NovelToon NovelToon
TANTE VIVIANNA

TANTE VIVIANNA

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin
Popularitas:57.8k
Nilai: 5
Nama Author: Septira Wihartanti

Sepeninggal kedua orang tuanya, Dennis harus menggantungkan hidupnya pada seorang janda kaya bernama Vivianna. Sehari-harinya Dennis bekerja menjadi asisten pribadi Si Tante, termasuk mengurusi pekerjaan sampai ke keperluan kencan Tante Vivianna dengan berbagai pria.
Sampai akhirnya, Dennis mengetahui motif Si Tante yang sesungguhnya sampai rela mengurusi hidup Dennis termasuk ikut campur ke kehidupan cinta pemuda itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septira Wihartanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Begini rupanya kehidupan kantor.

Kesenjangan sosial begitu terasa, aku yang sehari-harinya melakukan segala sesuatu tanpa beban, hanya ingin bersenang-senang, mau ini itu tinggal lakukan saja, tak ada kesibukan berarti selain buru-buru menyalin tugas di 5 menit sebelum bel masuk, sisanya tidur di kelas, dan habis makan siang bolos dengan melompat pagar sekolah untuk bersiap tawuran. Pulang-pulang futsal atau mabar game di depan pagar rumah seseorang yang wifinya kencang.

Di sini... astaga.

Semua orang sibuk.

Mereka bagai dikejar-kejar setan. Jalan kesana kemari, lari ke sana kemari, pakai hak tinggi bawa-bawa dokumen segunung, panik setiap saat. Di setiap meja ada orang teriak-teriak marah, sebagian di dapur yang ada plang nama ‘Pantry’, bikin kopi dengan wajah tegang. Kadang baru nyeruput sedikit sudah terburu-buru ke meja mereka karena melihat seseorang masuk ke ruangan.

Di lain pihak saat aku meletakkan semua barang-barang Tante ke sofa di depan mejanya, aku pamit ke toilet sebentar. Tak ada yang memperhatikanku.

Mereka hanya melirikku sekilas dan kembali sibuk dengan kegiatan mereka.

Keluar dari pintu besar bergaya gebyok raksasa dengan ukiran rumit yang tulisan di atasnya “Management and Corporate Strategic”, yang kupikir pintu sebesar itu apakah mungkin diciptakan untuk manusia. Tingginya bisa 4 meter ke atas loh. Mana ada manusia yang mencapai tinggi sebesar itu?! Di depanku terpampang lobi luas yang berjejer sofa-sofa dan mini bar super cozy. Ada dua sekuriti yang berjaga, dan tiga resepsionis.

Suasananya mirip lobby hotel bintang 5, luas sekali dengan lampu kristal besar-besar yang menggantung, dan karpet super tebal. Dengan dinding dari marmer dan pilar-pilar batu bergaya Jawa. Aku bagaikan berada di Dimensi Jin Mataram Kuno. Sangat mewah dan bikin pusing.

Di depanku ada tiga lorong. Aku bertanya ke sekuriti dimana letak toilet.

Untuk sampai ke toilet, ada beberapa ruangan besar lain dengan pintu kaca yang tingginya sampai ke plafon. Aku mengintip kegiatan orang-orang di dalamnya.

Suasana di ruangan yang lain tampak lebih santai.

Beberapa wanita tampak mengobrol sambil tertawa-tawa dan menyeruput minum dari cangkir mereka. Pakaian mereka glamor dan hype. Tapi di ruangan besar itu hanya ada segelintir orang saja. Lalu tak lama beberapa dari mereka melirik jam di ponsel dan lalu membawa tasnya dan keluar dari ruangan itu seperti ingin menuju ke suatu tempat. Di depan ruangannya ada plang nama besar “Divisi Marketing dan Bisnis Development”.

Para wanita tampak menoleh padaku, menatapku dari atas ke bawah, lalu mengerling dan kembali melanjutkan perjalanan mereka. “Anak baru lagi? Berondong tuh kayaknya.” Aku sempat mendengar mereka mengobrol sambil melirik padaku

Lalu di ruangan yang lain, semua sibuk mengetik dengan tegang. Hanya ada kesunyian. Berbanding terbalik dengan ruangan yang satunya tadi.

Masing-masing mejanya penuh dengan dokumen bahkan sampai ada yang tingginya melebihi kepala. Tulisan di depan ruangannya, “Divisi Akunting dan Umum”.

Dan di ruangan depan lorong, anehnya... gelap.

Di depannya ada tulisan ‘Divisi Technology dan Informasi Garnet Bank’

Aku garuk-garuk kepala.

Selesai dari toilet yang interiornya super duper mewah, dinding marmer hitam dan lampu kristal... di toilet. Bayangkan itu. Aku pun kembali ke tempat Tante Vivianna bekerja.

“Kamu dari mana?” tanya Tante Vivianna yang kini di depannya ada beberapa orang pria yang sedang membuka laptop mereka.

“Toilet.” Kataku.

“Toilet lobi? Kan di sana ada toilet.” Tante Vivianna menunjuk pojok ruangan dimana ada rak tinggi penuh pajangan mewah dari emas bertengger. “Di balik lemari itu ada toilet.”

Aku merasa bodoh.

Kulihat beberapa orang di sana tersenyum kecil sambil tetap mengetik di laptopnya.

“Hamba sahaya seperti saya tidak pantas pakai toilet direksi.” Harga diriku yang berujar.

“Beuh...” gumam salah satu pria.

Tante Vivianna mencibir.

“Kamu ke sini, blow rambut saya. Sebentar lagi ada meeting di Yudha Mas.” Ia menyerahkan catokan rambut padaku.

Aku tarik nafas.

Sepertinya dia akan mempermalukan aku.

Wajarnya kan anak cowok tak biasa pakai catokan.

Dia tak tahu aku sering diajari oleh pacar-pacarku.

Tapi tetap saja aku buka yutub untuk tutorial blow rambut yang awet, soalnya selera wanita karier kan berbeda dari anak es-em-a.

Tante Vivianna tampak memberi instruksi mengenai Marketing ke beberapa karyawannya.

Aku blow rambut sambil memperhatikan satu per satu dari mereka.

Kenapa ya orang-orang di sini good looking semua?! Pantas aku bagaikan daun kering di pinggir jalan. Terabaikan.

Tapi kenapa ya...

Aku memergoki mereka curi-curi pandang ke arahku?!

“Kenapa pada tidak fokus hoy! Ayo dong, bapak-bapak! Situasi sedang genting!” seru Tante Vivianna sambil gebrak meja.

Mereka semua langsung menunduk lagi.

Aku meletakkan catokan rambut, lalu meraih tangannya yang tadi dipakai untuk gebrak meja. Dan kupijat dengan perlahan.

Tante Vivianna melirikku sambil mengernyit, tapi dia tidak menarik tangannya. Kulihat kuku di tangannya yang tadi patah sudah diperbaiki. Mungkin hasil begadangnya semalaman. Hebat juga Tante bisa tetap bekerja setelah tidak tidur.

“Sabar.” Desisku pelan.

Setelah puas pegang-pegang, aku kembali memblow rambutnya.

“Dennis kamu ikut ke Yudha Mas.” Desis Tante.

Iya lah aku ikut, kan buat bawa-bawa tas dan dokumennya.

Kami berpindah dari satu kantor ke kantor lainnya, kali ini Tante memakai mobil operasional dan aku hanya bisa duduk kalem di sebelahnya di kursi belakang. Sekali aku duduk di kursi depan bersama driver karena ada kliennya yang ikut dan sedang membicarakan hal penting di kursi penumpang.

Aku tidak bisa menjelaskan dengan detail apa saja yang Tante lakukan seharian dan apa saja tugas kantornya. Bahasa korporat sangat membingungkanku, aku bagaikan berada di galaksi lain, dengan bahasa yang sama sekali berbeda dengan kehidupan sehari-hari. Aku hanya fokus dengan pekerjaanku. Kali ini aku sedang belajar di yutub, melihat tutorial cara memijat kaki.

Aku sering melihat ayahku memijat kaki ibuku. Ia melakukannya untuk meredakan amarah ibu, padahal aku tahu ayahku juga sangat capek dengan kesehariannya. Tapi kupikir pemandangan itu sangat romantis.

Dan kini aku mempelajarinya.

Aku tahu otak Tante Vivianna terus menerus memutar energi, setiap menit, setiap detik, semua yang keluar dari mulutnya hanyalah sesuatu mengenai perusahaan. Bagaimana cara agar manusia yang lain bisa menjalin kerja sama dengannya, lewat metode apa, harus melewati teknik apa.

Dan dia hanyalah seorang wanita dengan tubuh kurus dan jemari yang rapuh. Menghadapi dunia bisnis yang penuh intrik.

Kami kembali ke kantor pukul 18.

Ia ke ruangannya, dan aku berniat ke pantry untuk membuat kopi.

Sampai kedua bahuku dicengkeram dengan kencang oleh seorang pria, lalu ia tersenyum padaku sambil berkata, “Lo Islam bro?”

Entah dia bertanya atau mengancam.

“Eh? I-iya sih.” Aku masih kaget.

“Oke, ayo sholat!” dan aku digeret ke arah mushola.

Masih dalam kebingungan, aku akhirnya sholat maghrib berjamaah.

**

1
Do You Love me?😌
Kak aku ngakak
AyAyAyli
beber bgt
p
luar biasa
Naftali Hanania
nelson si cowok bendera merah ya.....ish..males bgt ganteng tp murah.........an
Naftali Hanania
wah....dimulai ni hubungan lebih nya.....ehem
Naftali Hanania
nah....jd kepikiran deh ni...iya jg ya
SasSya
pinter Denis
memancing di danau keruh
dan boom dapat ikan 🤣😂
mamaqe
laaahhh sepemikiran kita toorr
mboke nio
siap -siap gosip meraja lela
Daisy🇵🇸HilVi
wkwk sekali dayung langsung sampe qatar ya rev
Daisy🇵🇸HilVi
haaaahh kok serem sih
Daisy🇵🇸HilVi
astaga iya lagi🤦🏻‍♀️tadinya kepikiran klo hpku adalah bestiku yg selalu mengerti diriku😂😂iiiiyyyuuuhh kan jadi takut sama hp sendiri, jgn2 ada jinnya🤣
Daisy🇵🇸HilVi
pokoknya yg cuan embat aja ya den
Daisy🇵🇸HilVi
wkwk wisata horor ini mah
Wiwit Duank
yeyyy akhirnyaaa...dari sehari jadi berhari² 🤭
Wiwit Duank
udah yg jelas² aja Denis gak usah aneh² kek si Yusuf..ada si Tante kok.di provokasi dikit langsung nawarin diri 😂
D_wiwied
hmmm trio opo iki, padakne arep nonton sinetron po yoo 😆😆
Emi Wash
waduh melebihi cenayang yak...
sune aja
wes kompak
ngerti kebiasaAne othor yg maha segala
Eni Istiarsi
ini Pak Andra nya masih di Padmasari apa udah pindah sih 😄
Angspoer: masih hehehe
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!