NovelToon NovelToon
Senandika Renata

Senandika Renata

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Angst / Romansa / Bad Boy / Bullying dan Balas Dendam / Slice of Life
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: YuanYen

Renata tuli, dan itu sudah cukup menjadi alasan mengapa dirinya di jauhi se-antero Amarta.

Tapi pemuda itu, Maleo, tidak berpikiran demikian. Ia justru menganggap Renata...Menarik? Tanpa alasan, seperti itulah Maleo.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YuanYen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12. Membara

...⚠️BAB MENGANDUNG KEKERASAN, PERKATAAN KOTOR, DLL YANG TIDAK PANTAS DITIRU, KEBIJAKAN PEMBACA DISARANKAN!⚠️...

"OEMJI!!" Ashel menjerit bak orang kesurupan. Mengusik keharmonisan dua insan yang saling bertemu rindu.

Ashel, gadis itu disertai semangat empat lima-nya mendobrak satu-satunya akses masuk, mengalihkan atensi Maleo yang sedang bersandar di bahu sempit Indira. Tanpa pikir panjang, Ashel mendekati keduanya, kepala Maleo terangkat, ia menegakkan tubuh. Indira menatap sekilas manik setenang laut kepunyaan Maleo, Sang Gadis Jelita hendak berjalan keluar layaknya seorang model papan atas, tapi segera Ashel sergah.

"Heh, lo itu niat gak sih jadi pelakor? Pake pergi segala lagi!"

Mendengar kalimat celaan yang Ashel katakan diiringi wajah tanpa salah menyulut amarah api yang awalnya berusaha dipadamkan. Maleo bangkit dari paralon usang, tinjunya terkepal, pandangannya kosong sehingga aura intimidasi menguar. Walau tak cukup kuat untuk menundukkan banteng yang membara dalam jiwa Ashelia Chandrakelabu.

"Maksud lo apa?'' Maleo murka, meskipun wajahnya datar seakan tanpa rasa. Indira meraih bahu kokoh Maleo, berusaha menghentikan tindakan yang pastinya akan memancing kericuhan.

Ashel mengangkat dagunya tinggi-tinggi. "Emang ya, cowok brengsek kayak lo gak bisa ngertiin hati cewek!"

Pernyataan Ashel menciptakan helaan napas kasar dari sang empu. "Shel," panggil Maleo.

Ashel bersidekap dada, matanya melotot sementara alisnya menukik tajam. "Don't say my name with your dirty mouth! (Jangan menyebut namaku dengan mulut kotormu!)" Ujarnya congkak.

Rona merah menjalar, urat-urat mencuat pertanda api amarah kembali berkobar. "Terus lo mau dipanggil apa? Babi?" Sarkasnya.

Nyali Ashel tetap menyala, justru semakin menggebu-gebu. Ia merentangkan telapak tangannya hendak mencipta tamparan pada rahang keras pemuda dihadapannya. Namun tertahan akibat emosi yang berusaha ia pendam, meski telah terlanjur meluapkan unek-uneknya.

Maleo menunduk, giginya bergemulutuk. "Apa? Tampar aja!'' Maleo menantang, Ashel yang tidak mau kalah justru semakin tertantang.

PLAK!

Tangan Ashel berhasil melayangkan pukulan keras yang membuat sang empu melengos, Indira memejamkan matanya seakan enggan menyaksikan adegan kekerasan yang dilakukan dua siswa kelas sebelas itu. Indira memegangi lengan Maleo, mencoba menangkal kalau-kalau pemuda itu menghunuskan tangannya yang terkepal.

Tapi bukannya memberontak, Maleo justru tertawa terbahak-bahak. Surai legamnya berantakan sedikit lepek akibat perdebatan panas yang terjadi beruntun, pupilnya seperti ombak di lautan yang siap melahap habis para manusia ditepian pantai, secarik seringai terlukis di wajahnya.

"Lo," nada yang biasanya lantang nan percaya diri kini jauh dari hingar bingar itu. Maleo menunduk, ia menelan ludahnya kasar, meruntukki suara parau yang keluar begitu saja.

"Lo tau apa soal gue?"

 "Cowok pecundang kayak lo, ga perlu repot-repot gue ngertiin," cerocos Ashel tak gentar.

"LO GATAU APAPUN SOAL GUE, ASHEL!'' Gertak Maleo, nada tinggi mengalahkan pertahanan Ashel. Namun bukan begitu yang terjadi, melainkan hawa aneh yang menciptakan atmosfer nan mencekam.

Indira menahan pundak Maleo agar pemuda tersebut tidak hilang kendali. "Ashel, tolong ngertiin dulu ya?" Ujar Indira berusaha menengahi keduanya.

"Lo?" Ashel terkikik geli. "HAHA! Bullshit!Bahkan lo aka ga bisa ngertiin perasaan Renata, sok-sokan mau nyuruh gue ngertiin perasaan dia!" Ashel menunjuk-nunjuk ke arah Maleo.

Maleo menatap Ashel dengan intens, sarat akan rasa kesal. "Ngapa lo nunjuk-nunjuk gue? Udah ngerasa paling bener?" Sahut Maleo kala merasa dirinya tengah direndahkan menggunakan isyarat.

Ashel menaikkan alisnya. "Oh, jadi yang udah mainin perasaan cewek itu bener ya?" Balas Ashel tak mau kalah.

"DASAR CEWEK ANJING!" Maleo kehilangan kendali, kepalan tangannya hampir mendarat sempurna pada pipi mulus Ashel. Tapi sayangnya, kepalan tangan yang ditujukkan kepada Ashel justru mengenai....

"INDIRA!"

Pupil Ashel membesar beberapa sentimeter, mulutnya ternganga, seketika rasa bersalah melanda hatinya. Maleo menatap nyalang kearahnya, Ashel berusaha menggapai tubuh Indira yang tergeletak tak sadarkan diri, dan tentu tindakan itu berhasil dicegah oleh Maleo yang dengan sigap memapah tubuh mungil gadis tersebut.

"Mal, gue-"

"Gue bisa tanpa lo, kalau lo mau tahu." Tukas Maleo lantas berjalan mendekati pintu yang semula tertutup.

"Mal-" perkataan Ashel kembali terjeda, akibat Maleo yang sempat-sempatnya mengambil telepon dari saku celananya.

"Duitnya udah gue transfer, makasih udah bantu gue selama ini, juga Renata." Kemudian ia berlalu meninggalkan Ashel sendiri di sana.

...•••...

Ashel berjalan sembari menyeret kakinya. Angin berhembus menerpa helaian rambutnya, daun-daun berjatuhan menambah kesan dramatis. Ashel memikul tasnya, mentari telah menyingsing beberapa menit yang lalu, dan untungnya Ashel terbangun sebelum itu.

"Haaah.." Helaan napas terdengar, Ashel menatap sekelilingnya. Berharap orang yang ia cari dapat ia temukan. Namun nihil, nampaknya takdir telah membawa orang itu menjauh darinya.

"Ashel?"

Merasa dipanggil, Ashel berpaling. Ia menangkap Renata yang tersenyum ke arahnya, surainya lembut akibat conditioner dan shampo yang beberapa hari lalu ia beri secara cuma-cuma. Renata menggendong tas lusuhnya, kacamata bertengger apik di tempatnya, senyum terukir di wajahnya yang cerah. Nampaknya gadis itu tak mendapatkan rundungan secara fisik lagi.

"Nataaaaa," Ashel berlarian kecil lantas merengkuh tubuh Renata. "Kamu kok masih panggil aku Ashel sih?" Ia merengut.

"Eh, aku ga kebiasaan panggil kamu..."

"Shel," cicitnya.

Ashel tersenyum. "Itu bisa!" Ia terkikik tatkala raut Renata yang berubah masam.

"Kalau kamu suruh baru bisa!" Ujar Renata, ia membiarkan gadis yang kini menyandang status sebagai sahabatnya itu tertawa entah karena apa Renata tidak tahu. Toh, Ashel itu orangnya receh.

"Btw, shampo yang gue kasih udah habis belum?" Sambar Ashel tiba-tiba, tentu setelah ia menghentikan gelak tawanya. Renata hanya menggelengkan kepalanya, tidak habis, karena Ashel memberikan sekotak penuh kepada Renata.

Keduanya berjalan melewati lorong-lorong panjang yang dikerumuni murid-murid. Ashel berjinjit, jiwa keponya meronta-ronta karena kerumunan yang mengepung seseorang seraya melontarkan ujaran kebencian. Sayup-sayup keduanya mendengar suara rintihan seorang gadis seusianya yang tengah menahan sakit.

"Dasar anak koruptor!" Hardik seorang siswi.

"Udah puas makan uang haram?!" Bentak siswi lainnya.

Siswi-siswi dihadapan Renata maupun Ashel berbisik-bisik. "Eh, lo udah tau? Bapaknya Hera ternyata korupsi," seorang siswi berbisik pada temannya.

Teman si siswi melotot. "Yang donatur itu?!" Ia memekik.

Ashel menghela, ia merasa Renata telah aman. Tapi Renata justru mengerutkan keningnya, ia mendesak untuk masuk memotong kerumunan yang ada. Renata menghiraukan larangan Ashel yang menyuruhnya untuk diam.

Renata melongo, matanya membulat sempurna kala menyaksikan adegan dihadapannya. Hera, sosok yang selama ini menjadi penyebab penderitaannya maupun kebahagiaan yang ia alami di masa lampau, jatuh terduduk, rambutnya acak-acakan, Renata melihat tangan seseorang menjambak rambut itu. Renata dapat melihat lingkaran di bawah mata Hera, bukti bahwa gadis itu tak tidur semalaman.

"ARGH!" Hera menggeram kala merasakan sakit pada kulit kepalanya, akibat rambut yang ditarik kencang.

"BERHENTI!"

Renata menjerit, puluhan siswa mengalihkan atensinya pada gadis tersebut. Ashel menepuk jidatnya pelan, ia menghela lantas berusaha mencari Renata di antara kerumunan.

...Aduh...Anak itu tidak punya rasa benci ya? Batin Ashel....

1
Rania Venus Aurora
Hallo..semangat ya../Smile/
YenYuanTyan: makasih/Smile/
total 1 replies
Galint
Ceritanya benar-benar menyenangkan, ada suka dan ada sukanya.. jadi nyaman banget🌹
Galint
plis jangan buru-buru tamat, ini lucu/Smile//Smile/
Galint: kayanya haruss
YenYuanTyan: mungkin aku tambahin extra chap kali yaa/Sly/
total 4 replies
Zhen Yi
saling support🤍🤍
YenYuanTyan: iyaa, semangat buat kamu ya cantikk/Hey/
total 1 replies
Verlit Ivana
'Kain beda rona' wuah aku suka padanan katanya. /Smile/
mamayot
salqm dari RAHASIA PANAS SANG DUDA
YenYuanTyan: okeiii habis tamat insyaallah aku baca ya sayangg /Smile/
total 1 replies
Alfaira
Hihiii semangat yaaa. Semoga rajinnya nular ✌🏻
YenYuanTyan: iya hihi, kamu juga semangat nulisnya yaaa
total 1 replies
YenYuanTyan
Bentar lagi bakal ada yang dapet karma/Sleep/
Neonaaaaa
lanjutt 🔥🔥
YenYuanTyan: udah kakak
total 1 replies
Alfaira
tiba2 bangett hamil 🙈
YenYuanTyan: Overthinking kakkk
total 1 replies
Neonaaaaa
semangat teruss🔥🔥
YenYuanTyan: huwaa makasihhh
total 1 replies
Serenarara
Gue juga seneng.../Tongue/
YenYuanTyan: kwkkwkwk Ashel kaptenn
total 1 replies
Serenarara
Heeii otak anda yah...mikirnya kejauhan...
YenYuanTyan: Renata: Maklum overthinking kak
total 1 replies
Serenarara
Aku takut...

Aku ingin bingar...
Aku mau di pasar...
Pecahkan saja gelasnya biar ramai!
Biar mengaduh sampai gaduh...
YenYuanTyan: plssss no word word
total 1 replies
Serenarara
Kulari ke gunung kemudian menyanyiku
Kulari ke hutan kemudian teriakku....
Serenarara
Ini karya pujangga bukan penulis.
YenYuanTyan: kamu lucu banget sihh kakkk
YenYuanTyan: wkwkkkw
total 2 replies
Serenarara
Benakku kini bagai untaian embun yang memasuki relung jiwa seorang petapa yang dahaga. Saya sendiri tidak mengerti artinya, tapi sungguh ini melenakan pembaca.

Bosan...aku dengan penat...
dan enyah saja kau pekat!
Seperti berjelaga jika ku sendiri...
Serenarara
Masih nggak ngerti yg di otak Maleo. Niat nolong gak sih?
Serenarara
Waduuw.... estetik bener kayaknya nih...
M.S
aku udah mampir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!