Perjalanan Sang Malaikat

Malam yang sunyi, hanya suara angin dan serangga malam yang masih berbunyi, gelap gulita. Hanya diterangi remang-remang cahaya rembulan, yang senantiasa menerangi disaat semua mahkluk tidak melihat keindahan nya.

Krieeet! Suara pintu berdecit pada malam setengah pagi itu, seseorang keluar dari dalam nya. Melangkah pelan dan duduk diatas gelondongan kayu didepan rumah, beberapa saat kemudian. Seseorang keluar lagi dari dalam nya, tanpa suara jejak kaki. Hanya senyap yang menyelimuti.

Kedua orang itu duduk bersama, diantara dua gelondongan kayu yang terbaring, "Mulai saja pertanyaannya!, sebisa mungkin jangan sampai terdengar orang yang didalam rumah!" Seru orang itu, yang ternyata adalah Enki. Sebelumnya ia mendapatkan kode, dari batuk tiga kali oleh Shi Jian.

Dan kini mereka disini, malam menjelang pagi. Pukul tiga dini hari, Shi Jian ingin berbicara empat mata dengan nya, "Kau sudah tau jawabannya sebelum aku bertanya, tapi... Biar lebih jelas, apa kau memang benar orang yang berada dalam dongeng itu?" Tanya Shi Jian pelan.

"Aku tidak dapat menyangkal itu, hanya saja aku ingin kau merahasiakan nya dari siapapun, bahkan pemuda itu... Kau orang yang cukup cerdik, bisa menebak identitas asli ku hanya dengan mata singa mu itu!" Balas Enki, berbicara sambil menatap ribuan bintang diatas nya.

Shi Jian, yang mendapat jawaban itu tidak dapat berkata-kata. Baginya ini sesuatu yang bahkan tidak dapat ia pikir secara logika. Bagaimana bisa mereka bertemu dengan seorang mahkluk, yang ada dalam sejarah dongeng?.

"Tidak perlu se tegang itu, aku tidak akan menyakiti siapapun. Aku juga benci penindasan semacam itu... Aku hanya minta satu, rahasiakan identitas ku. Karena kau adalah orang yang hebat, jadi aku tidak ragu membenarkan teori mu itu!" Seru Enki lagi, membuat Shi Jian bernafas lega. Ternyata yang ada dalam kisah itu memang benar, walaupun dewa sangat sombong kepada mahkluk rendah seperti mereka. Namun Enki dan ke enam teman nya, tidak seperti itu. Bahkan mereka banyak memiliki teman didunia manusia.

Shi Jian kemudian mengangguk dan bertanya lagi, "Kedatangan mu ke tempat ini bukan hanya kebetulan kan?. Aku tidak yakin, seorang dewa seperti mu akan menunjukkan dirinya secara terang-terangan didunia terbuka. Sedangkan mata dewa selalu siap waspada memantau dunia ini!" Jelas nya, membuat Enki mengangguk.

"Ya, kau tidak salah. Sebelumnya aku merasakan aura petir ilahi yang berasal dari tempat ini. Aku hanya ingin memastikan kalau itu bukan lah dewa yang diutus untuk mengejar ku!" Jawab nya sambil menggenggam erat jemari nya.

"Dan sekarang?, kau sudah tau kebenaran nya kan?. Apa yang akan kau lakukan kepada nya?" Tanya Shi Jian lagi.

Enki menggeleng dan menjawab, "Aku tidak akan melakukan apapun pada nya, tapi aku akan mengajarkan nya sesuatu agar kekuatan itu bisa tumbuh lebih kuat. Kekuatan itu, begitu luar biasa. Walaupun saat ini dalam skala kecil, namun suatu saat aku yakin ia bisa mencapai sesuatu yang sangat tinggi. Dengan munculnya kekuatan baru itu memberikan ku harapan baru, untuk setidaknya menggapai harapan itu... Aku akan membantu nya sampai ia cukup kuat berdiri sendiri didunia ini!" Balas Enki panjang lebar, ternyata tidak hanya Shi Jian. Bahkan seorang dewa seperti Enki memberikan harapan nya pada kekuatan baru yang diciptakan zabarin.

"Itu berarti, kau akan tinggal ditempat ini?" Ucap Shi Jian.

"Ya, kalau kau tidak keberatan. Aku akan bergabung dengan kelompok kalian dan membentuk tim baru, yang akan menuju jalan kemenangan kita... Walaupun impian itu masih sangat panjang, namun itu pasti. Sepanjang apapun itu, aku pastikan zabarin akan menjadi yang terkuat untuk membawa mimpiku menjadi nyata... Yang bahkan tidak bisa ku lakukan sendiri!" Seru Enki, memandang langit dengan penuh harap.

Shi Jian menoleh kearah nya, sembari berpikir, "Kalau dia saja tidak mampu menggapai itu, aku bisa yakin. Impian itu tidak lah kecil pengaruh nya!" Gumam nya dalam hati.

Beberapa menit kemudian, kedua nya sama-sama terdiam. Keheningan langsung terasa di udara. Memikirkan sesuatu yang besar akan terjadi pada mereka, dan itu semua berpusat pada zabarin. Sebagai harapan dan cahaya penerang baru bagi mereka yang terjatuh dalam sistem gelap ini.

Sementara itu, dibalik pintu. Terlihat zabarin duduk sambil bersender... Mendengarkan pembicaraan itu dengan jelas, ia memang sudah curiga kepada mereka. Dan ternyata firasat nya itu terbukti benar. Namun, saat sebelum memergoki mereka. Penjelasan Enki mengenai ia yang menjadi harapan, membuat nya bimbang.

Ia harus menyusul mereka dan meminta mereka tidak menyembunyikan sesuatu, atau tetap diam dan menyembunyikan semua nya sendiri?. Walaupun pilihan kedua sangat lah terbaik, agar tidak menghancur kan impian yang telah mereka rajut. Namun kerahasiaan itu membuat nya merasa tidak dipercayai. Apa makna nya sebuah tim jika mereka tidak saling percaya?.

Ia terduduk lemas sambil menatap langit-langit diatas nya, ada begitu banyak pikiran yang terlintas. Ia tidak menyangka orang yang paling ia percayai itu, sampai menyembunyikan sesuatu dari nya. Walaupun itu baik, hanya saja. Jika sejak awal mereka jujur, tim yang akan mereka bentuk akan semakin solid dan saling percaya. Dan itu lebih menguntungkan daripada menyembunyikan semuanya.

Kini dimalam hari menjelang pagi, ketiga orang itu sama-sama menatap langit yang dipenuhi bintang diatas mereka, walaupun zabarin menatap langit itu dari balik jendela. Ketiga nya memiliki banyak pikiran yang terlintas, entah apa Saja. Namun bisa membuat ketiga nya terpaku cukup lama, dalam posisi duduk, sampai tidak perduli waktu yang terus berjalan.

Langit seolah menjawab keresahan hati dan pikiran mereka, dengan didatang kan nya angin kencang sampai menerpa pepohonan. Membuat Shi Jian dan Enki tersadar dari pikiran panjang itu, "Lebih baik kita masuk terlebih dahulu, masih ada beberapa jam waktu untuk tidur!" Sambut Shi Jian, dan Enki hanya mengangguk.

Sedangkan zabarin, yang merasakan hawa keberadaan kedua orang itu yang mendekat langsung mengambil posisi tidur diatas pembaringan nya. Agar membuat mereka percaya, bahwa ia benar-benar tertidur pulas.

Pintu terbuka, dan kedua orang itu pun masuk. Shi Jian kembali ke kamar nya, sedang Enki kembali tidur dialas tipis itu. Menutup mata dan mencoba tidur, menenangkan pikiran yang bergejolak akibat pembicaraan itu, sedangkan zabarin tidur sambil menenangkan hati dan pikirannya.

\*\*\*\*\*\*

"Hahaha!, Keberuntungan apa yang kita dapat?. Segel OverWorld mulai melemah, dan kita berhasil keluar ke dunia ini!" Teriak seorang yang memimpin ribuan pasukan berkuda, penampilan mereka begitu mengerikan. Dengan darah yang menghiasai setiap sisi dari senjata dan pakaian mereka. Tanduk berbagai macam bentuk dan ekor sudah jelas melambangkan siapa mereka— Iblis!.

"Yeaahh!!. Kita bisa kembali lagi didunia ini!" Teriak salah satu prajurit yang lain, membuat barisan besar itu kembali membahana menghiasi malam dengan teriakan dan teror yang mencekam.

Pemimpin para iblis itu, kemudian berbalik menghadap seluruh pasukannya, serta mengatakan "Prajurit dan pengikut ku!, seperti janji yang ku Utarakan pada kalian... Setelah kita naik ke OverWorld, maka kalian bebas... Pilih lah jalan kalian di dunia ini, tebar teror yang kalian miliki... Ciptakan dunia ini menjadi surga bagi kita, karena telah berani menyegel kita didunia gelap itu!" Teriak pemimpin pasukan itu lagi berpidato panjang.

"Yeaaah!" Sambut ribuan barisan didepan nya, dan segera setelah itu. Bumi bergetar akibat jejakan kaki kuda iblis yang bertebaran ke segala penjuru, mengambil jalan mereka didunia ini. Tempat ini, disebuah pulau yang cukup besar menampung seluruh pasukan itu, akan menjadi pusat bagi negri yang akan mereka ciptakan. dengan kuda, mereka menyebrangi laut. Kuda itu bukan lah kuda biasa, melainkan sejenis spesies seperti pegasus namun ber element kegelapan.

Dalam waktu singkat, ribuan iblis itu sudah bertebaran di OverWorld, hendak menebarkan teror dan dendam yang mereka pendam selama ini, kepada penguasa dunia ini. Yang dengan berani menyegel mereka didunia kegelapan selama jutaan tahun.

"Haha... Rasakan lah neraka kami!, akan kami buktikan bahwa ras iblis tidak bisa kalian tindas seenak nya... Para dewa!" Teriak pemimpin iblis itu sambil mengacungkan tombak nya keatas langit.

Jelldaaarrrr! Seakan dewa mendengar seruan itu, petir menyambar menerangi langit malam. Namun bukan nya takut, iblis itu malah semakin berani dengan mengacungkan jari tengah nya keatas langit, seakan mengejek para dewa yang tidak berani untuk tunjuk wujud mereka didepan nya. Hanya menggertak dengan petir, mana mungkin ia akan takut!. Gumam nya dalam hati dengan senyuman lebar diwajahnya yang mengerikan.