NovelToon NovelToon
TURUN RANJANG : Dinikahi Pilot Galak

TURUN RANJANG : Dinikahi Pilot Galak

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Pernikahan Kilat / Angst / Romansa / Pihak Ketiga / Naik ranjang/turun ranjang
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Dhanvi Hrieya

Aruna Mayswara terpaksa menerima pernikahan yang digelar dengan Jakson Mahendra-mantan kakak iparnya sendiri, lelaki yang sempat mengeyam status duda beranak satu itu bukan tandingan Aruna. Demi sang keponakan tercinta, Aruna harus menelan pahitnya berumah tangga dengan pria yang dijuluki diam-diam sebagai 'Pilot Galak' oleh Aruna dibelakang Kinanti-almarhumah kakak perempuannya. Lantas rumah tangga yang tidak dilandasi cinta, serta pertengkaran yang terus menerus. Bisakah bertahan, dan bagaimana mahligai rumah tangga itu akan berjalan jika hanya bertiangkan pengorbanan semata.

***

"Nyentuh kamu? Oh, yang bener aja. Aku nggak sudi seujung kuku pun. Kalo bukan karena Mentari, aku nggak mungkin harus kayak gini," tegas Jakson menatap tajam Aruna.

"Ya, udah bagus kayak gitu dong. Sekarang tulis surat kontrak nikah, tulis juga di sana perjanjian Mas Jakson nggak akan nyentuh tubuhku," ujar Aruna menggebu-gebu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhanvi Hrieya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 12. PEMBANGKANG

"Kenapa?" tanya Elena melirik gadis berparas ayu yang sedari tadi mencuri pandang ke arah dirinya.

Aruna mengeleng sekilas, "Nggak, aku cuma ngerasa kalo Mbak Elena cukup berpengalaman."

Elena terkekeh kecil, "Namanya juga udah jadi Ibu, lumayan familiarlah soal ngurusin pendidikan anak. Nanti kalo Aruna udah punya anak juga akan paham."

Aruna mengangguk kecil, meskipun sempat menolak. Pada akhirnya Aruna tetap pergi ke sekolah taman kanak-kanak bersama Elena, karena ibu satu orang anak itu telah sampai di rumah. Mau tak mau, meskipun tidak punya niat pergi bersama. Elena menjelaskan kelebihan dan kekurangan beberapa TK yang direkomendasikan, Aruna mendengarkannya dengan saksama.

Putri Elena bermain bersama Mentari di taman gedung TK, keduanya terlihat sangat akrab hanya dalam hitungan jam. Aruna kembali membawa atensinya ke arah Elena, memang benar sekilas wanita yang berdiri di samping Aruna mirip dengan Kinanti-kakaknya.

"Mbak Elena katanya dekat banget sama Mas Jakson, kenapa kalian nggak nikah aja? Keknya kalian berdua cocok," pancing Aruna, Elena sama sekali belum tahu status Aruna.

Elena hanya tahu jika Aruna pindah ke rumah Jakson karena harus mengurusi Mentari, mengingat Jakson tidak punya waktu di rumah untuk mengurusi Mentari. Setidaknya, hanya sampai di sana yang diketahui oleh Elena.

Elena mengulum senyum, menghela napas berat. "Masa sih, kami kelihatan cocok?"

Kepala Aruna mengangguk, "Bener, Mbak. Kalian terlihat cocok bersama, kayak ada rasa satu sama lain."

"Kamu tau kalo Jakson mencintaiku?" tanya Elena terkesiap, "kamu nggak marah?"

Aruna memasakkan tawa, berpura-pura biasa saja. Meskipun sebenarnya ia cukup kesal namun, jika ia terang-terangan marah. Sudah pasti tidak akan mendapatkan informasi apapun, ia butuh bukti untuk perceraian nanti. Menyudutkan pihak Jakson, Aruna tahu cepat atau lambat dirinya akan bercerai dengan Jakson. Seperti apa yang dikatakan oleh Hana-sahabatnya, Aruna tidak akan bisa menang dari Jakson.

Jakson sudah pasti tidak akan melepaskan hak asuh Mentari, membuat keponakannya diasuh bersama Elena. Untuk melawan Jakson, Aruna harus memiliki bukti perselingkuhan, lalu mengokohkan ekonominya, serta mencari tempat yang pas untuk tumbuh kembang Mentari. Agar hakim memihaknya, bagaimana bisa ayahnya mengasuh anak dengan selingkuhannya itu bisa saja merusak psikis Mentari.

"Nggak Mbak," jawab Aruna berdusta, "lagipula sekarang Mas Jakson udah nggak bersama Mbak Kinanti lagi, karena mbakku udah nggak ada lagi."

Tatapan mata Elena terlihat ikut sedih, tangannya meraih telapak tangan Aruna menggenggamnya perlahan.

"Aku turut berdukacita, Aruna. Meskipun telat," balas Elena lirih.

Aruna tersenyum tipis dan mengangguk. "Makasih, Mbak."

Elena mengangguk sekilas, "Kamu pasti penasaran kenapa kami saling cinta tapi, nggak bisa bersama."

"Iya, Mbak. Aku penasaran banget."

Elena melepaskan genggaman tangannya pada Aruna, tatapan matanya jauh ke depan. Seakan ia tengah mengingat-ingat apa yang terjadi 7 tahun yang lalu, tersenyum getir.

"Semuanya terjadi karena kekeliruanku, aku yang terlalu denial. Aku jelas mencintai Jakson tapi, bersikeras mau bersahabat dengannya. Takut kalo kami lebih dari sahabat maka, semuanya akan kacau. Kebetulan aku bertemu dengan papanya putriku, jatuh hati padanya. Ya, walaupun nggak sepenuhnya cinta," beber Elena pelan, "perasan nggak bisa dipaksakan, dia tau perasaanku nggak sepenuh ada padanya. Rumah tangga kami mulai goyah, puncaknya saat aku mulai berkomunikasi lagi sama Jakson saat istrinya yaitu kakakmu dikabarkan meninggal dunia. Dia benar-benar marah, melayangkan perceraian padaku."

Mungkin jika bukan Aruna yang mendengar kisah barusan diceritakan oleh Elena, mereka akan bersimpati. Sayangnya, posisi Aruna sebagai pendengar bukan orang luar. Dia, tidak mendengar hanya untuk memenuhi rasa penasarannya semata.

"Lalu, sekarang apa rencananya Mbak? Apakah kalian akan kembali bersama?" tanya Aruna bak wartawan yang enggan memberikan jeda dalam mengorek informasi panas.

Elena mengangkat kedua sisi bahunya ke atas lalu diturunkan, senyum tipis terbit di bibirnya.

"Nggak tau, kalo kami benar-benar ditakdirkan untuk bersama. Mungkin akan menikah," sahut Elena blak-blakan, "tapi, kamu tenang aja. Aku akan menjadi sosok Ibu sambung yang akan mencintai Mentari seperti putriku sendiri. Menganggap Mentari sebagai putri keduaku."

Aruna tidak tahu harus bereaksi seperti apa, ia hanya mengangguk sekilas. Atensinya kembali bergerak ke arah Mentari yang bermain seluncuran, menjadi ibu sambung yang baik. Manik mata Aruna beralih pada anak yang satu tahun lebih tua dari Mentari, satu orang anak membutuhkan kasih sayang penuh. Jika kehadiran Mentari secara tiba-tiba, kecemburuan akan mencuat.

Anak perempuan itu akan merasa ibunya diambil, begitu pula sebaliknya. Mentari akan merasa jika ayahnya telah direbut, Jakson bahkan tidak bisa berinteraksi setiap hari dengan Mentari. Saat Jakson menjadi ayah sambung, maka sudah pasti harus berperilaku adil pada putri sambungnya. Mala petaka akan terjadi, Aruna tidak ingin keponakannya merasakan perasaan seperti itu.

...***...

...BYUR!...

Air minum yang baru saja masuk ke dalam mulutnya menyembur ke luar, tangan Jakson meletakkan gelas dengan kasar di atas meja makan. Sementara tangan kirinya meraih tisu mengusap bibir dan dagunya, menatap tajam ke arah Aruna.

"Ulangi apa yang barusan kamu omongin," titah Jakson, atensinya masih tertuju pada wajah cantik Aruna.

"Pindah rumah," ulang Aruna, "rumah ini terlalu jauh dari kampusku. Aku akan membawa Mentari ke rumah lama, meskipun nggak begitu besar. Tapi, dekat dari kampus serta dekat pula dari sekolah Mentari."

Gadis ini bermaksud untuk memancing kemarahan Jakson di pagi hari, ia baru pulang 2 jam yang lalu. Jakson menyipitkan kedua matanya, menatap Aruna dengan ekspresi menyelidik.

"Alasanmu nggak logis, Aruna. Kamu menolak sekolah yang diusulkan oleh Elena, setelah awalnya mengiyakannya. Sekarang tiba-tiba mau Mentari pindah ke rumah sempit itu?" Jakson tak habis pikir.

Rumah dengan dua kamar yang tidak seluas kamar mandi rumahnya, ruangan tamu yang sempit, dapur yang sama sempitnya, dan kamar mandi yang cuma muat dua orang di sana.

"Iya, sempit kalo Mas Jakson bawa semua keluarga besar Mas Jakson buat masuk ke rumah itu. Tapi, kalo cuma buat tinggal berdua aja malah luas banget. Apalagi di sana banyak anak-anak sebaya Mentari, dia bisa main bebas di sana dibanding di sini," sahut Aruna tegas.

Jakson melotot, benar-benar suka sekali membantah perkataannya. "Atas dasar apa kamu berhak mengambil keputusan pindah ke sana Aruna."

Aruna bangkit dari posisi duduknya, tersenyum sinis. "Ya, atas dasar sebagai ibunya Mentari serta istrimu, Mas Jakson. Bukankah itu statusku saat ini, hm?"

Jakson mengerang tertahan, Aruna tersenyum lebar. Melangkah santai menuju kamarnya kembali, Jakson mengejar langkah kaki Aruna. Wanita satu ini tidak ada takutnya, tidak ada hormatnya. Keputusan Jakson menikahi Aruna merupakan kesalahan besarnya, harusnya ia tidak terburu-buru turun ranjang. Semuanya berakhir runyam, gadis berambut hitam legam itu pembangkang nomor satu.

Bersambung....

1
Reni Anjarwani
binggung yaa kisahnya
Mymy Zizan
bagussssss
Suryani Tohir
llanjut
Suryani Tohir
next
Shafa Ayudia
ceritanya bagus, banyak plot twist nya. bagi yg suka cerita seru dan menantang,sangat recommended untuk dibaca.
Dhanvi Hrieya: makasih udah mampir kakak, dan makasih atas ulasannya ❤️☺️
total 1 replies
Shafa Ayudia
ceritanya bagus kak, semangat updatenya yaa
Dhanvi Hrieya: siap, kakak ^^
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!