NovelToon NovelToon
Terbelenggu Takdir Ke 2

Terbelenggu Takdir Ke 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Hamil di luar nikah / Diam-Diam Cinta
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Septi.sari

Hafsah bersimpuh di depan makam suaminya, dalam keadaan berbadan dua. Wanita berjilbab itu menumpahkan rasa lelah, atas kejamnya dunia, disaat sang suami tercinta tidak ada lagi disisinya.

Karena kesalahan dimasa lalu, Hafsah terpaksa hidup menderita, dan berakhir diusir dari rumah orang tuanya.

Sepucuk surat peninggalan suaminya, berpesan untuk diberikan kepada sahabatnya, Bastian. Namun hampir 4 tahun mencari, Hafsah tak kunjung bertemu juga.

Waktu bergulir begitu cepat, hingga Hafsha berhasil mendapati kebenaran yang tersimpan rapat hampir 5 tahun lamanya. Rasa benci mulai menjalar menyatu dalam darahnya, kala tau siapa Ayah kandung dari putrinya.

"Yunna ingin sekali digendong Ayah, Bunda ...." ucap polos Ayunna.

Akankan Hafsah mampu mengendalikan kebencian itu demi sang putri. Ataukah dia larut, terbelunggu takdir ke 2nya.

SAQUEL~1 Atap Terbagi 2 Surga~
Cuma disini nama pemeran wanitanya author ganti. Cerita Bastian sempat ngegantung kemaren. Kita simak disini ya🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi.sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 12

London~12 Febuari 2010.

(Sekitar 1 tahun lalu, sebelum Bastian tiba di Tanah Air)

Hari ini adalah penyambutan putra Atmaja, atas kenaikan jabatan yang disudah diperoleh 2 tahun ini.

Acara itu begitu meriah, karena hari ini juga putra Atmaja yang tak lain~Bastian, dia akan mengumumkan akan melanjutkan perusahaan barunya di London, atau Indonesia.

"Apapun keputusanmu, Papah dan Mamah akan mendukung!" bisik tuan Gading kepada putranya.

Bastian hanya mengangguk. Selama 4 tahun setelah kepergiannya, dia benar-benar memfokuskan diri untuk melanjutkan pendirikan, serta mempelajari beberapa bisnis sang Ayah. Dan ini, sudah saatnya dia kembali ke tanah air. Dan untuk alasan dia bungkam selama ini, mungkin hanya Bastian yang tahu alasannya.

"Baik, terimakasih atas dukungan anda semua! Saya dapat berdiri tegap ditempat ini, juga ... Semua itu tidak luput dari bimbingan Mr-Mr disini. Setiap pertemuan, pasti ada perpisahannya juga. Dan untuk ini, saya sudah menimbang sebaik mungkin, saya akan melanjutkan perusahaan Papah saya, Tuan Atmaja, yang berada di Indonesia!"

Bastian saat ini berdiri diatas panggung penyambutan, dan didampingi oleh sang Ayah~tuan Gading Atmaja. Setelah acara persembahan selesai, Bastian segera turun, dan dilanjutkan oleh sang Ayah.

"Semangat, Sayang! Oh ya, kalau kamu pulang, Mamah juga ikut deh!"

"Aku juga ikut! Dinda mau sekolah di Indonesaia saja," sahut adik Bastian, Dinda agak berbisik, "Kalau terus-terus disini, kasian Mamah ... Nanti keinget terus sama Adik!"

Bastian hanya mengangguk. Dia juga tidak tega setiap melihat sang Mamah yang selalu melamun memikirkan Adiknya. 4 tahun lalu, keluarga Atmaja tengah berbahagia karena menyambut kelahiran sang bungsu dalam keluarga itu. Namun, bayi nyonya Dina tidak tertolong karena memiliki masalah dalam kesehatannya.

Hampir 2 tahun itu, kesehatan mental nyonya Dina sedikit terganggu, karena dia selalu melamun memikirkan putra bungsunya. Tetapi, setelah menjalani terapi, dan pemulihan oleh psikolog, perlahan kesadaran nyonya Dina pulih, hingga saat ini dia dapat beraktifitas kembali normal.

2 jam setelah acara, Bastian langsung pamit untuk pulang. Dia telah mempersiapkan semuanya untuk penerbangannya nanti sore.

Sebelum pulang, Bastian mampir terlebih dahulu ke taman pemakaman disana, untuk mengunjungi pusara sang adik. Bastian meletakan buket bunga kecil, lalu mengusap nisan itu dengan lembut. Entah apa yang dia ucapkan dalam hatinya. Bastian tampak tersenyum culas, merasa kehilangan juga. Setelah itu dia bangkit, dan langsung berjalan menuju mobilnya kembali.

"Dimas, jemput saya lusa. Nanti setelah saya sampai, saya akan mengabarimu kembali!" ucap Bastian disebrang ponselnya.

"Baik, Tuan!" jawab Dimas sang Asisten.

Setelah itu panggilan terputus oleh Bastian sepihak. Dari beberapa alasan yang dia ambil, berakhirnya hubungan Bastian dengan sang kekasih, tampaknya juga menjadi alasan utama Bastian mengakhiri masa jabatannya di Perusahaan sang Ayah, yang berada di London.

Dan hampir 2 tahun belakangan ini, Bastian mencoba membuka hati, dan akhirnya menjalin kasih dengan seorang wanita cantik blesteran. Karena satu Fakultas dan sering bertemu, rupanya kehadiran wanita itu dapat menggantikan rasa cintanya kepada Hafsah dulu.

Tetapi sekarang, hubungan mereka berdua kandas ditepi jalan, karena faktor agama. Demi menjalani kelangsungan hidup selaras, maka mereka saling mengikhlaskan.

*

*

*

Pagi ini, tepatnya hari sabtu karena Hafsah sedang libur, maka sesuai rencananya dengan Dista, mereka akan mencari keberadaan rumah Puspita terlebih dahulu.

"Hai sayangnya, Bibi ... Tos dulu dong!" kata Dista menundukan setengah badanya.

"Bibi, apa Bibi mau ajakin Yuna jalan-jalan?"

"Benar, sayang! Ayuna sudah siap?"

"Sudah, Bi! Ayok," Ayuna menarik tangan Dista, agar segera sampai pada mobil sahabat ibunya itu. Ayuna sangat senang menaiki mobil, jadi setiap Dista kesana, wanita berjilbab itu pasti membawa mobilnya. Selain aman, dia juga ingin membuat Ayuna bahagia.

Hafsah selalu tidak enak hati, karena sahabatnya itu selalu memanjakan putrinya dengan barang-barang mewah. Dan Dista pula, yang selalu menjaga Ayuna disaat Hafsah pergi mencari keberadaan Bastian dulunya. Namun nihil.

"Dis, apa kamu sudah izin sama suamimu? Aku jadi nggak enak," ucap Hafsah setelah dia masuk kedalam mobil.

"Kamu kaya sama siapa sih, Sah! Anggap saja aku ini saudaramu! Sudah ah, hari ini aku ingin ajakin Yuna ke Playground setelah urusan kita kelar," jawab Dista mengusap bahu sang sahabat.

"Dis, sebelum ke rumah Puspita ... Kita kerumah temenku dulu, namanya Mira! Kita pernah satu fakultas. Entah dia masih tinggal disana atau nggak, kita coba kesana aja dulu," imbuh Hafsah.

Dista mengangguk, lalu segera menjalankan mobilnya kembali. Rumah mira dulunya berada di satu Kecamtan dengan tempat tinggal Hafsah. Namun sudah 4 tahun ini, Hafsah tidak pernah bertemu Mira, setelah acara kelulusan itu.

Hampir setengah jam menyetir, kini mobil Dista berhenti dipinggir jalan, karena rumah Mira berada didalam gang sempit.

"Kamu yakin ini tempatnya, Sah?" ucap Dista setelah dia ikut turun.

"Mas Raga memberitahuku diam-diam, karena Mira di Fakultas terkenal anaknya orang kaya," jawab Hafsah sambil menuntun Ayuna jalan.

Rumah Mira berada dibelakang rumah mewah, yang diberi jalan pas untuk satu kendaraan motor. Mungkin rumah Mira hampir sama dengan keadaan rumah Mbok Nah dulunya. Namun karena berteman dengan Puspita, Mira sering dikira anak orang kaya, karena gayanya pula.

Dari jauh, dapat Hafsah lihat ada seorang wanita parubaya seusia ibunya, yang kini sedang menyapu didepan. Wanita itu memakai daster panjang yang warnanya sudah pudar. Rambutnya diikat asal, dengan satu tambal pelipis bewarna putih. Tubuh wanita itu kecil, wajahnya kusang tak terawat. Dia menghentikan aktivitasnya, saat melihat dua wanita muda menuju kearahnya.

"Assalamualaikum, Bu!" ucap Hafsah dan Dista bersamaan.

"Walaikumsalam ... Ada apa ya, Nak?" tanya Ibu tadi, menatap heran kedua tamunya.

"Apa benar ini kediaman Mira, Bu? Saya temannya dulu dari Fakultas," jawab Hafsah tanpa memberi tahu dirinya.

"Sebentar, saya panggilkan Mira! Mari-mari, silahkan masuk!" Ibu tadi segera mengelap tanganya dengan daster yang dia kenakan, lalu menyalami keduannya untuk dipersilahkan masuk.

Wanita bernama bu Yati itu segera masuk kedalam, untuk memanggilkan putrinya yang kini sedang memandikan sang buah hati.

"Mir, didepan ada temenmu! Kamu sudah ditungguin. Cepetan gih, biar Ibu yang mandiin putramu," ucap bu Yati mengambil alih cucunya.

Mira sedikit mengernyitkan dahi. Dia bingun, siapa yang sudah mencarinya. Bahkan mengaku teman, dan tahu keberadaan rumah aslinya. Karena penasaran, Mira langsung saja beranjak kedepan.

"Bunda, disini baunya tidak enak!" ucapan itu seketika keluar dari mulut polos Ayuna, karena dia merasa tidak nyaman dengan bau aliran kamar mandi, yang berada disamping rumah Mira, dibiarkan mengalir kemana-mana, tanpa adanya got sebagai tempat pembuangan.

Husttt!!!

Hafsah langsung menutup mulut putrinya, takut perkataan sang putri menyinggung tuan rumah disana.

"Bener Sah ... Bau banget!" bisik Dista sambil menutup hidungnya. Dia melirik kesamping dengan tatapan jijik, saat air tadi mengalir, dan menimbulkan bau tak sedap.

Begitu Mira keluar, dia langsung terpaku dengan wajah terkejut saat melihat Hafsah sudah duduk diteras rumahnya.

"Hafsah?" lirih Mira namun masih cukup terdengar oleh keduannya.

Hafsah bangkit dan langsung tersenyum. Sejujurnya, dia sangat teramat kaget melihat penampilan Mira yang sekarang. Wanita yang dulunya berdandan penuh dengan riasan tebal, kini hanya memakai daster rumahan yang banyak jahitan disetiap sisinya. Wajah Mira jauh lebih tua dibanding usiannya saat ini. Wajah itu kusam tak terawat. Apalagi potongan rambut Mira yang saat ini hanya seleher, semakin membuat wanita itu terlihat lebih kurus.

"Aku tidak basa basi lagi, Mir! Aku datang untuk bertanya perihal 5 tahun yang lalu, saat acara kelulusan. Bukannya kamu juga ada disana dulu? Kamu pasti tahu sesuatu 'kan selama ini?" tanya Hafsah dengan tatapan mengintimidasi lawannya.

Degh!!!

Tubuh Mira menegang, bersamaan jantungnya yang kini berpacu lebih cepat.

"Maaf, aku nggak tahu apa-apa!" Mira langsung melenggang masuk kembali, namun tangannya ditarik oleh Hafsah.

"Kamu mau kemana lagi? Aku belum selesai bicara," suara Hafsah memberat, penuh penekanan.

Mira spontan menghempaskan tangan Hafsah, dan langsung masuk sambil mengunci pintu rumahnya.

Brak! Brak!!!

"Mir, kamu pasti tahu semuannya 'kan? Tega banget kamu, ya! Lain kali aku pasti datang kesini lagi."

Dista menurunkan Ayuna dari pangkuannya, lalu menarik bahu Hafsah untuk diajaknya pulang. Hafsah menarik nafas dalam, lalu memejamkan mata sejenak untuk menetralkan emosinya.

Bak!

Merasa kesal, Dista menendang pintu itu namun cukup pelan, "Cantikan nggak, belagunya selangit! Huu!" geram Dista.

Hafsah kembali dengan tangan kosong. Dia menggendong putrinya, dan langsung segera pergi dari rumah Mira.

"Sah, kita kerumah Puspita saja sekarang. Oke, nanti biar giliran aku yang ngomong! Kalau aku tadi ya, Sah ... Sudah tak tarik tu rambut jagungnya!" gumam Dista merasa greget dengan sikap Mira tadi.

"Makasih Dis, kamu memang segalanya!" Hafsah merengkuh pundak sahabatnya sekilas, lalu kembali menegakan badannya.

Tuhan memang sudah menakdirkan hidup seadil-adilnya. Disaat Hafsah berjuang hidup tanpa suaminya, dia memiliki seorang Nenek dari sang suami yang begitu menyayangi dia. Dan tak lupa, Tuhan mengirimkan Dista, sahabatnya yang dulu sempat terpisah.

Pukul 10.00 mereka baru tiba dirumah Puspita. Rumahnya tidak jauh dari desa Hafsah dan Dista. Maka dari itu, mereka pernah satu SMP bersama.

Yang Hafsah tuju adalah rumah orang tua Puspita terlebih dahulu, untuk mencari informasi mengenai alamat Puspita yang sekarang. Dan bersyukurnya, Dista dulu sempat akrab dengan Puspita begitu orang tuannya.

1
Sunaryati
Kamu salah cari lawan Reza, jangan berani hanya dengan wanita, ini ada Bastian lelaki biadap yang akan jadi pahlawannya
Sunaryati
Semangat Hafsah, jadilah ibu yang tangguh
Septi.sari: 😊🙏🙏❤nantikan update selanjutnya ibu.
total 1 replies
Sunaryati
Itulah jika bertindak tanpa dipikir dulu akhirnya dihinggapi penyesalan. Tapi jika niatmu sungguh-sungguh, mudah- mudahan masih ada waktu memperbaiki kesalahan
Septi.sari: iya bu, semoga niat bastian sungguh2.🤧
total 1 replies
Sunaryati
Wah ternyata banyak yang tertarik sama Hafisyah, sayang masa mudanya dihancurkan teman- temannya.
Septi.sari: hai ibu sunaryati selamat mebaca cerita sederhana ini❤🙏
total 1 replies
yumi chan
thor lps ini bt hafisah pergi jauh sm anknya thor..stlh bas tau kalau dia punyn ank stlh kjdian itu...bt bas mkn berslh dn gla di tgl pergi kauh sm hafisah....sbd kt maaf tdki ckp dgn apa yg di lkukn..
Septi.sari: kak, terimakasih sudah mampir dicerita sederhana ini. nantikan bab selanjutnya ya❤❤🤗
total 1 replies
Tunjiah
aq sika cerita nya. ngk ber tele2
Septi.sari: kak terimakasih banyak, 🙏🙏❤❤🤗
total 1 replies
yumi chan
good jod thor
Septi.sari: kak selamat membaca, dan nantikan updatan terbarunya🙏❤❤
total 1 replies
Nadiaaa
ceritanya bagus
Septi.sari: maa syaa allah kak, terimakasih bintangnya😊🙏❤❤
total 1 replies
Nadiaaa
lanjut thor
Septi.sari: baik kak❤🙏
total 1 replies
Elly Irawati
pengen tak cakar" tuh ya wajah si pus pus😡
Septi.sari: gas dek ell, 🤣🤣🤣
total 1 replies
Elly Irawati
lanjut gais, ditunggu up selanjutnya😍😍💪💪
Septi.sari: macih dekk ell😍🤗
total 1 replies
CF
wduh sya suka kota mlang
Septi.sari: Saya juga suka kak, walaupun saya asli jawa tengah😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!