Lyra hanyalah gadis biasa yang hidup pas-pasan. Namun takdir berkata lain ketika ia tiba-tiba terbangun di dunia baru dengan sebuah sistem ajaib!
Sistem itu memberinya misi harian, hadiah luar biasa, hingga kesempatan untuk mengubah hidupnya 180 derajat. Dari seorang pegawai rendahan yang sering dibully, Lyra kini perlahan membangun kerajaan bisnisnya sendiri dan menjadi salah satu wanita paling berpengaruh di dunia!
Namun perjalanan Lyra tak semudah yang ia bayangkan. Ia harus menghadapi musuh-musuh lama yang meremehkannya, rival bisnis yang licik, dan pria kaya yang ingin mengendalikan hidupnya.
Mampukah Lyra menunjukkan bahwa status dan kekuatan bukanlah hadiah, tapi hasil kerja keras dan keberanian?
Update setiap hari bisa satu episode atau dua episode
Ikuti perjalanan Lyra—dari gadis biasa, menjadi pewaris terkaya dan wanita yang ditakuti di dunia bisnis!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Madya_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. Robot!?
Pagi itu, Lyra membuka mata dengan tubuh yang terasa sedikit lelah. Namun, suara notifikasi sistem segera membuat kantuknya hilang.
(Ding, selamat pagi Lyra. Hadiah hari ini: Robot asisten serba bisa berbentuk manusia – Roy)
Lyra mengerjap, sedikit terkejut.
“Robot asisten? Serius, Zen?”
(Ding, benar. Roy bisa membantu mengurus semua asetmu, melakukan transaksi, dan berinteraksi layaknya manusia.)
Lyra menghela napas lega. “Akhirnya aku nggak perlu bolak-balik ngurus aset sendirian. Suruh dia masuk aja.”
Tak lama, terdengar ketukan pintu. Lyra membuka pintu dan mendapati sosok pria muda tampan dengan senyum ramah. “Selamat pagi, Tuan Putri. Saya Roy, robot asisten Anda.”
“Panggil aku Lyra saja. Ayo masuk, Roy. Mulai sekarang, aku butuh kamu untuk bantu mengelola asetku. Rasanya capek banget harus keliling ke sana-sini.”
Roy membungkuk kecil. “Baik,nona Lyra. Semua aset akan saya pantau dan kelola sesuai instruksi.”
...----------------...
Setelah sarapan ringan, Lyra memutuskan untuk mencoba kemampuan memasaknya yang baru ia dapatkan dari hadiah sistem sebelumnya. Ia pergi ke dapur dan mulai membuat adonan cookies.
Bibi Reni dan Bibi Asih hanya berdiri di kejauhan, tak berani ikut campur. Mereka tahu Lyra ingin mencoba sendiri.
Lyra menepuk tepung di tangannya sambil tersenyum. “Zen, lihat deh, aku bisa bikin cookies sendiri sekarang.”
(Ding, adonanmu sempurna. Proses pemanggangan akan berhasil.)
Begitu cookies keluar dari oven, aroma manisnya memenuhi dapur. Lyra bersorak pelan. “Yes! Ini pasti enak!”
Ia meminta bibi untuk membungkus cookies tersebut dengan cantik. Setelah membersihkan diri, Lyra segera menghubungi Hera.
Hera yang menerima telepon terdengar sangat antusias. “Hah? Kamu mau datang ke rumahku? Bawa sesuatu lagi? Wahhh aku tunggu, Lyra!”
Begitu Lyra tiba di villa keluarga Hera, ia disambut hangat. Hera segera menariknya masuk dan memperkenalkan Lyra kepada keluarganya.
“Ini Lyra, temanku yang selalu bikin aku kagum,” ucap Hera sambil tersenyum lebar.
Lyra menyerahkan kotak cookies. “Aku bikin sendiri. Semoga kalian suka.”
Begitu mencicipinya, mata Hera dan keluarganya berbinar. “Enak banget!” seru mereka hampir bersamaan.
Bahkan ibu Hera ikut menggoda, “Nak Hera, kapan kamu bisa bikin cookies seenak ini?”
Hera mengerucutkan bibirnya. “Ibu, Lyra itu bukan wanita biasa, tau…”
Suasana pun pecah oleh tawa hangat seluruh keluarga.
...----------------...
Namun, di sisi lain, rumah keluarga Kandiswara dipenuhi ketegangan. Dio menceritakan bagaimana ia diusir dengan memalukan saat mencoba menemui Lyra. Lina, dengan wajah pucat dan air mata yang mengalir, berpura-pura menjadi korban.
“Aku cuma ingin berdamai… tapi Lyra selalu bersikap dingin padaku,” ucap Lina lemah.
Keluarga Kandiswara semakin memandang Lyra dengan benci, meskipun mereka belum pernah benar-benar menemuinya.
Saat suasana rumah mulai tenang, paman Lyra—adik kandung ayah Lyra—menyelinap ke kamar Lina.
“Bagus sekali, Lina. Semua berjalan sesuai rencana,” ucapnya dengan senyum licik.
Lina menghapus air matanya, kini dengan tatapan penuh kebencian. “Ayah, aku akan pastikan semua harta itu jatuh ke tangan kita.”
“Kita hanya perlu membuat keluarga Kandiswara sepenuhnya membenci Lyra. Setelah itu, mereka takkan ragu menyerahkan segalanya padamu,” jawab sang paman tenang.
...----------------...
Malamnya, Lyra melihat Roy duduk santai di sofa sambil membaca tablet. “Hei Roy, kamu bisa makan kayak manusia nggak?”
Roy menoleh, tersenyum kecil. “Bisa, tapi aku tidak perlu… yah, mengeluarkan apa pun setelahnya.”
Lyra tertawa. “Baguslah, jadi nggak ada ribetnya.”
“Ngomong-ngomong, Roy, aku ingin sebidang tanah yang kubeli kemarin dibangun jadi perusahaan skincare. Aku transfer 2 triliun ke rekening perusahaan.”
“Baik, nona Lyra. Saya akan mengurus semuanya.”
"Zen lihat data diri"
(Ding, Data Diri Terbaru
Nama: Lyra Kandiswara
Umur: 19 tahun
Tinggi badan: 161+ cm
Penampilan: 76+ (menawan)
IQ: 116+ (normal)
Keterampilan: mengemudi, membaca, berbahasa Inggris, memasak
Aset:Villa di Starlight, Villa di Pinggir Pantai,Restoran Luminare, Jalanan kuliner,Formula wewangian non alkohol, Hotel Mewah ‘Imperial Grand’, Mall Mewah ‘Aurora Plaza’, Gedung Perkantoran ‘Imperial Tower’,Rumah sakit di jakarta
Aset tunai: Rp 13.490.132.200.000
Poin: 6)
Lyra tersenyum puas melihat datanya yang semakin berkembang. “Zen, rasanya capek tapi menyenangkan ya begini.”
(Ding, kau semakin mendekati tujuanmu, Lyra.)
“Baiklah… selamat malam, Zen.”
(Ding, selamat malam Lyra.)
Lyra pun tertidur dengan senyum kecil di wajahnya.
Jangan lupa like, subscribe dan komen agar author semangat update. Terima kasihhh🤗