NovelToon NovelToon
Di Mana Tempat Itu

Di Mana Tempat Itu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Bukan kita menginginkan lahir ke dunia ini. Bukan kita yang meminta untuk memiliki keadaan seperti ini.
Sudah bertahan begitu lama dan mencoba terus untuk bangkit dan pada kenyataannya semua tidak berpihak kepada kita?
Aira yang harus menjalani kehidupannya, drama dalam hidup yang sangat banyak terjadi dan sering bertanya siapa sebenarnya produser atas dirinya yang menciptakan skenario yang begitu menakutkan ini.
Lemah dan dan sangat membutuhkan tempat, membutuhkan seseorang yang memeluk dan menguatkannya?
Bagaimana Aira mampu menjalani semua ini? bagaimana Aira bisa bertahan dan apakah dia tidak akan menyerah?
Lalu apakah pria yang berada di dekatnya datang kepadanya adalah pria yang tulus yang dia inginkan?
Mari ikutin novelnya.
Jangan lupa follow akun Ig saya Ainuncefenis dan dapatkan kabar yang banyak akun Instagram saya.
Terima kasih.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 12 Ngobrol Asyik.

Bis itu berhenti di tempat makan siang. Para karyawan yang sudah memenuhi warung tersebut untuk memesan makanan mereka.

"Pak mau pesan apa?" tanya Anthony asisten Arfandi.

Arfandi tidak menjawab yang hanya melihat di sekitarnya yang seperti mencari seseorang. Pandangan mata Arfandi melihat ke arah bus dan tampak Aira yang ternyata duduk di sana sendirian dengan telinganya yang memakai earphone.

Aira tidak bergabung dengan rekan-rekan yang lainnya dan mungkin saja dia memang makan di dalam Bis.

"Nanti saja saya pesan sendiri," ucap Arfandi.

"Baik, Pak," sahut Adi.

Aira tampak terlihat santai di dalam Bus sendirian. Tangannya terlihat mengscroll ponselnya sembari menyendok beberapa kali makanan yang berada di dalam kotak bekal yang diletakkan di atas pahanya.

Aira memang membawakan bekal makan siang yang di masakan ibunya sewaktu Aira ke rumahnya.

Aira tiba-tiba saja kaget saat handset di telinganya ditarik yang membuatnya menoleh dan ternyata itu Arfandi.

"Kalau makan ya makan, jangan main ponsel terus," ucap Arfandi.

"Kamu ngapain sih di sini hah! Bagaimana kalau karyawan lain bilang ini dan itu hah!" ucap Aira dengan kesal.

"Sudah makan sambil main ponsel dan sekarang makan sambil mikirin orang lain kapan kenyangnya," ucap Arfandi.

"Makanya dilarang keras untuk mengganggu!" kesal Aira.

Arfandi yang ternyata juga membawa makanannya yang berada di atas nampan terlihat piring yang diisi dengan nasi dan beberapa lauk dan juga ada mangkok yang tampak berisi dengan kuah santan yang terlihat begitu segar.

"Kamu makan di sini?" tanya Aira.

"Terlalu ramai di luar," jawab Arfandi.

"Ohhhh," sahut Aira yang melanjutkan makannya.

Mata Arfandi melihat menu makanan Aira. Aira menyadari hal itu yang melihat kembali ke arah Arfandi.

"Mau?" tanya Aira menawarkan.

"Aku mau sih tapi tidak berani meminta, takut kamu marah," jawab Arfandi.

"Sok jual mahal," sahut Aira yang membagi sambal kentang yang diletakkan di dalam wadah kecil yang berbahan botol agar masih kriuk.

"Kamu menyukainya bukan?" ucap Aira yang menuangkan ke dalam piring Arfandi.

"Kamu ternyata tahu," sahut Arfandi.

"Memang ada orang yang tidak suka dengan tentang Mustofa?" Aira kembali bertanya yang mengelak saja yang pada jelas banyak orang yang tidak suka kentang.

"Kalau begitu kamu juga ambil ini!" Arfandi menawarkan makanan.

"Kamu juga sangat menyukai soto bukan. Jadi makanlah!" ucap Arfandi.

"Kenapa? kamu boleh mengingat makanan yang orang inginkan dan aku tidak boleh. Sangat tidak adil Aira kamu memberiku makanan kamu dan aku tidak," ucap Arfandi.

"Baiklah," sahut Aira yang mengambilnya dengan menyandarkan ke dalam nasinya. Arfandi tersenyum yang sekarang berasa jika Aira sudah tidak terlalu sungkan lagi padanya.

Mereka berdua yang tampak makan dengan sangat dekat dan bahkan sesekali mereka mengobrol. Asal Arfandi bisa saja menjaga ucapannya yang tidak membawa-bawa nama sekolah yang sepertinya membuat Aira kesal maka obrolan itu bisa panjang.

****

Sudah sampai di tempat perjalanan bisnis mereka yang mana terletak di dekat pantai dan para karyawan juga difasilitasi dengan penginapan satu kamar dua orang yang memang perjalanan itu diadakan selama 3 hari kedepan.

Aira baru saja mandi dengan menggunakan pakaian tidur yang sepertinya sudah langsung ingin istirahat.

"Aira aku tunggu di luar ya," ucap Nana.

"Mau ngapain?" tanya Aira.

"Ya. Mau ngapain lagi kalau bukan gabung dengan anak-anak yang lain. Kamu nggak lihat apa di luar sana mereka sedang bermain di dekat pantai menikmati indahnya malam," jawab Nana.

"Kamu aja deh. Aku nggak ikut. Aku sudah pakai pakaian tidur dan mau tidur langsung," ucapnya yang memang sangat suka mager.

"Ya. Ampun Aira, diberikan kesempatan untuk ikut perjalanan bisnis agar otak juga bisa refreshing dan kamu malah memilih untuk tidur. Aneh deh. Sudah-sudah. Nanti duluan dan kamu jangan lupa datang," tegas Nana yang tidak ingin mendengarkan protestan temannya itu dan langsung pergi.

Aira hanya menghela nafas saja.

Ternyata Aira akhirnya keluar kamar juga. Tetapi tidak mengganti pakaiannya yang tetap memakai setelan dress piyama sepanjang sampai mata kakinya.

Aira hanya berjalan-jalan saja dengan kedua tangan yang dilipat di dadanya, di kantor dia juga tidak memiliki banyak teman karena memang pada dasarnya anaknya introvert dan temannya juga hanya Nana saja walau banyak karyawan yang magang di sana dan lagi pula hanya Aira satu-satunya karyawan magang yang diajak untuk bergabung.

Jadi sudah sangat jelas dia tidak memiliki teman untuk mengobrol. Sementara teman dekatnya pasti asik pacaran dan itu yang membuat Aira tadi lebih memilih untuk di kamar.

Tetapi menghirup udara malam yang tenang seperti itu ternyata juga menghasilkan untuk Aira.

Langkahnya tiba-tiba saja terhenti ketika melihat di salah satu bangku yang menghadap pantai yang luas, terlihat Arfandi yang fokus dengan buku.

Aira menghela nafas dan menghampiri Arfandi.

"Ehmmm!" Arfandi mengangkat kepalanya menoleh ke arah samping.

"Kamu ngapain keluar pakai pakaian tidur seperti itu. Kamu tidur berjalan?" tanya Arfandi.

Aira menggelengkan kepala dan duduk di samping Arfandi.

"Ingin cari udara segar saja," jawab Aira yang melihat lurus ke depan.

"Kamu sendiri sedang apa?" tanya Aira

"Hanya membaca buku," jawab Arfandi.

"Memang seorang bos itu masih membutuhkan tambahan wawasan ya?" tanya Aira.

"Maksud kamu apa? Memang ketika kita menjadi seorang atasan apa tidak perlu belajar kembali?" Arfandi kembali bertanya kepada Aira.

"Bukankah kamu juga masih saat ini tetap belajar?" Arfandi bertanya kembali.

"Tahu dari mana?" tanya Aira.

"Kalau magang di perusahaan yang artinya itu adalah anak kuliahan dan kamu sendiri juga masih kuliah bukan," jawab Arfandi.

"Iya. Aku baru mulai masuk kuliah sekitar 2 tahun lebih akhir-akhir ini," jawab Aira.

"Aneh bukan, di saat usia sudah semakin tua baru memikirkan untuk pendidikan," sahut Aira.

Anak seusianya memang pasti sudah lulus dan mungkin sudah dari 5 tahun yang lalu, tetapi dia baru menempuh pendidikan itu.

"Tapi justru itu yang spesial," sahut Arfandi.

Aira mengerutkan dahi mendengarkan pernyataan Arfandi.

"Jika aku yang lulus SMA langsung menempuh pendidikan perguruan tinggi dan setelah aku lulus, aku masih harus menganggur, masih harus belajar, masih harus memulai semua dari nol dan sampai ada pada titik ini dan sementara kamu sudah sukses terlebih dahulu dan baru melanjutkan pendidikan yang artinya ketika kuliah kamu selesai kamu sudah tidak butuh apapun lagi dan tidak ada yang kamu khawatirkan,"

"Tidak seperti kebanyakan orang-orang yang akan khawatir jika lulus kuliah, khawatir tidak mendapatkan pekerjaan dan khawatir semua akan sia-sia!" jelas Arfandi.

"Tapi aku juga tidak sukses," sahut Aira.

"Bagaimana tidak sukses. Jika kamu sudah menjadi seorang penulis dan memiliki karya yang bagus-bagus," jawab Arfandi.

"Kamu tahu dari mana?" tanya Aira.

"Bukankah bakat seni itu sangat mudah dicari tahu. Kamu sadar tidak Aira. Jika nama kamu ketik saja di Google, puluhan Novel kamu akan muncul. Itu artinya kamu sudah sukses," ucap Arfandi.

"Kakakku suka membaca novel-novel kamu," ucap Arfandi yang secara tidak langsung memang sepertinya mengetahui tentang Aira.

"Kamu hebat Aira. Kamu menjadi satu-satunya di antara kita semua yang satu kelas yang ternyata kamu bisa membuktikan cita-citamu dari dulu. Di saat masa sekolah kamu sangat ahli dalam bidang menulis, membuat cerita yang indah-indah dan ternyata kamu membuktikan itu sampai saat ini. Aku sangat yakin teman-teman kita ketemu bangga pada kamu," ucap Arfandi.

"Hmmm, maaf aku tidak bermaksud untuk mengungkit kembali," Arfandi takut salah bicara dan langsung cepat-cepat meralat pembicaraannya karena Aira tidak ingin mendengarkan tentang masa-masa sekolah.

Bersambung....

1
Teh Euis Tea
sira belajarlah dari mia yg iklas menerima keadaannya, nasibmu lebih baik dari mia yg dihianati suami dgn 3 anak dan hidup susah
semoga sj afandi mau membantu mia
insyaallah aku mampir baca novel barumu thor
Teh Euis Tea
aira kenapa ga ngelaporin si ramon ke polisi sih, klu di biarin si ramon ga ada efek jeranya
itu arfandi ada apa ya ga keluar dari kantornya apa dia sibuk di dlm apa sakit, bikin penasaran aj
ChikoRamadani
aira tegas dong, lawan tuh nini sihir si natalie ganggu suasana aja....

jarang2 kan aira bisa sedekat itu sama arfandi biasanya dia selalu menjauh...
Teh Euis Tea
idihhh si nathali aneh orang arfandi yg menginginkan aira dekat dia, arfandi itu naksir aira bkn km nathalia
ChikoRamadani
natalie caper banget smaa arfandi....
tapi arfandi lebih menyukai aira,,,


setelah ini aira bisa tegas dalam berbicara apalagi lawannya si natalie... dan jangan terlalu insecure ... semua butuh proses
Teh Euis Tea
natali jgn sok perhatian sm afandi, afandi sendiri cm mengharapkan aira bkn km
Teh Euis Tea
semoga km sukses ya aira novelmu buming jd km ga merasa rendah diri lg, semangat untuk aira
Teh Euis Tea
nah gitu dong aira terbuka sm ortumu jd dpt dukungan jgn apa apa di pendem sendiri pdhal ga mampu yg ada malah makin pusing makin terpuruk hingga km mau bunuh diri
Teh Euis Tea
aira klu ketahuan paling di nikahin km sm arfandi😁
Teh Euis Tea
aira jarang loh yg tulus seperti afandi wlu udah 10thn berlalu msh perhatian sm kamu
Teh Euis Tea
kasian bgt sih aira, mudah"an aj sirsmon secepatnya di tangkap
Teh Euis Tea
si aira sok kuat padahal butuh bantuan
Teh Euis Tea
si tari teman ga tau diri
Teh Euis Tea
aira benar kt afandi jgn jd orang ga enakan klu km ga nyaman pergi ke acara itu ya jgn pergi dan harus berani menolak
Teh Euis Tea
natali km cemburu ya sm arfandi
Teh Euis Tea
mungkin karna teman" nya sombong jd aira merasa minder
Teh Euis Tea
emang sih ga enak bgt klu ketemu sm teman yg udah pd sukses trs ngomongin soal kerjaan sedangkan kita hanya pekerja biasa berasa di kacangin sih mau ikut nimbrung ngobrol ga tau ngomong apa
Teh Euis Tea
makin minder aj aira nih tp tetap sj km hrs semangat aira km itu butuh teman untuk keluh kesah km jgn di pendem sendiri dan akhirnya km jd minder
Teh Euis Tea
aira ayolah bergaul km jgn minder trs sm teman km
ChikoRamadani
ini cerita aira yang selalu dikejar debt collector tapi masalahnya sudah selesai karena dibantu arfandi....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!