“Kalo kamu bersedia menikah dengan saya, maka jangan coba-coba untuk bermain-main, Kintan.”
“Nama saya Tania, Mas.”
“Kintan panggilan sayang saya buat kamu.”
Kintania merencanakan pernikahan dari 3 bulan lalu bersama sang kekasih, namun apesnya malah di selingkuhin sebulan sebelum pernikahannya.
Nangis? sudah pasti. Tapi galau? oh tidak, dia menerima usulan keluarganya untuk menikahi pria matang yang merupakan kakak dari sahabat baiknya.
“Tunggu! ini beneran gue mau digeledah nanti malam. Mama nggak mau!!!!!”
Pernikahan yang direncanakan hanya dalam 2 minggu, dan tanpa cinta apakah bisa berjalan dengan lancar? dan apakah cinta akan tumbuh atau sudah tumbuh diam-diam diantara mereka, tapi gengsi mau bilang?
Update setiap hari jam 10 malam
follow ig : Alfianaaa05_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nenek sihir, kakek peyot!
Tania duduk di teras rumahnya sambil bermain hp, dan tidak lupa ada laptop di depannya, yang menampilkan laporan keuangan.
Seperti yang gadis itu katakan jika dia akan tetap bekerja meski sedang cuti dan dalam masa pemulihan.
“Bosen juga kalo kerjaan cuma duduk, nggak bisa gosip.” Celetuk Tania, kemudian mengalihkan fokusnya ke laptop.
Gadis itu menghela nafas. “Gue heran banget, laporan kalo di cek udah balance terus di cek lagi kenapa berubah ya. Sial banget, kepala makin sakit aja.” Gerutu Tania, mengusap kepalanya sendiri.
Kini Tania hanya sendirian di rumah, ibunya pergi 30 menit lalu usai ia memaksa agar membantu ayah Arda di kandang guna memenuhi pesanan orang.
Ketika Tania berusaha menyibukkan diri dengan laptop di hadapannya, dia terdistraksi oleh sebuah mobil yang berhenti tepat di depan rumahnya.
Tania menahan nafas, dia cukup mengenali mobil siapa yang kini mematikan mesinnya, tanda jika orang di dalam sana siap keluar.
Tampak 2 orang keluar dari mobil Pajero Sport berwarna putih itu, menatap Tania dengan tajam dari posisi mereka berdiri saat ini.
Gadis itu hanya bisa memejamkan mata, dia harus siap menghadapi pasangan suami istri yang hampir menjadi mertuanya.
“Boleh kami masuk, Tania?” pria berkepala lima itu bertanya, dengan nada ketidaksukaan.
Tania mengangguk. “Masuk, Om, Tante.” Balas Tania sopan.
Meski dia dongkol dan membenci Bobby, namun kepada orang tua pria itu ia tetap menunjukkan rasa sopannya.
Tidak tahu apakah kesopanan Tania akan dibalas baik atau tidak. Melihat cara mereka memandang Tania, gadis itu yakin akan mendapat cacian dari mereka.
“Bagaimana keadaanmu, Tania?” wanita berbaju merah dengan rambut sebahu itu bertanya, memberikan simpati.
Dibalik pertanyaannya, Tania bisa merasakan dendam dan amarah.
“Seperti yang Tante lihat, aku harus dirawat di rumah karena kesalahan anak Om dan Tante.” Jawab Tania, wajahnya tak menunjukkan ekspresi.
Papa nya Bobby mendekat. “Tapi kamu bakal baik-baik aja abis ini, terus gimana nasib Bobby hah?” Nada tinggi itu langsung menyerang indera pendengaran Tania kasar.
“Maksud Om apa?” tanya Tania, alis gadis itu terangkat dengan angkuh.
“Bobby di penjara! kamu seharusnya tahu kalo dia mau nikah sama pacarnya.” Jawab pria itu dengan amarah yang semakin meninggi.
“Selingkuhan lebih tepatnya, Om.” Ralat Tania.
“Anak Om sama Tante itu tukang selingkuh dan pembuat masalah, gara-gara dia aku hampir kehilangan nyawa dan kalian disini malah memarahiku karena membuatnya dipenjara?!” Tambah Tania, nada bicaranya tidak kalah tinggi.
“Bukan begitu, Tania. Kami sanggup membayar berapa saja biaya pengobatannya, tapi biarkan anak tante bebas. Dia juga berhak untuk bahagia!” kata ibunya Bobby.
Tania tertawa menjatuhkan. “Sekarang aku paham, darimana sifat nggak tahu malu Bobby.” Ujar gadis itu.
“Apa maksud kata-kata kamu itu hah! dasar kamu memang nggak sopan, untung saja kamu tidak jadi menantu kami.” Cibir papanya Bobby dengan lantang.
Tania makin tertawa kencang, tidak peduli pada beberapa orang yang sudah berkumpul di depan rumahnya.
“Aku lebih beruntung nggak jadi masuk ke dalam keluarga toxic katak kalian. Anak salah masih dibela, gimana kalo si Bobby sampe bunuh orang, mungkin tetap bakal dibela.” Cibir Tania.
Tania berusaha untuk bangkit meski agak sulit, dia menatap kedua orang tua Bobby dengan tajam.
“Kalo Om sama Tante datang cuma buat minta aku bebasin anak kalian, maka jangan harap!” Tegas Tania.
“Tania, Tante mohon sama kamu. Hubungan kalian sudah berakhir, jadi tolong bebasin Bobby dan abis itu kalian bisa hidup masing-masing.” Pinta ibunya Bobby.
Meski memohon, wanita itu tetap menunjukkan wajah angkuhnya.
“Terus kenapa nggak dari kemarin aja Tante bilang gitu sama si Bobby kamprett itu. Harusnya aku nggak perlu kayak gini!” Balas Tania.
“Udah ya, Om, Tante. Sekarang kalian pergi aja, kalian ganggu orang banget.” Usir Tania dengan wajah malas.
“TANIA!!” Papa nya Bobby membentak, bahkan sampai membuat Tania terdiam.
“Setannn amat nih orang tua, apa gue tendang aja ya boar gelinding.” Batin Tania mengepalkan tangannya.
Tania membuka mulut, bersiap membalas namun tiba-tiba terdengar suara seseorang yang datang dan langsung berdiri di sebelah Tania.
“Kalian siapa hah? berani banget bentak-bentak Tania.” Mama Laila, ibu Kahfi dan Raina.
Mama Laila menatap Tania, kemudian mengusap bahunya. “Kamu nggak apa-apa, Sayang?” tanya wanita itu lembut.
Tania tersenyum, kepalanya mengangguk mendengar pertanyaan penuh kasih sayang dari ibu sahabatnya.
“Anda jangan ikut campur, Nyonya. Kami mau buat perhitungan, gara-gara dia anak kami dipenjara!” Ujar papa nya Bobby.
“Kalian kotok hah! mata kalian di kaki apa gimana? nggak lihat kondisi Tania luka-luka gini?!” mama Laila gantian membentak.
“Anak kalian yang kalian bela itu yang udah bikin Tania kayak gini, terus sekarang nggak sopan banget bentak-bentak di rumah Tania sendiri.” Tambah mama Laila.
“Nyonya lebih baik anda pergi, kami–” ucapan ibunya Bobby terhenti karena mama Laila.
“ANDA YANG PERGI DARI RUMAH TANIA!” Potong mama Laila, matanya sudah melotot penuh amarah, kesabarannya entah hilang kemana.
Ayah dan ibunya Bobby saling pandang, mereka kemudian melirik Tania yang hanya diam di sebelah mama Laila.
“Kamu jahat, Tania. Ingat, kamu nggak akan bahagia kalo Bobby nggak bahagia!” ujar ibunya Bobby.
“Nggak ngaruh, Tan. Lagian karma juga kena nya ke Bobby nanti, udah tukang selingkuh, tukang bikin masalah lagi.” Balas Tania ketus.
Akhirnya kedua orang tua Bobby pergi meninggalkan rumah Tania dengan disoraki oleh tetangga sekitar.
“Huuu dasar nenek sihir sama kakek peyot!!”
“Nggak malu bikin onar di rumah orang!!”
Begitu lah sorakan dari tetangga Tania yang melihat aksi adu mulut Tania, mama Laila dan dua orang asing itu.
“Kamu nggak apa-apa, Nak?” tanya mama Laila lembut.
Tania tersenyum lebar, bahkan sampai menunjukkan giginya. “Nggak apa-apa kok, Tan. Makasih udah belain aku.” Jawab Tania, kemudian merangkul bahu mama Laila.
Mama Laila terkekeh. “Jelas lah, masa calon mantu lagi di bentak-bentak Tante diam aja.” Ujar mama Laila.
“Kamu udah makan belum? Tante abis bikin capcay kesukaan kamu lho, Tante suapin ya.” Kata mama Laila.
Tania langsung mengangguk dan mengajak mama Laila untuk duduk. Benar saja, Tania makan disuapin mama Laila.
CIEEE ......
Bersambung ............................................
kayak nya seru cerita nya
Yaumil milad kak Alfiana,,, Barakallah fii umrik, doa yg terbaik buat kk author 🤲🥳
woaahhh happy birthday to youuu Authoorr, pnjg umur, sehat selalu, murah rezeki, smg selalu semangat dan sukses dlm berkarya💗Aamiinn
kadonya ☕ biar ga ngantuk dan semangat up😉