NovelToon NovelToon
AVENGERS

AVENGERS

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Yatim Piatu
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Nona Jmn

Xander tubuh dengan dendam setelah kematian ibunya yang di sebabkan kelalain sang penguasa. Diam-diam ia bertekat untuk menuntut balas, sekaligus melindungi kaum bawah untuk di tindas. Di balik sikap tenangnya, Xander menjalani kehidupan ganda: menjadi penolong bagi mereka yang lemah, sekaligus menyusun langkah untuk menjatuhkan sang penguasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Jmn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Warisan Sunyi

Di depan pusara sederhana bertuliskan Bela Ayu Natasya, Xander berjongkok perlahan. Angin sore berhembus pelan, membawa aroma tanah basah dan bunga kamboja yang gugur. Tangannya gemetar sedikit saat meletakkan setangkai bunga putih di atas gundukan tanah yang masih tampak baru.

Matanya menatap makam nisan itu lama, seolah ingin berbicara langsung dengan nama yang terukir di sana.

"Bela..." suaranya berat, nyaris berbisik. "Aku memang tidak pernah mengenalmu. Tapi entah kenapa, dari pertama kali tahu kisahmu, ada dorongan kuat di dalam diriku untuk ikut bertarung buatmu. Untuk menuntaskan semua ketidakadilan yang menimpa."

Xander terdiam, menundukan kepala. Bayangan ledakan di Dream Hospital, teriakan orang-orang dan rekaman yang ia sebarkan ke publik berputar di benaknya. Ia menarik napas panjang, mencoba menenangkan gejolak yang mendesak dari dalam.

"Aku sudah lakukan bagianku. Kebenaran tentang Andre dan semua kejahatannya sudah terungkap. Dan sekarang... semua itu telah selesai," ucapnya lirih, meski ia tahu dalam hati bahwa perang ini belum benar-benar berakhir.

Ia menatap nisan itu lagi, suaranya bergetar tapi penuh ketegasan. "Damailah di alam sana. Aku yakin kedua orang tuamu cukup kuat untuk meneruskan hidup. Jangan khawatir lagi... aku yang akan menjaga agar tidak ada korban lain sepertimu."

Xander berdiri perlahan, debu tanah menempel di lutut celananya. Ia memandang sekeliling makam yang sunyi, hanya suara jangkrik dan angin yang menemani. Langkahnya berat saat berbalik, tapi tatapan matanya kini lebih tajam dari sebelumnya.

Ketika ia melangkah menuju gerbang makam, Xander menyalakan ponselnya. Di layar, pesan masuk bertubi-tubi: Vidio tentang Avengers sudah Viral, memenuhi setiap platform, bahkan jadi bahan diskusi dunia internasional.

Senyum tipis menghiasi wajahnya. "Semuanya baru saja dimulai..." gumamnya pelan.

Ia menyelipkan ponsel ke dalam saku jaket, kemudian menatap langit yang perlahan diselimuti gelap. Di balik, tatapannya api baru menyala–bukan lagi sekedar bara dendam, melainkan janji yang tak tergoyahkan untuk terus melewati bayangan.

Dalam hati, ia berbisik tegas, "Misi telah selesai."

•○•

Tok! Tok!

Sepasang suami istri yamg sedang makan malam sontak menoleh ke arah pintu. Sendok di tangan Bernia berhenti, menatap suaminya.

"Biar papa yang buka, mah," ucap Bayu tenang, meski ada sedikit rasa heran.

Bernia tersenyum tipis dan mengangguk. Bayu bangkit dari kursi, melangkah ke depan pintu. Begitu daun pintu terbuka, hanya suara jangkrik yang terdengar di luar. Gelap, sunyi, tak ada siapa-siapa.

"Siapa ya?" gumamnya pelan, mengira hanya ulah anak-anak iseng. Namun, saat hendak menutup pintu, matanya menangkap sesuatu di teras–sebuah papar bag cokelat tergelak di atas kursi kayu.

Keningnya berkerut, ia melangkah mendekat, meraih papar bag itu, lalu memeriksa dengan hati-hati.

"Apa ini punya Bernia? Tapi... kayaknya bukan," pikirnya ragu.

Tangannya gemetar saat membuka lipatan tas kertas itu. Seketika matanya membelalak. "U‐uang..." suaranya tercekat, gugup.

Tumpukan uang berjejer rapi di dalamnya, begitu banyak ia hampir tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Ia segera menoleh ke sekeliling, berharap menemukan siapa yang meletakkan itu, tapi jalanan sepi.

"Mas... siapa yang datang?" suara Bernia terdengar dari belakang. Ia menyusul keluar, bingung karena suaminya tak juga kembali.

Bayu buru-buru menggandeng tangan istrinya masuk ke dalam rumah, menutup pintu rapat-rapat.

"Mas, kenapa? Siapa yang datang?" tanya Bernia penasaran.

"Tidak ada siapa-siapa, sayang. Tapi... tiba-tiba ada papar bag di atas kursi," jawab Bayu dengan wajah tegang. Ia menyerahkan tas kertas itu pada istrinya.

Bernia mengintip isinya, dan seketika tubuhnya kaku. Sama seperti Bayu, iapun terbelalak.

"Mas... uang, mas!" ucapnya terbata. Tangan gemetar, ia mengambil beberapa lembar untuk memastikan. Diperhatikannya dengan seksama–dan ternyata asli. "Asli, mas..."

Tatapannya kemudian jatuh pada selembar kertas kecil di dalam papar bag. Tulisan tangan sederhana tertera di sana:

"HADIAH DARI TUHAN, UNTUK KALIAN."

Keduanya terdiam, dada mereka bergetar hebat. Rasa bahagia, heren, sekaligus bingung bercampur jadi satu. Uang sebanyak itu bisa mengubah hidup mereka, bisa dipakai untuk membuka usaha dan menutupi kebutuhan sehari-hari. Tapi siapa yang memberikannya?

"Mas... gimana kalau kita lapor ke pak RT? Kita bisa lihat CCTV, mungkin tahu siapa yang kasih uang ini," usul Bernia cepat.

"Iya, mah. Ayo sekarang juga," jawab Bayu mantap.

Mereka bergegas menuju rumah pak RT, faisal, yang jaraknya hanya beberapa meter. Dengan tergesa, Bayu dan Bernia menjelaskan apa yang terjadi.

"Baik, sekarang kita lihat CCTV depan rumah kalian," ucap Faisal serius. Ia menoleh pada anaknya. "Vano, bantu Papa cek rekaman."

"Siap, pah," jawab Vano, ikut penasaran. Ia segera membuka laptop yang terhubung dengam CCTV.

Rekaman di putar. Beberapa detik kemudian, terlihat jelas seorang pria bertopeng hitam muncul, meletakkan tas kertas coklat itu di depan kursi depan rumah Bayu. Sebelum pergi, pria itu menoleh ke arah kamera. Ia mengangguk hormat, lalu layar CCTV berganti tampilan: muncul tulisan besar AVENGERS berwarna merah.

"Avengers..." gumam mereka serempak, terpaku.

Vano menoleh dengan mata berbinar. "Kalian ditolong Evengers. Dia juga yang membongkar kasus mbak Bela."

Pak RT Faisal, menarik napas panjang, suaranya lirih. "Dia... benar-benar pahlawan."

Bernia menutup mulutnya, air matanya jatuh tanpa terasa. "Dia anak yang baik... terima kasih, Nak..." ucapnya penuh syukur.

Bayu mengangguk, matanya berkaca-kaca. "Ya Tuhan... Ternyata masih ada orang yang baik di dunia ini. Bukan seperti Andre–yang selama ini kami anggap dermawan, tapi ternyata biang dari semua penderitaan."

Ia menatap ke langit malam dari jendela rumah pak RT. Bibirnya bergetar saat berbisik, seolah ditujukan pada gadis yang telah tiada.

"Bela... tenanglah di alam sana, Nak. Kami sudah ikhlas dengan kepergianmu. Dan lihatlah, masih ada yang memperjuangkanmu."

1
kaylla salsabella
ya Alloh tegang banget aku semoga Xander berhasil
Nona Jmn: Rawr🐯🤣😄🫡
total 1 replies
kaylla salsabella
lanjut Thor
Nona Jmn: Besok, malam yah🤭.
Upnya, jam 00:01
total 1 replies
kaylla salsabella
ikut tegang aku xan
Nona Jmn: 😄😄😄😄😄🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
kaylla salsabella
hoooo aku mampir Thor😍😍😍
Nona Jmn: Selamat datang, semoga suka yah🫡🤭
total 1 replies
Najid Abdullah
terbaikkk..,mantappp....👍👍👍
Najid Abdullah
terbaik Thor.....seruu....lanjuttt....👍💪
Nona Jmn: Terima Kasih🫡
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!