Di Benua Sembilan Langit, kekuatan adalah hukum.
Lin Feng, anak sekte kecil yang dicap sampah karena "Nadi Spiritual Tersegel", terlempar ke jurang hinaan. Namun, di balik kelemahan itu tersembunyi rahasia besar: Physique Naga Void — warisan kuno yang mampu menelan segala Qi dan menembus batas langit.
Dari dunia fana yang penuh intrik sekte, hingga perang antar klan surgawi, perjalanan Lin Feng adalah pertaruhan hidup dan mati.
Balas budi sepuluh kali lipat. Balas dendam seratus kali lipat.
Di setiap langkah, ia akan melawan langit, menantang takdir, dan membuka jalan menuju kekosongan.
Saat naga terbangun, siapakah yang mampu menghalangi jalannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alhenamebsuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malam Berdarah
Malam kedua di Hutan Iblis Mini benar-benar berubah menjadi neraka hidup.
“TOLONG! SESEORANG TOLONG AKU!”
Teriakan mengerikan itu terdengar dari segala arah, memecah keheningan hutan yang pekat. Lin Feng menempel di cabang pohon besar, napasnya tertahan saat mengamati kekacauan yang terjadi di bawah.
Fase eliminasi brutal telah dimulai. Murid-murid yang sudah kelelahan dan kehabisan sumber daya kini saling menyerang demi merebut token. Setiap pukulan terdengar keras, setiap jeritan menyayat hati.
KLANG! KLANG!
Bunyi senjata beradu bergema di udara dingin. Di sebuah clearing tidak jauh dari Lin Feng, lima murid mengepung seorang gadis yang sudah babak belur.
"Serahkan tokenmu! Kau tidak bisa melawan kami!" salah satu dari mereka menantang.
"Ti-tidak! Aku sudah susah payah mengumpulkan delapan token!" gadis itu menangis, berusaha melawan.
DUAK!
Pukulan keras menghantamnya, membuat tubuhnya terkulai dan pingsan. Para penyerang merebut tokennya tanpa ampun, lalu pergi begitu saja, meninggalkannya terluka di tanah.
Lin Feng mengepalkan tangan, hatinya bergejolak. Ia ingin turun tangan, tapi akalnya berbisik:
Ini ujian survival. Kalau aku bantu semua orang, aku sendiri yang akan jadi target.
Di kejauhan, cahaya api unggun menandai posisi kelompok Chen Wei. Mereka sudah berhasil merekrut lebih banyak murid; jumlah mereka kini mencapai lima belas orang.
“Besok hari terakhir,” suara Chen Wei terdengar jelas, meski agak jauh. “Dengan lima belas orang, kita akan kepung si sampah Lin Feng. Dia pasti tidak bisa kabur!”
Masih menargetku… Lin Feng menahan napas, merasakan ketegangan yang semakin menekan.
Tiba-tiba, aura luar biasa kuat muncul dari Zona Dalam. Wang Tianming muncul dengan langkah tenang, tasnya penuh token. Wajahnya santai, tidak satu pun luka terlihat.
“Seratus token sudah cukup,” gumamnya sambil melewati pohon tempat Lin Feng bersembunyi, tanpa menyadari kehadirannya.
Seratus token?! Monster… Lin Feng berpikir, tak bisa menahan kekagumannya. Kekuatan seperti itu seolah menantang seluruh hukum survival di hutan ini.
Lin Feng turun dari pohon setelah memastikan situasinya aman. Dengan 22 token, posisinya seharusnya cukup untuk masuk top 30, tapi…
"Uhh… sa-sakit…"
Gadis yang tadi dipukuli masih tergeletak di tanah, darah mengalir deras dari kepalanya.
Kalau dibiarkan, dia bisa mati…
Lin Feng menelan ludah. Hatinya menolak mengabaikan keadaan ini.
"Hei… kau masih sadar?"
Gadis itu membuka matanya perlahan, suaranya serak. "Ja-jangan… tokenku… sudah diambil…"
"Aku tidak menginginkan tokenmu," jawab Lin Feng sambil mengeluarkan perban dari tasnya. "Diam saja. Biar aku urus lukamu."
Sambil membalut luka gadis itu, Lin Feng merasa ada sesuatu yang mengintai dari semak-semak.
Seseorang mengawasi…
"Terima kasih…" bisik gadis itu lemah. "Namaku Zhou Mei…"
"Lin Feng. Sekarang istirahatlah, lukamu—"
WUSH! WUSH! WUSH!
Belasan kunai melesat dari segala arah!
"Akhirnya kau turun juga, sampah!"
Chen Wei dan 14 muridnya muncul dari persembunyian. Mereka sudah menunggu dan mengamati gerak-gerik Lin Feng.
"Kau terlalu baik hati," kata Chen Wei sambil menyeringai. "Dan itu akan jadi kehancuranmu!"
Terjebak karena menolong orang… tapi aku tidak menyesal. Lin Feng menatap mereka, tekadnya tetap teguh.
"15 lawan 1, kalian tidak malu?" Lin Feng berdiri perlahan, melindungi Zhou Mei yang masih lemah.
"Malu? Haha! Yang penting menang!" Chen Wei memberi sinyal. "Serang!"
Lima belas murid menyerbu bersamaan. Lin Feng tahu, menghadapi mereka secara normal bukanlah pilihan.
Harus pakai teknik baru…
"Cakar Naga Merobek Langit!"
Qi di tangannya berkumpul, membentuk cakar energi transparan yang mengerikan. Sekali cakaran, tiga murid terlempar, dada mereka terkoyak luka dalam.
"A-apa… itu teknik?!" teriak mereka sambil mundur.
Meski begitu, jumlah mereka tetap terlalu banyak. Lin Feng mulai terpojok, tubuhnya terguncang oleh pukulan yang menghantam punggungnya. Darah keluar, namun matanya tetap fokus.
"Hahaha! Mau sehebat apapun, kau tetap sendirian!" ejek Chen Wei.
"Siapa bilang dia sendirian?"
Semua menoleh. Dari dahan pohon, Wang Tianming menatap Chen Wei dengan tatapan dingin.
"Wang Tianming?! Ke-kenapa kau—" Lin Feng terkejut.
"Aku tidak suka pengecut yang main keroyok," ujar Wang turun dengan anggun. "Lin Feng adalah rivalku. Hanya aku yang berhak menaklukkannya dalam pertarungan yang fair."
"Ta-tapi—"
"Pergi. SEKARANG."
Aura Pemurnian Tubuh level 8 Wang meledak. Chen Wei dan anak buahnya pucat, ketakutan.
"Ba-baik! Kami pergi!"
Mereka kabur, tersungkur dan panik.
Lin Feng menatap Wang, masih bingung. "Kenapa kau—"
"Jangan salah paham," Wang menyela. "Aku hanya tidak mau rivalku kalah dengan cara memalukan. Lain kali kita bertemu di arena, aku tidak akan memberi ampun."
Tanpa menoleh lagi, Wang pergi.
Lin Feng tersenyum lemah, sedikit lega. "Terima kasih… rival."
"Kau… menyelamatkanku," suara Zhou Mei bergetar saat ia berhasil duduk, matanya berkaca-kaca menatap Lin Feng.
"Dan kau hampir mati karena itu…" lanjutnya pelan, seolah setiap kata menelan keberanian.
"Tidak masalah," jawab Lin Feng tenang. "Aku tidak bisa tinggal diam saat melihat ketidakadilan terjadi."
Zhou Mei terdiam sejenak, kemudian merogoh tasnya dan mengeluarkan sesuatu—lima token yang tersembunyi.
"Ini… sebagian yang aku sembunyikan. Ambillah, sebagai ucapan terima kasih," katanya sambil menyerahkan token itu.
"Tidak perlu—" Lin Feng hendak menolak, tapi Zhou Mei bersikeras.
"Kumohon!" Nada suaranya menandakan tekad yang kuat. "Sebenarnya, aku punya kemampuan khusus. Aku bisa membuat Formation Array sederhana. Jika kau izinkan, aku ingin membantumu hingga seleksi selesai."
Lin Feng mengamati gadis berkacamata dengan rambut coklat pendek itu. Level kultivasinya memang hanya Pemurnian Tubuh level 4, namun matanya memancarkan determinasi yang sulit diabaikan.
"Formation Array?" Lin Feng penasaran. Skill itu langka dan bisa sangat berguna.
"Ya! Aku bisa membuat perangkap, barrier pertahanan, bahkan alarm peringatan!"
Lin Feng mengangguk. "Baiklah. Kita bekerja sama sampai besok."
Senyum cerah muncul di wajah Zhou Mei untuk pertama kalinya. "Terima kasih! Aku tidak akan mengecewakanmu!"
Mereka pun mencari lokasi aman untuk bermalam. Zhou Mei membuat Formation Alarm di sekeliling tempat camp mereka, memastikan mereka terlindungi dari ancaman luar.
"Lin Feng… kau berbeda dari yang lain," kata Zhou Mei pelan. "Padahal semua orang bilang kau sampah…"
Lin Feng memejamkan mata sejenak. "Orang bisa berubah. Label 'sampah' atau 'jenius' tidak menentukan siapa kita sebenarnya."
Malam yang penuh darah itu berlalu. Besok adalah hari terakhir seleksi—dan Lin Feng merasakan firasat, ujian sesungguhnya baru akan dimulai.
Total token Lin Feng: 27 (22 + 5 dari Zhou Mei)