NovelToon NovelToon
My Wife Is Arumi

My Wife Is Arumi

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Konflik etika / Pengantin Pengganti / Keluarga / Romansa / Mantan
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: LaQuin

Mungkin berat bagi wanita lain menjalankan peran yang tidak ia inginkan. Tetapi tidak dengan Arumi yang berusaha menerima segala sesuatunya dengan keikhlasan. Awalnya seperti itu sebelum badai menerjang rumah tangga yang coba ia jalani dengan mencurahkan ketulusan di dalamnya. Namun setelah ujian dan cobaan datang bertubi-tubi, Arumi pun sampai pada batasnya untuk menyerah.

Sayangnya tidak mudah baginya untuk mencoba melupakan dan menjalani lagi kehidupan dengan hati yang mulai terisi oleh seseorang. Perdebatan dan permusuhan pun tak dapat di hindari dan pada akhirnya memaksa seseorang untuk memilih diantara mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaQuin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12. Bujuk Rayu Sang Tante

Bab 12. Bujuk Rayu Sang Tante

"Kakek kemarin sore datang ke sini." Ungkap Arumi ketika ia dan Dimas sarapan bersama pagi itu.

"Kakek?"

"Iya. Tapi pas aku ijin sholat sebentar, tiba-tiba beliau pulang tanpa ngasi tahu. Hampir saja aku ngira beliau hilang atau di culik. Tapi kata Pak Hasan, beliau sudah pulang dengan supirnya." Jelas Arumi.

Dimas hanya mendengarkan tanpa berkomentar. Sejujurnya ia sendiri pun tidak tahu, maksud dan tujuan sang kakek datang tanpa memberi kabar.

"Apa Kakek bertanya sesuatu?"

"Tidak ada. Beliau hanya diam saja. Dan minum ketika aku suguhan minuman. Juga makan camilan yang aku buatkan."

Dimas diam mendengarkan. Lalu menyelesaikan sarapannya, dan segera berangkat bekerja.

"Emm... Mas, tunggu!"

Dimas menghentikan langkahnya tempat di ambang pintu ketika Arumi memanggil dirinya. Ia menoleh dan melihat Arumi segera datang menghampiri dirinya.

Arumi meraih tangannya untuk di salami. Dan Dimas pun terkejut dalam diamnya atas tindakan Arumi.

"Walau kamu tidak suka, tapi biarkan aku melakukan peran ku sebagai seorang istri. Aku takut masuk api neraka." Tutur Arumi.

Dimas tertegun mendengar pengungkapan istrinya itu.

"Hati-hati dijalan. Semoga setiap pekerjaan yang kamu lakukan, membawa berkah untuk kita dan semua orang."

Sekali lagi Dimas di buat terperangah oleh ucapan istrinya.

"Ya."

Dan tanpa disadari, Dimas merespon apa yang Arumi ucapkan.

Senyum Arumi terbit karenanya. Dimas sendiri segera berbalik badan dan melangkah menuju mobil setelah kembali menyetel dirinya dengan mode datar. Namun bisa di lihat, lelaki itu sempat kikuk karena Arumi.

"Mas..." Gumam Dimas pelan dan hanya di dengar olehnya sendiri ketika dirinya hendak memasuki mobilnya.

***

"Selamat pagi Pak."

Semua karyawan menundukkan kepala ketika Dimas melewati mereka menuju ke ruang kerjanya. Seorang pemimpin muda yang di segani karena kedisiplinan dan ketegasannya dalam bekerja, membuat perusahaan dikenal akan aturan yang ketat dan mempekerjakan pekerja yang kompeten.

Gaji di atas standar upah minimum, mendapatkan beberapa asuransi dan beberapa tunjangan, serta mendapat bonus dan penghargaan bagi pencapaian tertentu, membuat orang berlomba-lomba untuk bisa masuk ke perusahaan yang Dimas naungi.

Namun di pagi itu, Dimas harus menyiapkan kesabaran ekstra ketika melihat tantenya sudah menunggu dirinya dengan duduk manis di sofa di temani secangkir kopi panas dalam ruangan kerjanya.

Tanpa menyapa, Dimas langsung duduk di kursi kerjanya.

"Datang juga kamu Dimas? Mau kopi?"

"Kenapa datang sepagi ini ke kantor, Tante?"

"Kamu tanya kenapa? Sudah 2 minggu loh, kamu tidak ngasi kabar ke Tante, balas pesan Tante pun tidak, apalagi telepon." Ungkap sang tante sembari perlahan menyeruput kopi panasnya.

Dimas mengeluarkan laptopnya dan menyalakanya.

"Kamu sudah sarapan? Masih pagi sudah mau menyibukkan diri saja." Kata sang tante tanpa menoleh ke arah Dimas.

"Sudah. Dan aku harus bekerja keras untuk menggaji 178 pegawai ku di kantor ini."

"Yah, kamu memang harus sibuk sepertinya. Tapi, jangan abaikan permintaan Tante. Itu demi kebaikan mu. Kalau kamu lihat Sofia, Tante yakin kamu pasti langsung jatuh cinta."

"Aku harus bercerai dulu sebelum bertemu Sofia, Tante."

Tolak halus Dimas.

"Kalau begitu, tinggal kamu ceraikan saja wanita tidak jelas itu! Tante rasa, kamu pun tidak memiliki perasaan apa-apa kepada wanita itu."

Sang tante sungguh keras kepala.

Dimas menyandarkan tubuhnya pada kursi kekuasaannya. Menatap dalam sang tante sehingga membuat wanita itu merasa kikuk di buatnya.

"Dimas tidak ingin memilih sembarang wanita untuk dijadikan istri. Dia harus memenuhi syarat yang Dimas inginkan. Tante tahu kan, Dimas tidak ingin mengulang kesalahan yang sama, dan tidak ingin merasakan sakit yang sama."

"Apa itu?" Tanya sang tante antusias merasa sanggup akan permintaan Dimas.

"Dia harus tulus, pintar memasak, rajin membersihkan rumah, tahu yang Dimas butuhkan, penurut dan juga rajin sholat serta bisa mengaji."

Entah kenapa bayangan diri Arumi terlintas begitu saja di kepala Dimas sebagai kriteria wanita yang pantas di jadikan istrinya.

Dimas sendiri merasa aneh terhadap keinginannya itu. Namun melihat kepribadian Arumi beberapa bulan terakhir ini, membuat Dimas merasa nyaman karenanya.

"Halah..."

Sang tante menyandarkan posisi duduknya, merasa ribet akan kriteria yang Dimas ajukan.

"Sofia sangat cantik, terpelajar lulusan luar negeri. Anak terpandang dan juga banyak di kenal dikalangan sosialita. Kamu membutuhkan istri seperti dia yang bisa mengenalkan mu pada banyak kolega. Urusan perut, kalian bisa makan di restoran mana pun, karena dia bukan anak orang miskin. Juga bisa membayar 10 pembantu untuk membersihkan rumah. Kurang apa lagi?"

Dimas tersenyum menanggapi celotehan sang tante. Ia terngiang pada suara merdu Arumi dalam melantunkan ayat-ayat suci. Tentunya tidak banyak wanita seperti Arumi dan Dimas sadar itu. Apalagi sang tante tidak menyebutkan kalau Sofia pandai mengaji.

"Dimas akan menemukan sendiri wanita yang Dimas inginkan Tante. Bersabarlah..."

Ucapan Dimas membuat tantenya merengut dan berdecak kesal. Wanita itu akhirnya menyadari ponakannya itu tidak tertarik sama sekali dengan wanita yang ingin ia jodohkan kepadanya.

"Ya sudah, lebih cepat lebih baik. Jangan biarkan lalat berada di sekitarmu. Kotor, bau dan juga sarang penyakit!" Sindir sang tante dan langsung beranjak bangun dari duduknya.

Tanpa pamit wanita itu pergi meninggal Dimas yang duduk sendiri dalam ruangannya.

Begitu sang tante keluar ruangan, Arif pun datang membawa beberapa berkas dan berdiri di hadapan Dimas.

"Kau dengar Rif?"

"Ya Pak."

"Apa perlu aku mencari istri lagi?"

"Itu terserah Bapak."

"Tapi untuk saat ini, aku tidak butuh istri baru."

"Apa Bapak sudah bisa menerima Ibu Arumi?"

"Entahlah. Aku masih harus memastikan lagi beberapa hal. Menurutmu, bagaimana istriku itu?"

"Saya tidak berani berpendapat."

"Katakan saja, aku ingin tahu penilaianmu."

"Menurut saya, Ibu Arumi tipikal wanita yang langka. Dari laporan para satpam dan Pak Hasan yang saya dengar, Ibu Arumi tidak meninggalkan rumah selain ke market untuk membeli kebutuhan saja. Rumah selalu dalam keadaan bersih. Tidak ada tamu yang datang mencari Ibu Arumi. Juga tidak ada paket barang yang di tujukan ke rumah. Sepertinya Ibu Arumi bukan wanita yang senang menghamburkan uang. Dia ramah dan juga bersahaja. Dan tentunya, rajin juga sholeha."

"Kau tahu lebih banyak melebihi ku rupanya."

"Maafkan saya Pak." Ucap Arif merasa bersalah dan tidak nyaman.

"Mau sampai kapan kau menggenggam berkas di tangan mu itu?"

"Ah, iya. Ini Pak, laporan hasil rapat kemarin. Juga pengajuan beberapa karyawan terbaik bulan ini yang melebihi target."

Dimas menerima dan mulai membaca sekilas berkas-berkas yang di berikan padanya. Lalu meletakkannya dimeja kerjanya.

"Rif, carikan mukena yang bagus dan nyaman saat di gunakan."

Tiba-tiba Dimas memberikan perintah kepada Arif.

"Ya? Jadi, mereka yang melebihi target akan mendapatkan hadiah berupa mukena Pak? Tapi, ada juga karyawan laki-laki yang melebihi target." Ucap Arif memastikan.

"Bukan untuk mereka. Hadiah mereka, kamu atur saja yang sesuai seperti biasanya."

Arif sedikit bingung, karena tadinya mereka sedang membahas bagian pekerjaan saat Dimas membaca laporan yang diberikan olehnya. Namun otaknya segera bekerja keras, dan menemukan apa yang di maksudkan atasannya.

"Baik Pak. Mau berapa jenis?"

"Dua saja, untuk silih berganti."

"Segera akan saya carikan."

Arif menunduk hormat dan pamit undur diri begitu merasa Dimas tidak memerlukan dirinya lagi. Pria yang sebaya dengan usia Dimas itu segera mengeluarkan handphonenya dan menghubungi seseorang begitu keluar dari ruangan Dimas.

"Assalamualaikum Teh..."

"Waalaikumsalam, ada Rif? Tumben kamu menelpon di jam kerja? Kamu sakit?" Tanya seseorang di seberang sana yang terdengar khawatir.

Arif yang di berodong pertanyaan saat tiba-tiba menghubungi sang kakak yang tidak biasanya di jam kerjanya pun tersenyum meski ekspresinya itu tidak dapat di lihat oleh sang kakak. Apalagi sang kakak tahu, sesibuk apa dirinya.

"Alhamdulillah, Arif sehat Teh. Teteh tidak usah khawatir."

"Syukurlah. Terus ada apa kamu tiba-tiba menelpon, tidak biasanya."

"Ini Teh, Arif butuh bantuan Teteh sedikit."

"Apa itu?"

"Teteh tahu, mukena yang bagus dan nyaman untuk di pakai? Merek apa ya Teh?" Tanya Arif pada sang kakak karena ia tahu sang kakak pasti sering membeli mukena untuk di pakai hari-hari, juga untuk diberikan kepada anak panti karena sang kakak merupakan salah satu pengurus panti asuhan yang ada di kampung mereka.

"Oh, mukena. Jelas tahu. Tapi untuk siapa? Apa kamu punya pacar?!"

"Eh..."

Bersambung...

Jangan lupa dukung Author dengan like dan komen ya, terima kasih 🙏😊

1
🍁𝔉𝔰❀𝐍𝐨𝐨𝐧𝐚 𝕸𝖆𝖓𝖉𝖆🪷
dahh langsung aja laporin sama DImas pal
🍁𝔉𝔰❀𝐍𝐨𝐨𝐧𝐚 𝕸𝖆𝖓𝖉𝖆🪷
ku tepok juga ginjalmu sini/Smug//Smug/
🍁𝔉𝔰❀𝐍𝐨𝐨𝐧𝐚 𝕸𝖆𝖓𝖉𝖆🪷
mana ada waktu pendekatan lgi klo waktu buat dinas trs
Liana CyNx Lutfi
Sungguh rumit ditmbh dimas tidak perduli dngn arumi,...klu tdak kuaat lepaskan dimas rumi trs pergi yg jauh bawa kedua orang tuamu pergi yg jauuhhhh
🏘⃝Aⁿᵘ🍒⃞⃟🦅ᴳᴿ🐅.🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦Kᵝ⃟ᴸ
anak sama bapaknya sama" edaaaannn😤😤😤
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
harusnya pak hasan memberi inpo pada dimas
💜Bening🍆
inginku menjambak org🙄 tutor dong jambak online tokoh dlm novel😏
hari ini apes bener arumi.. bertemu org2 ##$$@## dpt tlp dr pamannya yg juga sama2 ##$@##$🙄
suka dgn gaya rumi yg tdk mudah memperlihatkan kelemahannya pd lawan bicara yg pd nyebelin itu..meski dlm hatinya remuk redam... pasti berat bagi rumi dlm situasi yg spt ini.. semangat arumi... semoga semua masalah cpt berlalu n kamu bisa hidup dgn lbh baik kedepannya
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
kalo takdirnya justru dimas tak dgn keduanya bagaimana?
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
merebut..?? bahkan kalian yg memberi kesempatan utk masuk dn ada diposisi arumi ini sekarang
Md. Wulan 𝐙⃝🦜ᵇᵃˢᵉ
lah kamu sendiri yg memberi kan posisi itu pada Rumi,jadi jangan harap Kemabli🙄
Md. Wulan 𝐙⃝🦜ᵇᵃˢᵉ
kirim pesan aja Arumi,biar rindu mu terobati
Md. Wulan 𝐙⃝🦜ᵇᵃˢᵉ
kenapa gak ajak saja arumi
Md. Wulan 𝐙⃝🦜ᵇᵃˢᵉ
kamu pantas rum bersama Dimas
Liana CyNx Lutfi
Apakah dimas memang sengaja dibkin sibuk sama ayahnya biar gk ketemu arumi
🏘⃝Aⁿᵘ🍒⃞⃟🦅ᴳᴿ🐅.🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦Kᵝ⃟ᴸ
emangnya posisi kursi yg bisa disingkirkan 😤
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
udh mulai ada ancaman nih dari Renata,,,
💜Bening🍆
susah ini... dah lg dimas sibuk sampe lupa kabar2.. arumi lg kondisi ngedown minder dgn posisinya sbg istri dimas eh nongol si renata...
💜Bening🍆
boleh slepet si renata gak🙄🙄
kamu yg ninggalin dimas... tp sekarang malah gk tau malu minta balikan... maksudmu piye? jgn takut arumi lawan aja itu si renata.. bkn kamu yg salah.. dia yg ninggalin dimas jd jgn kepengaruh sama renata...
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
kalopun harus mengingat, kamu duluan yg ninggalin dimas
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
kalimantan belum ya, mana tau mampir rumah othor
LaQuin On/Off🦋: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!