THE STRONGEST

Setelah perjamuan di istana dua hari yang lalu, kini Jian Yi tengah berkemas di dalam kamarnya.

Tidak banyak barang yang Jian Yi bawa, karena dia berpikir jika selama di perguruan Xuan nanti, dia hanya akan keluar saat dia ingin saja.

"Jian'er,"

Jian Yi yang masih mengemasi barang-barangnya menoleh, dan melihat Dai Lu sudah ada di depan pintu kamarnya.

"Kakak Dai,"

"Sebentar lagi musim dingin, kau harus membawa pakaian hangat lebih banyak. Aku mendengar udara ,di perguruan Xuan, sedikit lebih dingin,"

"Baik, aku mengerti,"

"Kau...kau benar-benar akan meninggalkan rumah ini?"

"Kakak, aku pergi ke perguruan Xuan untuk berlatih. Bukan untuk bermain, kau tahu itu,"

"Ya, aku memang tahu. Dan aku juga tahu, jika di perguruan Xuan memiliki aturan yang sangat ketat,"

Jian Yi meraih tangan Dai Lu dan menggenggamnya, "Aku akan baik-baik saja, Kakak. Kau jangan terlalu khawatir,"

"Jian'er,"

"Kakak Dai, aku berjanji akan baik-baik saja di sana,"

"Meski kau berkata seperti itu, tetapi aku tetap saja merasa khawatir. Apalagi..."

"Kakak, aku tahu bagaimana keadaan tubuhku, aku akan baik-baik saja. Apa Kakak lupa jika sekarang aku sudah bisa menggunakan kipas itu?"

Dai Lu menatap Jian Yi, selama ini dia selalu bersama dengan Jian Yi di kediaman Wen itu. Dan sekarang, dia akan sendirian di sana.

Jian Yi tersenyum pada Dai Lu, kemudian mengikat kain yang berisi pakaian dan juga beberapa barang miliknya.

"Nona, orang-orang dari perguruan Xuan sudah berada di aula perguruan. Tuan meminta anda dan Nona Jian Yi untuk pergi ke sana," ucap seorang Pelayan.

"Kami akan segera ke sana," Jian Yi menatap Pelayan itu.

Setelah merasa cukup, Jian Yi menatap Dai Lu, "Kakak, orang-orang dari perguruan Xuan sudah datang. Lebih baik kita segera ke sana,"

"Aku mengerti,"

Jian Yi dan Dai Lu berjalan keluar dari kamar itu, Jian Yi menatap lurus ke depan. Seperti dia sudah sangat siap meninggalkan kamar dan juga kediaman Wen itu.

Kedua wanita itu berjalan keluar dari kediaman Wen, dan terus melangkah menuju perguruan Chang.

Nyonya Wen yang melihat Jian Yi pergi dari kediaman Wen, tersenyum.

"Sekarang keluarga Wen sudah tidak lagi memiliki beban. Anak yang tidak bisa apa-apa itu akhirnya keluar," ucap Nyonya Wen.

Disepanjang jalan Jian Yi dan Dai Lu tidak saling berbicara, mereka tengah sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

Tiba di perguruan Chang, Jian Yi dan Dai Lu langsung pergi ke aula perguruan untuk menemui para Tetua, Guru dan juga orang-orang dari perguruan Xuan lainnya.

Di depan pintu aula, Jian Yi dan Dai Lu dapat melihat semuanya sudah duduk dan menunggu mereka.

Jian Yi melangkahkan kakinya dengan tenang ke dalam aula, kedua matanya menatap Tuan Wen, yang tampak tidak rela jika dia harus pergi ke perguruan Xuan

Di dalam aula itu juga ada Yi Ling dan sembilan murid yang akan ditempatkan di perguruan Xuan.

"Jian Yi mohon maaf karena sudah membuat para Tetua dan Guru menunggu," ucap Jian Yi sambil memberi hormat pada para Tetua dan Guru yang ada di dalam aula.

"Apakah kau sudah siap untuk pergi ke perguruan Xuan?" ucap salah satu tetua perguruan Xuan.

"Saya sudah siap, Tetua Xu,"

Laki-laki yang dipanggil Tetua Xu mengangguk.

Di belakang Tetua Xu berdiri Jin Cheng, yang menatap Jian Yi.

"Tuan Wen, seperti yang diinginkan oleh Tuan Yan. Di perguruan Xuan nanti, Nona Wen akan tinggal terpisah, dan juga dia akan tinggal dekat dengan tempat tinggal Jin Cheng, juga... Nona Wen akan berlatih dengannya," ucap Tetua Xu.

"Baik, aku mengerti,"

Wen Yi Ling menatap Jian Yi yang tampak tenang, bahkan tidak memperlihatkan rasa keberatan sama sekali.

Bruk!

Jian Yi tiba-tiba berlutut, dan memberi hormat pada Tuan Wen.

"Paman, terima kasih sudah menjaga Jian Yi selama ini. Terima kasih karena sudah melindungi dan memberikan semuanya pada Jian Yi. Jian Yi berjanji, Jian Yi tidak akan membuat Paman kesulitan lagi," ucap jian Yi.

Tuan Wen dan Dai Lu sangat terkejut mendengar perkataan Jian Yi, yang seperti ingin benar-benar pergi dari keluarga Wen.

Yi Ling yang masih tidak mengerti mengenai Jian Yi yang sebernarnya, hanya diam sambil mengepalkan kedua tangannya.

"Jika begitu, Tuan Wen. Kami akan membawa sembilan murid dan juga Nona Wen ke perguruan Xuan sekarang. Juga kami akan menempatkan sepuluh murid kami di perguruan Chang, anda," ucap tetua Xu.

"Baik, kami akan memberikan pelatihan yang baik pada mereka,"

Tetua Xu mengangguk.

Jian Yi berdiri dan menatap Tuan Wen, lalu mengangguk pelan.

Sebelum Jian Yi pergi bersama dengan orang-orang perguruan Xuan, dia menatap Yi Ling sejenak lalu menatap Dai Lu yang kedua matanya tengah menahan air matanya.

"Jaga diri Kakak baik-baik," ucap Jian Yi.

"Kau harus menjaga kesehatanmu,"

Jian Yi mengangguk.

Orang-orang dari perguruan Xuan berjalan keluar dari perguruan Chang, begitu juga dengan sepuluh murid perguruan Chang, termasuk Jian Yi.

Tuan Wen melihat kepergian Jian Yi, kedua tangannya mengepal dengan kuat.

"Maafkan aku Yuan, karena aku tidak bisa membuatnya tetap berada di rumah ini,"

Yi Ling berjalan keluar dari aula perguruan, entah apa yang ada dalam pikirannya. Tetapi saat melihat Jian Yi pergi, seperti ada sesuatu yang ingin keluar dari dalam tubuhnya.

Tuan Wen dan Wen Dai Lu melihat Yi Ling yang berjalan keluar dengan begitu tergesa-gesa, namun mereka tidak memanggilnya.

Di dalam perjalanan, Jian Yi hanya diam. Dia tengah menghapalkan satu teknik yang belum dia pelajari semuanya.

"Kak Jian Yi, kenapa kau juga ikut dengan kami? Kau adalah anggota keluarga Wen," bisik salah satu murid perguruan Chang.

"Tidak apa-apa, aku bosan berada di sana. Dan aku dengar di perguruan Xuan memiliki kekuatan langit dan bumi lebih banyak,"

"Tetapi Kak Jian Yi, kau..."

"Jangan banyak bicara lagi, aku sedang mempelajari sesuatu!"

Kedua murid yang berdiri di samping Jian Yi saling menatap. Mereka cukup bingung, karena di tangan Jian Yi tidak ada kitab atau apapun.

Mereka pun tidak lagi bersuara, dan kembali melihat ke depan.

Jin Cheng yang berdiri tepat di depan mereka hanya diam, meski dia mendengar semua pembicaraan itu.

"Sebenarnya apa yang direncanakan oleh Tetua Yan? Dia memintaku untuk berlatih dengan wanita ini,"

Dalam perjalanan, Jian Yi melihat beberapa toko minuman yang menjual arak. Tetapi dia menggelengkan kepalanya, karena dia tahu jika di perguruan Xuan tidak diperbolehkan meminum arak.

Rombongan itu terus berjalan hingga melewati gerbang Ibukota, karena perguruan Xuan terletak di kota yang berada di luar Ibukota kerajaan Qin.