Diandra Aksara adalah seorang putri dari pemilik Tara Bumi Grup yang kaya dan terpandang, karena sibuk mengurus bisnisnya di luar negeri, Diandra mengambil alih tanggung jawab yang diberikan oleh ayahnya untuk mengurus kediaman dan juga perusahaan milik keluarga mereka.
Dibawah tekanan dan iri hati sang ibu tiri dan juga saudari tirinya, Diandra berusaha menjalankan tugas yang diberikan oleh ayahnya dengan baik meskipun sebenarnya ia kerapkali menghadapi rintangan dan juga bahaya yang diciptakan oleh dua orang yang sangat membencinya.
Namun kehidupan Diandra yang penuh rintangan dan juga bahaya pelan pelan sirna ketika ia bertemu dan mengenal Abimana Narendra, Seorang CEO yang dikenal jujur,berani, dan juga tajir melintir.
Penasaran dengan ceritanya? Ikuti terus kisahnya hanya di novel Gadis Kecil Kesayangan Sang CEO.
noted🚨🚨🚨
dilarang baca lompat dan komentar jelek.
Yang suka boleh like, yang tidak suka, semoga suka.
Ingat dosa ditanggung pembaca☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Saat itu, Abimana tengah sibuk mengerjakan pekerjaannya di laptop ketika asistennya yang bernama Aditya memasuki ruangannya untuk memberitahunya mengenai permintaan janji temu dari pak Surya.
"Permisi pak, saya ingin menyampaikan kepada anda kalau pak Emil barusaja datang ke perusahaan kita untuk meminta janji temu dengan anda atas suruhan pak Surya Atmaja." ucap Aditya yang langsung membuat Abimana berhenti mengetik proposal pekerjaannya di laptop, saat mendengar nama Surya Atmaja disebut.
"Pak Surya Atmaja yang dari Tara Bumi Grup itu?" tanya Abimana
"Betul pak Abi, pak Emil mengatakan kepada saya kalau pak Surya ingin bertemu dengan anda untuk membahas sesuatu yang penting. Menurut pak Abi, jawaban apa yang harus saya berikan kepada pak Emil mengenai permintaan janji temu dari pak Surya?" tanya Aditya kembali.
"Tolong sampaikan kepada pak Emil kalau aku menyetujui permintaan janji temu dari pak Surya, beritahu dia kalau aku akan menunggunya di perusahaan, besok pagi." ucap Abimana yang membuat Aditya mengerti dan langsung memberitahu hal itu kepada pak Emil.
Keesokan harinya setelah menerima kabar dari pak Emil kalau Abimana bersedia untuk bertemu dengannya, pak Surya langsung berangkat ke Santara Corp untuk bertemu dengan Abimana. Sesampainya disana, pak Surya segera diantar menuju ke ruangan Abimana oleh asistennya, Aditya.
Langkah kaki Pak Surya terdengar mantap menyusuri koridor utama lantai eksekutif perusahaan Santara Corp. Di sisinya, Aditya—asisten pribadi Abimana—mengiringinya dengan sopan hingga tiba di depan sebuah pintu berlapis kaca buram dengan ukiran elegan bertuliskan CEO Office.
Tak lama, pintu itu terbuka otomatis, dan di dalamnya, Abimana Narendra telah berdiri menunggu, mengenakan kemeja putih dan dasi gelap yang memberikan kesan profesional sekaligus tenang.
“Selamat pagi, Pak Surya. Silakan masuk,” sapa Abimana sambil menjabat tangan pria paruh baya itu dengan sopan namun hangat.
“Terima kasih, Abimana. Saya merasa senang sekali karena bisa bertemu langsung dengan Anda.”
Mereka saling bertukar senyum, lalu duduk di sofa ruang tamu dalam ruangan kantor yang megah namun minimalis itu.
Ruangan itu terasa nyaman, dengan jendela besar yang menampilkan panorama kota. Di balik ketenangan Abimana, sebenarnya pikirannya bekerja lebih cepat dari biasanya. Ia tahu betul siapa pria yang duduk di hadapannya—Surya Atmaja, pendiri sekaligus pemilik dari Tara Bumi Grup, konglomerat yang melebarkan bisnis di sektor perhiasan berlian. Tapi bagi Abimana, nama itu tak hanya bercibaku dalam dunia bisnis.
Pak Surya adalah ayah kandung Diandra.
Gadis yang langsung mempunyai tempat tersendiri di hati Abimana, yang menjadi alasan mengapa ia rela turun tangan menyelamatkan hidup seseorang untuk pertama kalinya secara pribadi.
“Begini, Abimana,” ujar Pak Surya membuka pembicaraan, menyandarkan punggungnya ke sofa namun tetap menjaga sorot mata tajam seorang pebisnis kawakan, "Kedatangan saya kesini ingin mengajak anda untuk menjalin kerjasama bisnis dua perusahaan. Seperti yang anda ketahui kalau perusahaan anda menaungi sejumlah mall besar yang ada di kota ini, yang mana mall tersebut selalu memiliki pengunjung dan pembeli yang ramai. Jika memungkinkan, bisakah saya meminta bantuan anda untuk memasarkan perhiasan berlian buatan perusahaan kami di mall mall yang perusahaan anda naungi? Mengenai pembagian hasil dan keuntungan, anda tidak perlu khawatir. Saya siap memberikan berapapun komisi yang anda inginkan." ucap pak Surya yang di dengar dengan baik oleh Abimana.