NovelToon NovelToon
Indah Cintanya

Indah Cintanya

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Anak Kembar / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Bad Boy
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Sriii Wulandari

【Cantik×Ketos Dingin+Cinta Pandangan Pertama+Cinta Manis】⚠️ FOLLOW DULU BARU BACA ⚠️ Haii..selamat menyelami dunia fiksi, sebagian cerita diambil dari kisah nyata. mohon maaf jika ada kesalahan/kekurangan Dalam cerita ini, karena saya juga manusia biasa. Terimakasih sudah mau mampir ke cerita ini ••••••••• Liliana Marcella Kusuma, Itulah nama yang dulunya disematkan oleh neneknya. entah kenapa sejak dia kecil dia tak pernah mendapat kasih sayang dari kedua orangtuanya, seakan kedua paruh baya itu membentangkan jarak kepada putrinya itu. Namun walaupun begitu, Liliana tetap semangat menjalani harinya karena dia punya pacar yang sangat cinta padanya. Ivander Jovanka Bagaskara, Pria dingin yang tak tersentuh, dan terlahir dari keluarga konglomerat. walaupun punya harta yang melimpah dan keluarga yang lengkap tak membuatnya bahagia. Tapi sejak berjumpa dengan perempuan yang bernama Liliana Marcella Kusuma, membuat dunianya serasa berwarna.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sriii Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

(12). Cinta sejati

Happy reading

Di Taman Rumah sakit

Liliana menggeleng. "Bukan, perginya ketempat yang jauh, yang mana kamu pun tak bisa menjemputku."

Vander menyatukan kedua alisnya. "Li, apa maksud kamu yang? Kamu mau ninggalin aku?"

"Jika sudah waktunya aku bisa apa Van! Semua manusia dimuka bumi ini, tidak akan tahu kapan dia masih hidup dan kapan dia mati."

"Aku tahu Li, tapi jika kamu ingin pergi ninggalin aku, itu nggak akan bisa Li." Sahut Vander dengan tenangnya

"Loh, kok gitu. Mana bisa Van." Liliana jadi bingung dengan pembahasan kekasihnya

"Ya bisalah, kita berdua akan selalu bersama yang, bahkan dunia ini akan ikut bersaksi, Kalau cinta kita itu abadi! Jadi jangan pernah kamu memintaku untuk menjauhimu Li, itu nggak akan bisa." Katanya lagi dengan mantap, hatinya bersungguh-sungguh saat mengucapkan itu. Bahkan Lili sendiri bisa merasakan kesungguhan itu

"Kamu dengar aku kan sayang, Jangan pernah ada niatmu menyuruh ku untuk menjauhimu Li."  Sekarang telapak tangan Vander bertengger di pipi ranum itu

Liliana menggangguk perlahan. "Maafkan aku Van, yang sebelumnya berpikiran seperti itu."

"Tidak apa-apa yang, aku ngerti kok, pasti kamu overthinking kan, soal masalah ini! Jadi untuk kedepannya, jika ada sesuatu yang membuat kamu tidak nyaman, bilang saja padaku. Kita hadapi sama-sama problem Nya."

"Iya Van, aku jadi merasa lebih baik. Ketika menceritakan nya padamu! Makasih banyak ya." Liliana tersenyum manis menunggu jawaban dari kekasihnya

"Tentu sayang, kamu sangat berharga untukku! Jadi tidak perlu berterima kasih." Vander bangkit dari posisi jongkok Nya lalu Duduk disamping Liliana." Sini aku peluk yang." Vander mendekat kemudian membawa tubuh Lili kedalam pelukannya.

"Aku bahagia Van, terus seperti ini ya. Hanya dengan kamu aku bisa bahagia." Tutur Liliana yang masih setia memeluk pria itu dengan erat.

"Tentu sayang, kita hadapi bareng-bareng ya, semuanya."

Liliana menggangguk-angguk dengan pasti, dia merasa lega sekarang. Apalagi Vander tetap setia disampingnya.

Keesokan harinya

Liliana sudah diperbolehkan pulang. Arthur ikut menjemput kakaknya, sedangkan David, ayahnya sedang tidak bisa karena kebetulan hari itu dia melakukan perjalanan bisnis keluar kota.

Dan untuk nyonya Cecilia tidak bisa ikut  menjemput calon menantunya, dikarenakan sedang ada pertemuan dengan beberapa

Dan sesuai kesepakatan dari mereka semua. Liliana akan ditempatkan di apartemen, melihat bagaimana bringasnya nyonya Anna ketika melihat anak sulungnya. Tentu semua untuk kebaikan Lili juga

Sesampainya di apartemen Lili berjalan pelan menuju lift, Vander siap siaga disampingnya. Sedangkan Arthur disamping kanannya Lili. Dibelakang ada bodyguard dan supir pribadinya membawa barang mereka.

Sebenarnya Lili sungkan pada pacarnya. Karena pria itu dengan setia membantu Lili dalam keadaan apapun. Ini juga apartemen dari keluarga Vander sendiri, padahal Lili sudah menolaknya tapi apalah daya punya pacar seperti Ivander.

Begitu pintu dibuka, Lili langsung menatap takjub Ruangan yang didalam.

"Waw indah banget yang, ini juga kamarnya cantik banget! Kamu nggak salah yang, kasih aku kamar segede ini." Ucap Liliana yang masih menatap kagum kamar barunya, jauh berbeda sekali dengan kamar yang dirumah orang tuanya.

"Nggak dong, sini yang. Aku tunjuin sesuatu sama kamu." Vander menarik lembut tangan kekasihnya lalu membawanya menuju balkon kamar yang ditempati Liliana.

Begitu dibalkon, Liliana juga terkagum-kagum dengan pemandangan yang dilihatnya dari atas apartemen. " Indah sekali, pasti aku betah deh kalau tinggal disini."

Vander tersenyum tipis, lalu mengarahkan pandangan Liliana ke apartemen sampingnya. "Kamu lihat balkon disamping ini, ini bakalan tempat yang aku tinggalin mulai dari sekarang."

"Kok bisa Van, tepat disampingnya pula lagi."

"Ya bisa dong yang, biar kita barengan terus." Kata Vander lagi sembari merangkul bahu kekasihnya dari belakang.

"Iya deh, sipaling bucin."

"Bucin sama pacar sendiri nggak papa kali yang! Ya udah masuk kedalam aja yuk." Ajak Vander

Liliana mengangguk, mereka masuk kembali kedalam setelah Vander mengunci pintu balkon yang didalam kamar itu.

Diruang tamu nampak Arthur yang sedang menonton sembari menikmati cemilannya, namun begitu melihat kehadiran kakaknya, dia hanya menyengir saja. "Kak Lili mau?" Tawarnya dengan santai

"Nggak Thur, lagian akhir-akhir ini Kakak jarang banget makan cemilan gituan?"

"Loh kenapa, ini enak Lo kak. Atau kakak mau cemilan yang lain gitu, kalau mau biar nanti Arthur beliin buat kakak." Tutur Arthur dengan antusias.

"Beneran kamu mau beliin buat kakak." Sahut Liliana dengan pelan, takut kedengaran pada kekasihnya.

"Suer kak, pasti aku beliin deh untuk kakak." Jawab Arthur dengan pelan juga

"Sebenarnya kakak pengen makanan yang pedas-pedas gitu Thur, kakak udah lama banget nggak makan itu."

"Bukannya pedas itu pantangan ya, Secara kan makanan Nya pedas, nanti maag Kakak kambuh Lo kak." Nasehat Arthur dengan pelan

"Ih kamu Thur, kan kakak juga pengen. Sekali-kali gitu." Gerutu Liliana dengan sebal

"Bukannya nggak mau kak, tapi aku nggak mau aja, kalau kakak sakit lagi." Sahut Arthur dengan lembut

"Tapi boleh deh, nanti aku beliin kalau ada waktu! Tapi janji ya, cuma sekali doang kak. Arthur nggak mau bikin masalah lagi." Ucapnya lagi.

"Makasih Thur, jadi makin sayang deh sama adik aku."

"Sama-sama kak Lili cantik." Sahut Arthur

Tak lama Vander datang dari arah dapur, pria segera mengajak Liliana bersama adiknya untuk makan siang. Tak lupa dia mengajak  pelayan yang akan tinggal bersama Lili nantinya.

"Makannya sepiring aja ya Li, ribet nanti kalau beda-beda." Ucap Vander dengan asal

Liliana menggangguk saja. " Nggak malu yang, diliatin mereka."

"Ngapain malu coba, orang aku makan berdua sama pacar aku." Sahut Vander dengan tenang

"Bilang saja kakak modus, kan sama kak Lili." Kata Arthur dari tempat duduknya

"Kalau iya kenapa, kamu mau juga Thur! Mangkanya cari pacar sana." Balas Vander

"Nggak minat kak."

Akhirnya Lili bersama Vander makan dengan saling suap-suapan, Vander dengan sigap membantu Liliana memisahkan duri ikan dari dagingnya. " Mau lagi yang, biar aku tambahin."

Liliana menggeleng. " Udah kenyang Van, kamu habisin aja ya."

"Kamu nggak suka ya, sama makanannya? Atau mau diganti yang lain." Tanya Vander begitu melihat nafsu makan perempuan itu menurun.

"Nggak ah, udah kenyang. Aku kekamar bentar ya Van."

Vander menggangguk sembari melanjutkan makannya. " Makan yang banyak Thur, biar badan kamu cepat gede."

"Iya kak...,"

"Ohya sekolah kamu gimana, Nggak ada masalah kan?" Tanyanya dengan perhatian

"Semua baik kak, nggak ada yang berani macam-macam kok, sama Arthur."

"Syukur deh, kalau begitu. Nanti kalau ada apa-apa, bilang saja sama kakak. Nggak usah sungkan."

Arthur menggangguk mantap. " Siap kak."

Selesai makan siang. Kedua pria itu memilih memainkan game mereka, lagian nggak ada kerjaan juga. Dikarenakan hari libur juga, mereka memilih bersantai.

°°°°°°••••••••••••••°°°°°°

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN DAN SHARE YA Terimakasih

1
Wulan28
Perbaikan sedikit, Lili mengangguk sembari tersenyum ramah. "Iya tuan, Waalaikumsalam! Dadaaa adiknya kakak." Lili melambaikan tangannya begitu melihat tangan kecil Ali melambai-lambai kearahnya
Wulan28
Perbaikan sedikit, tangannya menelusuri dada bidang suaminya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!