NovelToon NovelToon
Cherish My Love!

Cherish My Love!

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Teen Angst / Keluarga
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Writle

Masa remaja, masa yang penuh akan rasa penasaran, rasa ingin mencoba dan juga rasa yang sulit dimengerti bernama Cinta.
Ini adalah kisah Cinta enam orang remaja SMA, dengan segala problematika mereka yang beragam rasanya.
Pahit, asam dan manis seperti rasa Jeruk, Blueberry dan juga Cherry.

Yuk ikuti keseruan cerita mereka di sini. 🐢

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Writle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Comfort

...🫐🫐🫐...

Jam 7 pagi di hari minggu itu Yuri telah rapi, ia menghampiri Ayahnya yang tengah membaca dokumen di ruang kerja

“Daddy”

“Hmm?”

“Saya mau keluar hari ini.”

“Where?”

“I have a group project.”

“Kamu sudah izin sama Leon?”

“I already did.”

“Jangan terlalu sering main-main, Ingat posisi kamu.”

“Yes Daddy.”

Daddy-nya bahkan tidak mengajak Yuri sarapan, jangankan sarapan, peduli juga tidak kalau Yuri belum makan, tapi Yuri sudah terbiasa dengan hal ini, karena sudah tidak berselera makan pagi Yuvarani Jessany memutuskan untuk berangkat saja, ia segera keluar dari bangunan megah yang tak ingin ia sebut rumahnya.

“Selamat pagi non Yuri, mau diantar ke mana?” Ia langsung di sambut sopir kepercayaan Daddy-nya

“Ikuti saja lokasi ini pak.” Jawab Yuri memberikan handphone-nya pada sang sopir.

“Baik non.”

“Sampai sini saja pak.”

Saat telah sampai di gerbang depan kompleks perumahan elite yang dihuni temannya itu, Yuri bergegas turun.

“Lho non, biar saya antar sampai depan rumah teman nona saja.”

“Tidak usah Pak, terimakasih. Silahkan lanjutkan pekerjaan bapak.”

Yuri tahu sopir tersebut pasti akan melaporkan setiap hal yang dilakukan Yuri pada Daddy-nya, itulah mengapa Yuri lebih suka berangkat dan pulang sekolah menggunakan bus setiap hari, daripada diantar jemput sopir pribadi.

Setelah dirasa mobil yang dikendarai si sopir sudah menjauh, Yuri mulai masuk ke kompleks perumahan itu. Ia melalui Pos Satpam

“Permisi Pak.”

“Iya Neng?”

“Block A masih jauh tidak ya dari sini?”

“Oh jauh Neng, Blok A itu blok paling private di perumahan ini, jadi unitnya ada di lokasi yang paling strategis juga paling dalam.”

“Makasih Pak.”

“Iya neng sama-sama.”

Yuri bingung karena di kompleks elite seperti ini tidak mungkin ada ojek pangkalan, dan ia pun tidak mungkin menaiki ojek online karena Yuri tidak pernah mencoba, bahkan ia tidak punya Aplikasinya.

Ditengah kebingungannya sambil berjalan kaki, tiba-tiba sebuah sepeda menghentikan langkah Yuri.

“Nona muda kok jalan kaki?” Itu Ari

Yuri hanya menatap Ari malas

“Suka-suka watashi.” Balas Yuri ketus.

Ari melihat raut wajah Yuri yang tampak lebih murung dari biasanya tak berani bercanda lebih jauh lagi.

“Naik, biar gue anter.” Ajak Ari kemudian.

“Nggak mau.” Jawab Yuri

“Gue ngelakuin ini bukan buat lo, tapi biar tugas kelompok kita cepet selesai, kalau lo jalan kaki terus pingsan di tengah jalan nggak selesai tugasnya kan.” Jelas Ari lagi

Yuri pun mau tidak mau naik ke boncengan sepeda teman sekelompoknya itu.

“Watashi juga ngelakuin ini karena tugas.”

“Iyaa dah.” Jawab Ari

Mereka pun memulai perjalanan dengan keheningan, tak ada yang berniat membuka percakapan, Ari tidak berani bertanya kenapa Yuri sepagi ini sudah berada di sana padahal jam janji temu kelompoknya masih lama, sedangkan Yuri juga bertanya-tanya di dalam kepalanya tentang sebesar apa kompleks ini, karena sudah 10 menit perjalanan dilalui tapi mereka tak kunjung sampai.

Tiba di menit ke 12 sepeda itu memasuki gerbang sebuah rumah dan berhenti di depannya, tetapi Yuri tidak yakin kalau itu benar rumah Irsyam Andhanu Rifqi karena rumah ini terlalu sederhana untuk dihuni keluarga Andhanu yang kekayaannya tidak terkira.

“Ke  rumah gue dulu, gue mau ngasih pesanan Ambu.” Kata Ari

‘Oh pantas saja, rumah dia ternyata.’ Batin Yuri sambil menatap rumah itu

“Ngapain bengong? Ayo ikut masuk, gue agak lama kayaknya.” Kata Ari

Rumah itu tampak minimalis, dengan halaman berumput yang dihiasi bangku dan meja kayu sederhana, serta beberapa pot bunga tersebar di sana.

...🫐🫐🫐...

“Assalamu’alaikum Ambu.” Kata Ari saat memasuki rumahnya sendiri.

“Wa’alaikumsalam, palih dieu Ri, di dapur.” (Sebelah sini Ri)

Ari pun pergi menuju sumber suara yang menyahuti salamnya tadi dan Yuri mengekori Ari.

“Tah, mam heula ambu tos masak.” (Makan dulu nih, ibu sudah masak). Kata Ibu Ari sambil menata hasil masakannya ke piring saji.

Saat menoleh ke Arah putranya, Yeni atau ibu Ari baru menyadari kalau ada tamu.

“Eh ieu saha?” (Ini siapa)

Ari yang juga baru ingat kalau Yuri mengikutinya dari tadi hendak memperkenalkan Yuri

“Saya Yuvarani panggil saja Yuri, tante.” Namun Yuri lebih dulu memperkenalkan diri sambil menyalami ibu Ari

“Panggil Ambu aja neng Yuri.”

“Eh iya tan- maksud saya Ambu.”

“Meuni geulis kieu Ari, pinter milihan kabogoh teh ning.” (Cantik banget gini Ari, pinter juga kamu memilih pacar)

“Naon ari ambu, kabogoh oge sanes.” (Apa sih ibu, pacar juga bukan.)

“Bilang Apa?” tanya Yuri pada Ari dengan gerak bibirnya, tanpa suara.

Ari menjawabnya dengan gelengan kepala, ia kemudian memberikan kantong plastik yang sedari tadi ia pegang pada ibunya. Ambu terlihat mengecek isi kantong tersebut.

“Nuhun nya kasep.” (Makasih ya ganteng) Kata sang Ibu sambil menaruh kantong plastik berisi kain itu.

“Ayo sekarang mah kita makan dulu yuk, Neng Yuri sudah makan?”

Yuri yang memang belum sempat sarapan itu pun menggeleng pelan.

“Yaudah atuh hayu (ayo) ikut makan.” Ajak ambu pada Yuri, membawa gadis itu untuk duduk di meja makan

“A, siapin piringnya!” Perintahnya lagi pada sang Anak

Yuri tidak familiar dengan suasana ini, ia biasanya hanya sarapan sepotong roti di meja makan sendirian saja, Sekarang di hadapannya tersaji nasi dan berbagai lauk pauk yang ia tidak tahu apa namanya.

Ari yang awalnya duduk di samping Ambu, di depan Yuri kini melihat raut kebingungan dari wajah gadis itu, ia memutuskan pindah di sebelah Yuri.

“Lo mau makan apa?” tanya Ari pada Yuri.

Yuri diam saja, dia bingung hendak menjawab apa.

“Lo ada alergi?” Tanya Ari pada Yuri

“Nggak ada.” Jawab Yuri

Ari pun mulai mengambil nasi ke atas piring.

“Segini cukup?”

Yuri mengangguk saja, karena biasanya porsi makannya hanya satu atau dua lembar roti, namun hari ini dia harus rela memakan nasi.

Ari menambahkan pepes ikan, telur balado, tempe, tahu dan juga lotek (seperti gado-gado tapi khas sunda) ke atas piring gadis itu. Yuri menerima piring itu dan terheran karena tidak ada sendok dan garpu di atas meja. Ari yang menyadari kebingungan Yuri beranjak ke dapur, mengambil seperangkat sendok dan garpu.

“Harusnya sih dimakan pake tangan, tapi gue lupa lo anak sultan.” Katanya sambil memberikan alat makan itu pada Yuri

“Makasih.” Kata yuri pelan.

Ari kembali duduk di samping sang Ibu, ia memperhatikan gadis itu, yang dengan hati-hati menyendok telur balado dan nasi, lalu setelah satu suapan berhasil masuk ke mulutnya mata gadis itu tampak membulat berbinar, menutupi mulutnya dengan tangan, mungkin tidak menyangka rasa yang baru dicicipinya.

Di suapan keduanya gadis itu mencoba pepes ikan dan ia melakukan hal yang sama, begitu juga dengan suapan-suapan selanjutnya, gadis itu terlihat begitu menikmati makanannya terlihat dari badanya yang bergerak antusias ke kanan dan kiri dengan senyum di pipi tampak girang sekali.

‘Gemas’ batin Ari tanpa sadar ia terus memperhatikan gerak gerik Yuri sambil tersenyum sendiri sambil meraih gelas minumnya

Ambu yang sadar akan hal itu tersenyum geli memperhatikan tingkah putranya

“Ekhem, neng Yuri suka masakan ambu?” tanya Ambu

“Suka ambu, enak, terimakasih.”

“Kalau sama anak Ambu suka nggak?”

“Ohokk ohokk.” Ari yang tengah minum pun sontak tersedak.

“Ambu ih nanaonan?” (Ibu ih, ngapain sih?)

Ambu hanya tertawa kecil melihat reaksi anaknya. Berbeda dengan sang anak yang wajahnya sudah memerah menahan malu, sedangkan Yuri juga tertunduk kaku.

...☆🍊🫐🍒☆...

1
Mr.sun
🫣
moodbooster🐝
menarik, penggunaan bahasa sangat bagus dan penulisan sangat rapih👍🤍
Writle 🐢: Terimakasihh. 🤍🐢
total 1 replies
Mada Rabka
ceritanya baguss, unik, menceritakan dua pasangan yang berbeda, mantapp 👍🏼semangatt tor 🐢♡
Qaidarra: salken kak
Writle 🐢: Terimakasihh. ♡🐢
total 2 replies
Mr.sun
masih lucu aja 😆
Writle 🐢: Tidak kepikiran jokes lain. 😌☝🏻
total 1 replies
Mr.sun
🤭
Mr.sun
Pepet terus jangan kasih kendorr
Mr.sun
nyaman bangett keliatannya
Mr.sun
semangattttt 🤍
Writle 🐢: Terimakasihh lagii. 💚🐢
total 1 replies
Abu sidiq
Sudut pandang utamanya sering berubah-ubah dan banyak penggunaan bahasa asing jadi sedikit membingungkan, tapi masih lumayan untuk dibaca saat gabut.
Mr.sun
hampir ke Isekai oleh truk Kun
Writle 🐢: Truck chan~
total 1 replies
Mr.sun
kewwreen
Mr.sun
semangattttt🫶🏼
Writle 🐢: Terimakasihh. 💚🐢
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!