnya di perusahaan tempat ayahnya.
Bruk.
"Hati-hati dong Bu!" Tegur seseorang ketika ditabrak oleh Amel.
Amel menoleh pada laki-laki itu, “Maaf saya nggak sengaja!” Ketus Amel, iya lanjut berjalan, tak peduli pada seseorang yang barusan dia tabrak itu.
“Apa sih dia! Gaje, tapi kok kayak gue pernah dengar suaranya, apa dia karyawan gue? Emang ada di sini karyawan gue yang ibu-ibu!” Batin lelaki itu, dia ingin mengambil berkasnya di mobil, dan ditabrak oleh wanita yang tergesa-gesa tadi.
Sedangkan Amel, dia langsung pergi ke gedung tempat suaminya bekerja. Dan dia juga bertanya kepada resepsionis di mana ruangan suaminya berada.
Resepsionis langsung paham, tidak banyak bertanya, resepsionis langsung menunjukkan ruangan Nanda lagipula kan yang datang adalah istrinya.
Itu. “Makasih ya Mbak!” Ujar Amel.
Wanita itu kemudian berjalan menuju ruangan suaminya yang ada di lantai 10.
Pokoknya hari ini dia akan mengatakan segalanya kepada Nanda, dia akan mengikat laki-laki itu.
Bahkan dia sengaja berdandan cantik dari rumah, dia juga membawa makan siang untuk suaminya.
Ketika dia kini sudah berada di lantai 10. Dia langsung turun dari lift. Dia menarik nafas, “Jika dia menginginkan Riska karena wanita itu adalah anak direktur, masa aku akan datang memperkenalkan diriku sebagai anak seorang pengusaha!” Batin Amel dia kali ini tidak akan kalah dari Riska.
Tapi.
“Kalau kamu mau menikahiku, pasti kamu tidak akan membiarkanku diduakan kan?!! Kamu akan meninggalkan Mbak Amel kan?”tanya wanita itu kepada Nanda, dia duduk di pangkuan suaminya.
Amel terdiam, Baru juga dia mau masuk ke ruangan suaminya.
“Sebenarnya cintaku untuk Amel sudah hilang, Aku masih menghargainya di rumah karena dia adalah ibu dari anakku.”
Riska cemberut, “tapi aku ingin menjadi wanita satu-satunya Mas. Aku hanya ingin akulah yang menjadi istrimu satu-satunya! Aku akan menyayangi Bulan kok! Jadi kamu harus menceraikan wanita itu.”
“Kamu tenang aja, walaupun aku dan Amel nanti masih dalam pernikahan, Aku aka menyayangi dan mencintai kamu. Kamu jangan khawatir, hanya kamu wanita satu-satunya yang ada di kepalaku.”
“Bener?”tanya Riska, “Kamu jangan bohong ya Mas! Ingat loh kita sering melakukan itu, Bagaimana jika nanti aku keburu hamil, apa kata orang! Masak Riska seorang putri direktur, hamil diluar nikah.” Lirih wanita itu, dia gelendotan, di pangkuan Nanda.
“Mas!” Amel melangkahkan kakinya.
Membuat dua orang yang berada di dalam ruangan kaget bukan main. “Amel!” Kaget Nanda.
“Jadi selama ini? Ini yang kamu lakukan? Jadi selama ini, kamu tidak lagi mencintaiku? Apa kamu lupa kita hidup bersama sudah 15 tahun? Dan kamu mengatakan jika yang ada di kepala kamu hanya Riska, Hanya dia wanita satu-satunya penguasa hatimu? Lalu aku apa?”
Riska turun dari pangkuan Nanda, kemudian Nanda mendekat kepada Amel. “Amel maafkan Aku, tapi aku dan Riska saling mencintai!”
Amel menatap tajam pada suaminya, “lalu sama aku? Apa kamu sudah tidak cinta lagi sama aku?!! Mana janji kamu 15 tahun lalu! Katanya kamu akan membahagiakanku?!”
“Bukankah 15 tahun sudah cukup? Jadi sekarang biarkan aku bahagia, walaupun aku sudah menikahi Riska Aku tidak akan pernah membuang kamu, aku memang menyayangi kamu, tapi aku sangat mencintai Riska.”
“Ma-s.” Suara Amel tercekat di tenggorokannya.
“Tolong izinkan aku menikah dengan Riska!” Mohon Nanda
Seketika bungkusan yang dia bawa di tangannya terjatuh. Dia menatap Riska yang tersenyum lembut kepadanya, namun senyum itu begitu jahat dan licik.
“Aku mohon Amel, aku harus bertanggung jawab atas apa yang aku lakukan kepada Riska. Izinkan aku menikahi dia!”
“Boleh” Amel langsung menjawab, “tapi mari bercerai! Sudah cukup 15 tahun aku mengabdi kepada kamu, sekarang aku mau menyerah, Ayo kita bercerai kita selesaikan pernikahan ini, dan silakan menikah dengan wanita yang sangat kamu cintai itu.”
Amel langsung berbalik badan, Apakah dia benar-benar rela membiarkan Nanda menikah dengan Riska? Jawabannya tidak, sedikitpun Dia tidak rela, Dia pergi meninggalkan keluarganya hanya demi Nanda dan ini balasan laki-laki itu? 15 tahun bukanlah waktu yang sebentar, Bahkan dia tidak meneruskan kuliah hanya demi menikah dengan Nanda.
Di saat dia melangkah keluar, jelas dia mendengar ucapan laki-laki itu.
“Mas Apakah kamu tidak mau mengejar Mbak Amel?”tanya Riska seolah-olah Dia sangat baik.
Tapi jawaban Nanda“Nggak usah lah!! Nggak mungkin dia berani bercerai sama aku, wong dia nggak punya siapa-siapa, dia itu hanya bergantung sama aku, 15 tahun, Aku bahkan tidak pernah melihat keluarganya datang, Aku bahkan tidak tahu siapa, dan bagaimana keluarga Amel! Dia paling hanya menggertak saja, kamu nggak usah khawatir.”
Tapi Riska, “Apakah aku telah merusak pernikahanmu Mas? Tapi bagaimana dengan hatiku yang terlanjur mencintai kamu! Aku sama seperti Mbak Amel, Aku sangat mencintai kamu Mas.”
Amel menghentikan langkahnya dulu sebentar, dia ingin mendengar jawaban Nanda.
“Mana ada Kamu merusak pernikahanku dengan Amel! Amel saja yang lebay, seorang laki-laki kan diperbolehkan untuk memiliki lebih dari satu istri, Amel saja yang ilmu agamanya tidak sedalam itu! Jadi kamu tidak usah khawatir ya, nanti kita akan bicara lagi sama dia, ucapannya Tadi hanya menggertak ku saja,”
“Baguslah kalau kayak gitu!” Ucap Riska
Sedangkan Amel “baiklah!” Lirihnya.
Wanita itu berjalan meninggalkan ruangan suaminya. Sakit hatinya, nyesek dadanya bahkan beberapa orang memperhatikan yang berjalan sambil menangis.
Begitupun laki-laki yang tadi ditabrak oleh Amel. “Apa ibu-ibu itu nangis?”batin lelaki tersebut.
Dan kini Amel sudah berada di parkiran, dia bersiap untuk pergi Tapi lagi-lagi dia menabrak seseorang.
“Auuhhhh!” Amel mengaduh
Tapi tiba-tiba, ketika dia mendongak, dia langsung memeluk laki-laki itu.
“Kenapa?”tanya kakek Hadi, Kenapa dia bisa bertemu dengan cucunya di sini. “Kamu habis dari tempat Nanda? Dan Apakah kamu sedang menangis?” Tanya laki-laki itu kaget, dia sengaja datang ke sana sekalian ingin bekerjasama dengan perusahaan itu, sebenarnya niatnya ingin bertemu dengan Nanda, tapi kenapa dia malah bertemu dengan cucunya dan cucunya sedang menangis.